Sidebar ADS

JADILAH WARGA NU YANG KAFFAH

💐🌹☬ 𝐒𝙚𝙥𝙪𝙩𝙖𝙧 𝙬𝙖𝙧𝙜𝙖 𝙉𝙐 ☬🌹💐
            ﷻبسم الله الرحمن الرحيمﷻ   

Warga NU yang Kaffah sejalan serta mengikuti dan menganut murni Ajaran akidah Aswaja Annahdiyyah yang sudah terorganisir dengan sangat rapi dan moderat slain tak meninggalkan satupun budaya salafiyyah yg merupakan metode kuno oleh dan dari para Ulama'2 salaf tempo dulu..

akan sangat sulit melakukan gerakan
 riil jika generasi muda NU sendiri tidak begitu faham pemikiran, ajaran, kearifan, filosofi dan NU secara epistemologi ,
NU tidak lebih dari sekedar label...!!
Jadi tidak perlu heran kalau ada NU 
rasa FPI, NU rasa HTI, NU rasa PKS, NU rasa Wahabi, NU rasa Arab “Yaman”, dll. 

Jika NU adalah proses pelembagaan kearifan Islam Indonesia yang mengakomodir otensitas sekaligus lokalitas maka NU berbagai rasa itu 
bukan lagi NU. Melestarikan paham NU sama dengan menjaga keutuhan NKRI...

Sepakat dengan Tsauri bahwa menjadi nahdliyin itu tidaklah mudah. Jangan kira kalau anda telah tahlilan, maulidan, manaqiban, dan lain-lain anda otomatis sudah menjadi NU. Maka dari itu para ulama'2  NU menambahkan kata  “an-Nahdliyah” setelah kata “Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja)”. 
Ini untuk membedakan antara Aswaja NU dengan Aswaja banyak rasa yang dikatakan Tsauri di atas...!!

Pengertian Aswaja an-Nahdliyah
tidak hanya mencakup aspek normatif teologis, yaitu mengikuti salah satu dari madzhab empat dalam fiqh, al-Asy’ari 
dan al-Maturidi dalam aqidah, dan al-Junaid dan al-Ghazali dalam tasawuf, tapi juga meliputi sikap hidup (teologi) yang terangkum dalam sikap tawasut (moderat), tasamuh (toleran) dan tawazun (seimbang, proporsional). Tiga prinsip ini menjadi landasan NU dalam menyikapi berbagai persoalan kebangsaan, politik sosial dan budaya.

Dalam politik, garis politik NU adalah politik kebangsaan. Hadratussyeikh KH.Hasyim Asyari menegaskan jika nasionalisme kebangsaan dan agama 
tak bisa dipisahkan, keduanya saling menguatkan keduanya saling sinergi.

Agama saja tanpa nasionalisme tak
 bisa menyatukan bangsa. Sementara nasionalisme tanpa agama akan kering nilai-nilai”_, demikian yang sering disampaikan oleh Prof Dr KH Said Aqil Siraj, Ketum PBNU. Inilah sikap tawazun (seimbang) NU dalam politik.

Sikap ini bukan tanpa resiko, tetapi Resikonya NU difitnah dengan berbagai macam tuduhan yang memanaskan telinga. Ingat, tahun 1965 ketika NU memutuskan bergabung dengan koalisi NASAKOM, tujuannya adalah untuk mengimbangi kekuatan PKI di pemerintahan, KH Wahab Hasbullah dinyinyiri oleh Masyumi. Beliau difitnah sebagai antek PKI, gila jabatan, gila uang, dan tuduhan-tuduhan keji lainnya.

Bahkan seorang tokoh Masyumi dengan penuh kebencian berkata, _”Jika kepala Kiai Wahab dibelah maka isinya adah palu arit  , masyaa allooh…..”_

Apa reaksi Kiai Wahab Hasbullah ?
Cuek. Mungkin Mbah Wahab dalam kesendiriannya berkata, _”Biarlah sejarah yang akan membuktikan”_. Dan sejarah memang telah membuktikannya bahwa tindakan Mbah Wahab benar. Kebalikannya, justru Masyumi yang dibubarkan oleh Soekarno.

Kondisi saat ini agak-agak mirip dengan tahun 65-an. Tokoh-tokoh NU difitnah, dibulli di medsos dan terang-terangan dicacimaki. Boleh jadi sejarahpun akan berulang, tentang siapa yang akan dibubarkan.

Politik kebangsaan yang diusung oleh NU juga menegaskan bahwa NU menolak ideologi khilafah dan turunannya, semacam NKRI bersyariah yang diperjuangkan oleh FPI dan kawan-kaannya.

NU menolak dakwah dengan cara'2 radikal (radikal ucapan dan tindakan) dan revolusioner, kerena berpotensi mengancam keutuhan bangsa. Cara-cara demikian berpotensi menimbulkan perpecahan bangsa, karena pasti akan mendapat perlawanan dari kelompok nasionalis dan non-muslim. Kaidah fiqhnya, _”Menolak kehancuran lebih didahulukan daripada mengambil kemaslahatan”_.

Alhasil, jadilah NU kaffah, jangan setengah-setengah. Setengah Wahabi, setengah HTI, setengah FPI, setengah PKS, apalagi setengah gila …. hehehhe……. Caranya yaitu dengan memahami dan mempelajari sejarah NU, Aswaja an-Nahdliyah, nilai-nilai dasar dan perjuangan NU, ideologi NU, garis politik dan kebijakan NU, serta profil dan kiprah kiai-kiai dan tokoh-tokoh NU yang telah memberi warna dalam sejarah perjalanan bangsa ini.,, Wallahu a’lam.

*┏━━❖•ஜ°🕌﷽🕌°ஜ•❖━━┓*
       *💚NAHDLATUL 'ULAMA💚*
 *┗━━❖•ஜ°🇮🇩NU🇮🇩°ஜ•❖━━┛*
   ━❖•ஜby : qsantri.eu.org ஜ•❖━

Posting Komentar

Beri masukan dan tanggapan Anda tentang artikel ini secara bijak.

Lebih baru Lebih lama
Sidebar ADS
Sidebar ADS
Sidebar ADS