Sidebar ADS

KH.HASYIM AS'ARI PAHLAWAN BANGSA

💐🌹 𝐊𝙧𝙖𝙢𝙖𝙩 𝐆𝙖𝙣𝙙𝙪𝙡 🌹💐
🕌 ﷻبسم الله الرحمن الرحيمﷻ 🕌

 KH Hasyim Asy'ari merupakan pendiri 
dan pengasuh Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.   
Sosok Beliau dikenal sebagai tokoh 
ulama pemikir dan pejuang bangsa, serta pahlawan nasional yang menjadi salah satu tokoh besar Indonesia abad ke-20. 

KH Hasyim Asy'ari lahir pada Selasa Kliwon,
24 Zulkaidah 1287 Hijriah, bertepatan dengaan tanggal 14 Februari 1871 Masehi, di pesantren Gedang, Tambakrejo, Kabupaten Jombang. 
Beliau merupakan anak ketiga dari 11 bersaudara, putra dari pasangan Mbah Kyai Asy'ari dan Nyai Halimah.

 Dari jalur ayahanda beliau , nasab Kyai Hasyim bersambung kepada Syeckh Maulana Ishak hingga Syaikh Imam Ja'tar Shadiq bin Muhammad Al-Bagir. Sedangkan dari jalur ibunda beliau, nasabnya bersambung kepada pemimpin Kerajaan Majapahit, Raja Brawijaya VI ( Lembu Peteng ), yang berputra Karebet atau Jaka Tingkir. Dalam sejarah tercatat Jaka Tingkir adalah raja Pajang pertama (tahun 1568 M) dengan gelar Sultan Pajang atau Pangeran Adiwijaya. 

"Kyai Hasyim As'ari Belajar kepesantren"
 Cerita Pengasuhan Pesantren Tebuireng Jombang, Oleh beliau KH.Abdul Hakim Mahfudz mengungkapkan, Kyai Hasyim mulai berkelana untuk belajar ke sejumlah pesantren di usia 15 tahun. Beliau pernah menjadi santri di Pesantren Wonorejo Jombang, juga Pesantren Wonokoyo Probolinggo, kemudian di Pesantren Langitan Tuban, lalu di Pesantren Trenggilis Surabaya. Pada usia 15 tahun, beliau mulai meninggalkan rumah, menjadi santri dan tinggal di beberapa pesantren," ungkap Hakim Mahfudz kepada pada hari Rabu (22/4/2021). Merujuk pada buku "Profil Pesantren Tebuireng",

KH.Hasyim Asy'ari melanjutkan 
mencari ilmu ke Pesantren
Kademangan, Bangkalan, Madura, di bawah asuhan Kyai Kholil bin Abdul Latif. Kemudian pada tahun 1307 Hijriah 
atau tahun 1891 Masehi, Kyai Hasyim kembali ke tanah Jawa dan belajar di Pesantren Siwalan, Panji, Sidoarjo, di bawah bimbingan Kyai Ya'qub. 

Memperdalam ilmu agama Pada 
usia 21 tahun, Hasyim Asy'ari menikah dengan Nafisah, salah seorang puteri 
Kyai Ya'qub. Pernikahan itu dilangsungkan pada tahun 1892 M/1308 H. Tidak lama kemudian, Kyai Hasyim bersama istri 
dan mertuanya berangkat ke Mekkah guna menunaikan ibadah haji. Kesempatan 
di tanah suci juga digunakan untuk memperdalam ilmu pengetahuan. 
Hampir seluruh disiplin ilmu agama dipelajarinya, terutama ilmu hadis. 

Namun, saat berada di Mekah, istri beliau Kyai Hasyim Asy'ari meninggal dunia. Demikian pula dengan putranya yang dilahirkan di Mekah. Sempat kembali ke tanah air, Kyai Hasyim Asy'ari kembali ke Mekah. Pada periode kedua kembali ke Mekah, Kyai Hasyim rajin menemui ulama-ulama besar untuk belajar dan mengambil berkah dari mereka. 

Karena keilmuannya yang dinilai sudah mumpuni, Kyai Hasyim Asy'ari dipercaya untuk mengajar di Masjidil Haram bersama tujuh ulama Indonesia lainnya, diantaranya :
Syekh Nawawi al-Bantani dan Syekh Anmad Khatib al-Minakabawi. Di Mekah, KH Hasyim Asy'ari memiliki banyak murid dari berbagai negara. Beberapa muridnya, antara lain Syekh Sa'dullah al-Maimani (mufti di Bombay, India), Syekh Umar Hamdan (ahli hadis di Mekkah), serta Al-Syihab Ahmad ibn Abdullah (Syiria). Kemudian murid dari tanah air, antara 
lain KH Abdul Wahab Chasbullah (Tambakberas, Jombang), K.H.R. Asnawi (Kudus), KH Dahlan (Kudus), serta KH Bisri Syansuri (Denanyar, Jombang), dan KH Sholeh (Tayu). Pada tahun ketujuh di Mekah, tepatnya tahun 1899 (1315 H), 
KH Hasyim Asy'ari menikah dengan Khadijah, putri Kiai Romli dari desa Karangkates, Kediri. Setelah pernikahan itu, Kyai Hasyim bersama istrinya kembali ke Indonesia dan Mendirikan pesantren.  

KH Hasyim Asy'ari mendirikan 
Pesantren Tebuireng Awalnya, santri berjumlah delapan, lalu tiga bulan kemudian meningkat menjadi 28 orang. Dua tahun setelah mendirikan pesantren, Khadijah, istri beliau 
KH Hasyim Asy'ari meninggal dunia, 
tanpa meninggalkan putra. KH Hasyim kemudian menikah dengan Nafiqoh, putri Kiai Ilyas, pengasuh Pesantren Sewulan, Madiun, yang dikaruniai 10 Putra dan Putri, Pada akhir 1920-an, 
ibun Nyai Nafiqoh wafat. Kyai Hasyim kemudian menikah dengan Nyai Masyruroh, dan dikaruniai empat putra.

Mendirikan Nahdlatul Ulama Setelah mendapatkan masukan dari beberapa 
kyai pengasuh pesantren, serta petunjuk guru Beliau, KH Kholil bin Abdul Latif Bangkalan, KH Hasyim Asy'ari mendirikan organisasi Nahdlatul Ulama. 

Organisasi kebangkitan ulama itu 
secara resmi didirikan pada 16 Rajab 
1344 hijriyah atau bertepatan dengan 
31 Januari 1926 Masehi, dengan KH Hasyim Asy'ari dipercaya sebagai Rois Akbar. Menurut KH Abdul Hakim Mahfudz, pengasuh Pesantren Tebuireng, berdirinya NU bukan sekedar keinginan untuk membangun barisan. NU berdiri untuk merespons situasi dunia Islam kala itu, yang sedang dilanda pertentangan faham, antara faham pembaharuan dengan paham bermadzhab. 

Dalam situasi pertentangan paham 
yang kian meruncing, kata Hakim Mahfudz, NU hadir dengan pemikiran 
yang lebih moderat. Beliau cicit KH Hasyim Asy'ari itu menjelaskan, pandangan NU yang lebih moderat, 
pada akhirnya membuat interaksi dan komunikasi dunia Islam menjadi lebih mudah. "Sehingga orang muslim di Indonesia, terutama orang NU itu kalau bertemu dan berinteraksi dengan orang muslim di dunia bisa nyambung. Dibanding dengan sebelum ada NU," 
kata Hakim Mahfudz, saat ditemui 
di Pesantren Tebuireng, hari Rabu. 

Melawan penjajah Di masa penjajahan, 
KH Hasyim Asy'ari memiliki pengaruh besar yang membuat Belanda dan Jepang segan. Saat Belanda menjajah, KH Hasyim Asy'ari pernah diberi anugerah bintang jasa, Namun pemberian dari Belanda ditolak olehnya. 

Pada masa Belanda pula, Kyai Hasyim pernah mengeluarkan fatwa jihad melawan penjajah, serta fatwa haram pergi haji dengan naik kapal milik Belanda. Menurut Achmad Zubaidi, Dosen UIN Jakarta, Dalam buku KH Hasyim Asy'ari; Pengabdian Seorang 
Kyai untuk Negeri, fatwa tersebut membuat Belanda kelimpungan. 

Fatwa jihad melawan penjajah memantik perlawan terhadap Belanda di berbagai tempat. Kemudian fatwa haram pergi haji dengan naik kapal milik Belanda, membuat banyak jemaah calon haji yang membatalkan keberangkatan ke tanah suci. Sementara pada masa pendudukan Jepang, KH Hasyim Asy'ari pernah ditahan karena menolak melakukan penghormatan ke arah Tokyo setiap pagi. 

Mencetuskan resolusi jihad Di masa 
awal Indonesia merdeka, Belanda dengan membonceng NICA bermaksud kembali menduduki Indonesia. Untuk menyelamatkan kemerdekaan Indonesia, KH Hasyim Asy'ari bersama para ulama mengeluarkan resolusi jihad untuk melawan pasukan Belanda dan sekutu. 

Resolusi jihad yang ditandatangani 
di Surabaya tersebut mampu membangkitkan spirit perjuangan 
untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Pada waktu selanjutnya, 
fatwa jihad itu memunculkan gerakan perlawanan di mana-mana terhadap tentara Belanda dan sekutu. Salah satu yang terbesar dan heroik, yakni pertempuran di Surabaya oleh arek-arek Suroboyo, pada 10 November 1945. 

KH Hasyim Asy'ari wafat pada 25 Juli 1947. Jenazah Beliau dikebumikan di Pesantren Tebuireng Jombang. 
Satu dari sekian banyak kontribusi besar KH Hasyim Asy'ari terhadap bangsa Indonesia, yakni menyatukan dua kubu yang berseteru untuk menentukan dasar Negara Indonesia yang baru lahir. 

Atas petunjuk KH Hasyim Asy'ari, para ulama yang terbelah menjadi dua kubu dalam menentukan dasar Negara Indonesia, akhirnya menyepakati penghapusan tujuh kata pada Piagam Jakarta.  

Penghapusan tujuh kata pada Piagam Jakarta tersebut, selain menghentikan polemik dasar negara, juga menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). 

Atas jasanya semasa hidup terhadap negara, Hadhratusy Syeikh Hasyim Asy'ari ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 17 November 1964. 

 
Wallohu aklamu bimurodih....

Setajam2nya pisau lebih tajam perkataan dan umpatan yg menyayat hati ✨qsantri.eu.org✨ 
by : qsantri.com
*┏━━❖•ஜ°🕌﷽🕌°ஜ•❖━━┓*
       *💚NAHDLATUL 'ULAMA💚*
 *┗━━❖•ஜ°🇮🇩NU🇮🇩°ஜ•❖━━┛*

Posting Komentar

Beri masukan dan tanggapan Anda tentang artikel ini secara bijak.

Lebih baru Lebih lama
Sidebar ADS
Sidebar ADS
Sidebar ADS