Sidebar ADS

AL-HIKAM IBNU ATHOILLAH AS-SAKANDARI

      💐🌹☬ 𝐒𝙚𝙥𝙪𝙩𝙖𝙧 𝙬𝙖𝙧𝙜𝙖 𝙉𝙐 ☬🌹💐
                 ﷻبسم الله الرحمن الرحيمﷻ

Beliau Ibnu Atha’illah As-Sakandari adalah merupakan sosok salah satu ulama tasawwuf terkemuka, Beliau itu lahir 1260 M, di daerah Alexandria , dan Beliau wafat 1309 M, di Kairo, wilayah Mesir, Ditilik dari "sudut fikih", Beliau Ibnu Athaillah bermadzhab Maliki (Malikiyah). 

Dalam hal tharekat beliau itu mengikuti gurunya Abu Abbas al-Mursi yang mana  merupakan murid dari Syaech Abu al-Hasan as-Syadzili Yang Wafat pada tahun 656 H/1258 M (sang guru besar pendiri tharekat Syadziliyyah), dari situ artinya tharekat Ibnu 'Ath'aillah adalah Syadziliyah, yang sudah di masukan dalam wadah tharekat Muktabaroh.

Beliau tergolong ulama yang produktif,
tak kurang dari 20 karya-karya beliau yang sudah pernah dihasilkannya, yaitu meliputi bidang tasawuf, tafsir, aqidah, hadits, nahwu, dan ushul fiqh, dan Dari beberapa karyanya kitab tafsir Al-Hikam merupakan karya monumental, sehingga  kitab al-Hikam tersebut menjadi sumber utama untuk memahami ajaran tharikat Syadziliyyah dan termasuk disiplin ilmu dalam memahami kajian-Kajian ilmu tasawuf, dari kitab Al-Hikam tersebut menjadi karya terbaik dan komprehensif (lengkap) yang dikarang oleh beliau Ibnu ‘Athaillaah As-Sakandari.

Lebih dari itu, kitab Al-Hikam"sepertinya" ditulis sebagai refleksi atas pengalaman penghayatan spiritualitas oleh beliau penulisnya, Namun dalam penyajiannya menjadi keunggulan tersendiri bagi kitab Al Hikam, karena di satu sisi, kekayaan ( kedalaman) dari makna dan arti yang terkandung di dalamnya masih tetap terjaga hingga ratusan tahun.

Kitab Al-Hikam merupakan kumpulan dari mutiara-mutiara yang cemerlang, untuk meningkatkan kesadaran spiritual, struktur kalimat kitab tersebut selain bersastra tinggi, juga isi dari kedalaman makrifat yang dituturkan lewat bait-bait kalimatnya sangat singkat, dan menjadi kitab yang bahasanya luar biasa indah, Kata-kata dan makna saling mendukung hingga melahirkan ungkapan-ungkapan yang menggetarkan hati bagi pembaca.

Dalam bab "Ketuhanan", dengan sangat elegant sekali beliau Ibnu Atha'illah menulis dan memaparkan degan lugas namun syarat makna yang kuat, hujah yang membawa kabut pekat membuat kering dan tercekat mulut para golongan kaum bid'ah tercela ahlul hawa dalam ber-keyaqinan tentang "ketuhanan".

Berikut kutipanya  :
👉  1. "Ma hajabaka 'anillahi wujudu maujudin ma'ahu ila akhirihi, walakin hijabaka 'anhu". 

👉 2. "Tawahhumu maujudin ma'ahu".

✨"Ma-hajabaka (ora ngaling-ngalingi ing siro), 'Anillahi (sangking Alloh), opo (wujudu maujudin) (wujude perkoro kang wujud), Ma'ahu (ingdalem sertane Alloh), walakin hijabaka (tetapine ngaling-ngalingi ing siro), 'anHu (sangking Alloh).

✨"Tawahhumu maujudin (opo nyipto-nyipto atau ber-angan- angan perkoro kang wujud), ma'ahu (ing ndalem sartane Alloh)."

🌟 Penjelasan :
👉 1. Bila anda merasa tidak mampu mengetahui wujud adanya Alloh, itu bukanlah berarti karena ada wujudnya pembatas yang menghalang-halangi anda dengan Alloh, melainkan tak lain itu hanyalah karena anda sendiri yang selalu "megada-adakan wujudnya perkara yang wujud selain Alloh".

❄️ Maksudnya yaitu anda mempunyai anggapan bahwa sesuatu yang selain Alloh itu ada wujudnya, padahal semua itu sebetulnya semua perkara yang nampak dan yang wujud selain Alloh itu adalah 'adam dan murni tidak ada wujudnya.

👉 2.Maksudnya ialah bahwa wujudnya semua makhluk itu bisa di"umpamakan" seperti halnya wujudnya suatu bayangan dalam air yang ditimbulkan oleh pepohonan yang se'akan-akan anda itu punya anggapan bahwa pohon itu memang nampak dan ada wujudnya di dalam air., padahal sebetulnya yang anda lihat dalam air itu hanyalah bayangan.

Dan bila di pahami secara nalar, tidaklah mungkin bila bayangan pohon yang nampak dalam air itu mampu menghalangi berlayarnya kapal atau perahu, Jadi bahwa sebenarnya tidak ada pembatas yang menghalang-halangi antara anda dengan alloh, kecuali anda sendirilah yg mengada-adakan wujudnya perkara yang wujud selain Alloh.

Atau dengan bahasa awam "pengandai-andaian" tentang Tuhan merupakan tergelinciran seorang hamba kedalam akidah ( keyaqinan ) tajism atau mujasimah (memposturisasi Tuhan).

"Beliau Imam asy-Syafii menyatakan:
المجسم كافر
“al-Mujassim (orang yang meyakini bahwa Allah ber jisim atau mempunyai bentuk), maka ia telah keluar dari Islam.” 

"Imam Ahmad bin Hanbal juga berkata:
من قال الله جسم لا كالأجسام كفر
“Orang yang berkata bahwa Alloh itu adalah benda yang (tetapi) tidak seperti benda-benda maka ia telah kafir.” 

"Imam Abu Hasan Asy’ari dalam kitabnya "an-Nawadir menegaskan :
من اعتقد ان الله جسم فهو غير عارف بربه وإنه كافر بربه
“Barangsiapa meyakini bahwa Allah adalah jisim maka ia tidak mengenal Tuhan-nya dan kafir terhadap-Nya.”

Beliau Imam Bukhari meriwayatkan sabda Baginda Nabi saw :
مهما تصورت ببالك فالله بخلاف ذلك
"Apapun yg terlintas dalam benakmu maka Allah tidak seperti itu !".

"Seluruh ciptaan Allah adalah sumber obyek untuk tafakkur yang dapat dan bisa mempengaruhi serta memperkokoh ke-imanan yang mendalam di dalam lubuk hati, Dan jangan sekali-kali kau pikirkan Dzat Alloh dan Sifat-Sifat Nya dengan penyelidikan dan perbincangan hakikatnya secara mendalam, Karena hal itu sangat tidak sesuai dengan keterbatasan otak dan akal manusia yang tak- kan mungkin mampu bisa menjangkaunya". Allah Maha Suci dari sifat yang di sematkan para manusia"

🌟 تفكروافى آيات الله ولا تفكروافى الله 🌟

*Ibnu Atho'illah, al Hikam*


Wallohu aklamu bimurodih.....

Setajam2nya pisau lebih tajam perkataan
dan umpatan yang sangat menyayat hati      *اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد*             ━━❖✨www.qsantri.com✨❖━━
*┏━━❖•ஜ°🕌﷽🕌°ஜ•❖━━┓*
    *💚NAHDLATUL 'ULAMA💚*   
 *┗━━❖•ஜ°🇮🇩NU🇮🇩°ஜ•❖━━┛*

Posting Komentar

Beri masukan dan tanggapan Anda tentang artikel ini secara bijak.

Lebih baru Lebih lama
Sidebar ADS
Sidebar ADS
Sidebar ADS