Sidebar ADS

KETERTOLAKAN NASABNYA KLAN BA'ALAWI

   KETERTOLAKAN NASABNYA KLAN BA'ALAWI

Ba'alawi yang kita kenal di Indonesia dengan istilah Habib mengaku sebagai keturunan Nabi Muhammad SAW melalui jalur Ahmad Bin Isa bin Muhammad an Nakib bin Ali al-uraibi Ja'far Shodiq bin Muhammad Al baqir bin Ali Zainal Abidin bin Husein bin Fatimah Zahra bin Kanjeng Nabi Besar Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam.


KLAIM NASAB BA'ALAWI 


Ahmad Bin Isa ini titik poinnya dari sini yang diakui, 

Ahmad Bin Isa ini wafat 345 Hijriyah telah terkonfirmasi sebagai keturunan nabi Muhammad sallallahu alaihi wasallam melalui pelacakan kitab tahthibul anshab karya Al ubaidili yang wafat tahun 435 Hijriyah, sosok Ahmad Bin Isa ini lulus tes uji petik dari kitab Nasab,


NASAB TERTOLAK


kemudian menurut keluarga Ba'alawi  habib-habib yang ada di Indonesia 

Ahmad Bin Isa mempunyai anak bernama Ubaidillah, kemudian Ubaidillah ini mempunyai anak bernama Alwi.

"Alwi" inilah yang menurut keluarga ba'alawi adalah Luhur mereka, Alawi bin Ubaidillah bin Ahmad bin Isa bin Muhammad an nakhib Ali al uraidy bin Japar sodik, muhammad al bakhir bin Ali Zainal Abidin bin Husein bin Fatimah Bin Nabi besar muhammad shallallahu alaihi wasallam.

Ini nasab mereka, dan kita bisa lihat dari tokoh-tokoh mereka yang senang majang-majang nasab di media sosial, 


semuanya akan bermuara kepada seseorang yang bernama Alwi yang disebut sebagai anak Ubaidillah,

 Ubaidillah ini adalah Katanya anak Ahmad Bin Isa,

Ahmad Bin Isa telah Shahih sebagai keturunan nabi selesai atau lulus uji petik dari kitab-kitab yang ada pada zamannya yang primer atau yang sekunder.

Tetapi? apakah betul seorang yang bernama Ahmad Bin Isa ini mempunyai anak bernama Ubaidillah, namun nasab ini tertolak!!


Saya senang kalau menulis bikin kesimpulan dulu biar orang itu tidak apa namanya mengira-ngira, karena urutan nasab seperti ini baru muncul dalam kitab keluarga ba'alawi Setelah 550 tahun pasca wafatnya Ahmad Bin Isa, tadi kita kenal wafatnya 345 sedangkan kitab-kitab nasab yang paling dekat dengan masa hidupnya Ahmad Bin Isa yaitu kitab nasab yang ditulis di abad ke-5 tidak menyebutkan bahwa ahmad  bin isa tidak mempunyai anak bernama ubaidilah, mulai dari kitab abad ke-5 ke-6 ke -7 ke-8 tidak menyebutkan Ahmad Bin Isa mempunyai seorang anak yang namanya Ubed atau Ubaidillah.


KITAB ABAD KE 5 TIDAK MENYEBUTKAN AHMAD BIN ISA MEMPUNYAI ANAK BERNAMA UBAIDILLAH 


kitab abad ke-5. Muntaqilatut Tholibiyah karya Abu Ismail Ibrahim bin Nasir ibnu Thoba Thoba (w. 400 an hijriyah), menyebutkan bahwa sebagian anak Ahmad Bin Isa  adalah muhammad yg tinggal Di Kota Roy, (ada keturunan Abu Tholib bernama) Muhammad bin Ahmad an-Naffat bin Isa bin Muhammad al-Akbar bin Ali al-Uraidi. Keturunannya (Muhammad bin Ahmad) ada tiga: Muhammad, Ali dan Husain.

Tidak ada ubed atau ubaidillah.

Kitab abad ke 5 

Kitab Tahdzibul Ansab wa Nihayatul Alqab yang dikarang Al-Ubaidili yang wafat pada tahun 437 H atau abad ke 5 Hijriyah bertepatan dengan tahun 1044

menyebutkan pula bahwa sebagian anak ahmad bin isa adalah Muhammad.

Kitab abad ke 5

Kitab al-Majdi fi Ansabittholibin karya Sayyid Syarif Najmuddin Ali bin Muhammad al-Umri an-Nassabah (w. 490), ketika menerangkan tentang keturunan Isa bin Muhammad an-Naqib ia menyebutkan bahwa keturunan dari Ahmad al-Abah bin Isa ada di Bagdad yaitu dari al-Hasan Abu Muhammad ad-Dallal Aladdauri bin Muhammad bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Isa. Sama seperti al-Ubaidili, al-Umri tidak menyebut nama Ubaidillah dan Alawi sebagai anak dan cucu dari ahmad bin Isa mengatakan : “Dan Ahmad Abul Qasim al-Abah yang dikenal dengan “al-Naffat” karena ia berdagang minyak nafat (sejenis minyak tanah), ia mempunyai keturunan di bagdad dari al-Hasan Abu Muhammad ad-Dalal Aladdauri di Bagdad, aku melihatnya wafat diakhir umurnya di Bagdad, ia anak dari Muhammad bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Isa bin Muhammad (an-Naqib) bin (Ali) al-Uraidi.” (Al-majdi Fi Ansabittholibin, al-Umri, maktabah Ayatullah udzma al-mar’asyi, Tahun 1442 h. 337)

Kitab abad ke-5 sepakat tidak menyebutkan bahwa ubaidillah sebagai anak Ahmad Bin Isa.

namun masih ada kesempatan kitab-kitab Abad ke-5 tersebut masih membuka masuknya nama lain dari anak-anak Ahmad Bin Isa karena kalimat yang dipakai adalah Kalimat yang tidak menunjukkan makna terbatas atau haser menggunakan kalimat sebagian dari anaknya adalah Muhammad.

 kitab abad yang dapat terlacak ada dan sudah dicipta abad ke-5  

3 ini sepakat bahwa tidak ada anak Ahmad Bin Isa bernama Ubaidillah.

KITAB ABAD KE 6

kitab abad ke-6 as-Syajarah al-Mubarokah yang di tulis tahun 597H karya Imam Al-Fakhrurazi (w. 604 H) menyatakan : “Adapun Ahmad al-Abh maka anaknya yang berketurunan ada tiga: Muhammad Abu ja’far yang berada di kota Roy, Ali yang berada di Ramallah, dan Husain yang keturunanya ada di Naisaburi.”


Imam al-fahrurraji ketika menyatakan anak Ahmad hanya 3 menggunakan jumlah ismiyah menurut ulama nasab apabila kitab nasab menggunakan termak jumlah ismiyah ini menunjukkan makna hasar atau terbatas berbeda ketika ulama nasab menggunakan jumlah fi'liyah semisal faaqabah Min salazatibanin ini masih memungkinkan ada nama lain selain tiga  tapi ketiga termak kalimat menggunakan jumlah ismiyah seperti as Syajarah mubaroka seperti itu maka berarti yang bisa direkam secara meyakinkan oleh Imam Al Fahru Rozi berdasarkan ilmunya adalah bahwa anak Ahmad Bin Isa hanya tiga yaitu Muhammad Ali dan Husein tidak ada ubed atau ubaidillah,

 Maka ketika di abad ke-9 550 tahun setelah wafatnya Ahmad Bin Isa dikatakan bahwa Ahmad mempunyai anak bernama Ubaidillah maka nama itu tertolak.

 Lalu dari mana Imam Fahrurraji mengetahui tiga ini tanpa adanya referensi yang disebutkan dalam kitab As Sajarah Mubarokah inilah yang dikritisi oleh rumel Abbas misalnya dan yang lain sebagainya Imam Fahru Rozi saudara , ketika menyebut anak Ahmad Bin Isa hanya terbatas pada 3 saja ini sangat bisa dipercaya Kenapa karena ia tinggal di kota Roy di Iran sedangkan diroi banyak anak keturunan Ahmad Bin Isa dari jalur Muhammad bin Ahmad Bin Isa.


 KITAB ABAD 7,8,9


 kitab abad ke-7 ini tadi abad ke-6 sudah dihasar bahwa anaknya cuma 3 sekarang bagaimana reportase dari kitab-kitab yang ada yang sampai kepada kita dari abad ke-7 ke-8 dan ke-9 awal, 


kitab abad ke-7 sebagai 

Kitab al-Fakhri fi Ansabitalibin karya Azizuddin Abu Tolib Ismail bin Husain al-Marwazi (w. 614) mengatakan :  “Sebagian dari mereka (keturunan Isa an-Naqib) adalah Abu Ja’far (al-a’ma: yang buta) Muhammad bin Ali bin Muhammad bin Ali bin Muhammad bin Ahmad al-Abah, ia punya anak di Bashrah, dan saudaranya di al jabal di Kota Qum, ia punya anak.” (Al-Fakhri fi ansaabitholibin, Sayid Azizuddin Abu Tholib Ismail bin Husain al-Mawarzi, Tahqiq sayid Mahdi ar-Roja’I, h. 30 

Note : Tidak menyebutkan Nama  ubaidillah sebagai anak Ahmad bin Isa hanya menyebutkan sebagian anak ahmad bin isa adalah Muhammad.


Kitab abad ke 8


Kitab al-Ashili fi Ansabittholibin karya Shofiyuddin Muhammad ibnu at-Thoqtoqi al-Hasani (w. 709 H) sama seperti kitab sebelumnya tidak sama sekali menyebut ada nama Ubaidillah sebagai anak Ahmad, tidak pula ada nama Alawi sebagai cucu Ahmad. Kutipan lengkapnya seperti berikut ini: “Dan dari keturunan Ahmad bin Isa an-Naqib adalah al-Hasan bin Abi Sahal Ahmad bin Ali bin Abi Ja’far Muhammad bin Ahmad (Al-Ashili fi Ansabittholibin, at-Thoqtoqi, Tahqiq Sayid Mahdi Ar-Roja’I, h. 212).


Kitab abad ke8


Kitab Umdatuttolib fi Ansabi Ali Abi Tholib karya Ibnu Anbah (w. 828) juga tidak disebutkan bahwa Ahmad bin Isa mempunyai anak Ubaidillah dan punya cucu yang bernama Alawi. Kutipan lengkapnya seperti berikut ini: “Sebagian dari keturunan Muhammad an-Naqib adalah Ahmad al-Ataj bin Abi Muhammad al-Hasan ad-Dallal bin Muhammad bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Isa al-Akbar. (Umdatutholib fi Ansabi Ali Abi Tholib, Ibnu Anbah, h. 225).


kitab abad 9 


Kitab Umdatuttolib fi Ansabi Ali Abi Tholib karya Ibnu Anbah (w. 828) juga tidak disebutkan bahwa Ahmad bin Isa mempunyai anak Ubaidillah dan punya cucu yang bernama Alawi. Kutipan lengkapnya seperti berikut ini: “Sebagian dari keturunan Muhammad an-Naqib adalah Ahmad al-Ataj bin Abi Muhammad al-Hasan ad-Dallal bin Muhammad bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Isa al-Akbar. (Umdatutholib fi Ansabi Ali Abi Tholib, Ibnu Anbah, h. 225



Maka ada 8 kitab nasab yang sudah saya Sebutkan yang membentang mulai dari abad ke-5 ke6 ke-7 ke-8 dan ke-9 awal. sepakat bahwa Ahmad bin isa tidak mempunyai anak bernama Ubaidillah dan di abad ke-6 sudah dihasar bahwa anak Ahmad Bin Isa hanya 3 maka masuknya nama Ubaidillah sebagai anak Ahmad Bin Isa tidak bisa dianggap sah.


KAPAN MUNCUL NAMA UBAIDILLAH SEBAGAI ANAK AHMAD BIN ISA.


Kapan Muncul nama Ubaidillah sebagai anak Ahmad Bin Isa Ubaidillah muncul sebagai anak Ahmad Bin Isa pada abad 9 Hijriyah dimunculkan oleh Habib Ali bin Abu Bakar Assakran yang wafat 895 Hijriyah dalam kitabnya al-burqhoh al musiqoh dengan menghusnudzoni.


Nama Abdullah yang ada pada as suluk sebagai Ubaidillah ceritanya ada kitab sejarah yang menyebutkan sebuah silsilah dari seorang ahli hadits yang bernama Ali Abu Hasan Ali bin Muhammad terus binnya kemudian dia bin Abdullah bin Ahmad Bin Isa. lalu kata Keluarga hababib ini Oh saya punya leluhur namanya Ubed mungkin Ubed ini adalah Abdullah maka kemudian diurutlah nasabnya dengan menghusnudzoni nama leluhurnya Ubed ini sebenarnya namanya adalah Abdullah yang kemudian ditakdir menjadi ubaidullah.


BA'ALAWI JADID


 lanjut ini ada keterangannya di tahun 732H sudah ada orang yang dicatat kitab as suluk sebagai anak Ahmad Bin Isa selain dari tiga anaknya yang disebut dalam Asyajarah al Mubarokah namanya Ali dari keluarga BaJadid Abu Alwi katanya ia keturunan Ahmad bin isa dari anaknya yang bernama Abdullah Nama lengkapnya Abu Hasan Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Jadid bin Ali bin Muhammad bin jadid bin Abdullah bin ahmad bin isa 

Nama Abdullah inilah yang di husnudzon sebagai ubaid dimana leluhurnya dulu bernama ubaid lalu ia memahami bahwa Ubed ini sebenarnya adalah Ubaidillah dan ubaidillah ini sebenarnya adalah Abdullah. yang ditulis di kitab al suluk sejak itulah keluarga asyakran menulis silsilah leluhurnya sebagai ba'alawi.


Lalu apakah ini Aman kita lihat sayangnya silsilah baa'alawi bajadid juga sebenarnya bermasalah karena ternyata kitab al suluk ada tiga manuskrif riwayat yang berbeda.


MANUSKRIP AS SULUK ADA TIGA


jadi manuskrip as-suluk yang dikarang 732 sampe ke Ali assakran 895 yang nyampe ke Beliau hanya salah satu manuskrip yang dicetak daripada tiga manuskrip sebenarnya yang ada, yang mana yang benar wallahualam.


Yang jelas "sebuah dalil apabila telah masuk di dalamnya ada kemungkinan iktimal yang tidak qothi maka dia tidak boleh di jadikan lagi sebagai dalil,"


Mansukrip pertama


manuskrip pertama silsilah bajadid terdapat dalam manuskrip di Paris berangkat tahun 810 Hijriah, manuskrip itu menyebutkan bahwa Abu Hasan Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Habib bin Ahmad Bin Isa tidak ada nama Abdullah. sedangkan tadi ali assakran menyambungkan nasabnya kepada Ahmad Bin Isa melalui Abdullah karena dia punya leluhur yang namanya Ubed kemudian di husnudzoni ini sebagai Abdullah sekarang abdullah-nya Di Sini di dalam manuskrip paris ini tidak ada lalu bagaimana ? ya putus rungkad [Tepuk tangan].


nah ini ini ada manuskrip dari Parisnya kalau kita bicara sejarah harus saintifik deviden yang dapat dibuktikan dalam meja ilmiah , 

dari manuskrip ini Bagaimana seorang Abu Hasan Ali yang disebut as-suluk wafat tahun 620 Hijriyah ini Abu Hasan Ali disebut dalam kitab as suluk , as al suluk ini adalah kitab sejarah yang menjadi pendoman orang-orang Yaman untuk mengurutkan silsilah kenyamanan mereka hari ini dan ini dapat dipercaya kitab as suluk maka banyak orang-orang yang mencantumkan diri dalam sejarah agar leluhur mereka nampak menyejarah walaupun dulunya mereka tidaklah terjadi sesuatu hal yang membanggakan dan berprestasi.


hanya menjadi urutan kelima dari nasab Ahmad bin isa Saya ulangi dari manuskrip ini Bagaimana seorang Abu Hasan Ali yang disebut as-suluk wafat 620 Hijriyah hanya menjadi urutan kelima dari nasab Ahmad Bin Isa yang wafat 340 Hijriyah berarti,,, setiap generasi baru mempunyai anak di umur 55 tahun dan ini tidak masuk akal dalam ilmu geneologi dimana setiap generasi dengan generasi berikutnya berjarak lahir dan wafat rata-rata harusnya 33 tahun dan dengan manuskrip ini cantolan Habib Ali assakran menjadi bias dan tidak sah karena apa Karena Habib Ali assakran mencantumkan keluarganya kebaalawi karena ada nama Abdullah yang disebut al suluk sedangkan di dalam manuskrip versi Paris ini abdullah-nya teu Aya ( tidak ada).


Manuskrip ke 2 


manuskrp kedua al suluk silsilah jadid adalah Abu Hasan Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Habib bin Abdullah bin Ahmad Bin Isa dalam manuskrip dua ini nama Abdullah memang ada namun jumlah nama hanya 6 ada tambahan nama Abdullah dari versi manuskrip yang pertama perkiraan jarak wafat dan lahir antara nama-nama itu 45 tahun Walau lebih muda dari manuskrip sebelumnya tetapi tidak masuk akal ditambah dari sini dipahami bahwa nasab bajadid ini berubah-ubah yang menunjukkan bahwa nasabnya ada masalah sulit untuk dikatakan shahih.


Mansukrip ke tiga


Lanjut manusia tiga suluk manusia 3 assuluk silsilah Habib adalah atau Jadid Abu Hasan Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Habib Muhammad Bin Habib bin Abdullah bin Ahmad Bin Isa silsilah inilah yang dicetak dan ditaqik oleh al aqwa tanpa menyebutkan dari versi manuskrip manakah silsilah ini diambil bisa jadi silsilah semacam ini tidak ada dalam manuskrip manapun ia mentahqiknya dan menambahinya berdasar pengetahuannya dari literasi baalawi saat ini. Jika manuskrip pertama yang shahih maka pencantolan Habib Ali assakran gagal total karena nasabah baAlawi saat ini adalah furu' dari usul nasab ba Jadid ketika usulnya batal maka furu'nya juga batal.


KELUARGA ASSYAKRAN BUKAN BA'ALAWI


Ini penting dan belum diungkapkan siapapun keluarga Alawi nampaknya kitab as suluk karya Imam Al Jannadi wafat 732 Hijriyah adalah kitab sejarah yang menjadi pegangan latar belakang konstruksi nasabah baAlawi dan sejarahnya nasab dan sejarah ba'alawi  yang a historis disusun sedemikian rupa menggunakan latar belakang sejarah yang terdapat dalam kitab al suluk penulis yakin secara ilmiah Bahwa keluarga As sakran sebelumnya tidak dikenal dengan nama ba'alawi. nama ba'alawi keluarga Asakran itu dikenal setelah kitab al-burqoh dan kitab al-jauharrus syaffaf ditulis yaitu milik Habib Abu Bakar assyakran dan Imam Al Khatib seperti film fiksi sejarah Arya Kamandanu yang skenarionya ditulis berlatar belakang sejarah Majapahit.

Contoh  seorang namanya baa'alawi dulu ada silsilahnya ditulis dalam kitab sejarah lalu orang yang abad 9 mengatakan itu leluhur saya itu sejak itulah dia menggunakan nama yang ada dalam kitab itu untuk keluarga dia dan keturunannya.


BA'ALAWI ADALAH BA JADID


ini versi ilmiah ya interpretasi dari sumber-sumber yang kita dapatkan perhatikan Kitab An nafkah al-ambariyah ini kitabnya Setiap saya ngomong kitab Saya tidak Sebutkan tetapi ada foto dari kitab dan halamannya. 

perhatikan kitab an-naffa al-ambariyah karya Muhammad kazim Bin Abil foto wafat 880 Hijriyah dalam kitab itu di halaman 53 disebutkan bahwa Banu Abi Alwi adalah Abu Alwi Bin Abil Jadid bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Jadid dalam kitab itu ulama yang hidup di abad 9 dan tinggal di Yaman sama sekali tidak menyebut nama-nama keluarga ahli as sakran yang ada pada masa itu atau sebelumnya seperti Fakih mo khodam Muhammad Shahih Mirdad sebagai ba'alawi  iYa hanya menyebut keluarga jadid padahal Pengarang kitab an-nafah al-ambariyah ini hidup semasa dengan ali assakran kalau Pada masa itu dan sebelumnya keluarga Habib ali asskaran dikenal sebagai habib baa'alawi tentunya Muhammad kadzim akan menulis contoh2 ba'alawi selain dari jadid yaitu dr keluarga Fakih mukaddam dan sebagainya.

 ini membuktikan bahwa keluarga Ba'alawi yang terkenal itu hanyalah dari keluarga jadid keluarga Ali assakran dan leluhurnya sebelumnya bukan keluarga baalawi.

jika keluarga assakranb dikenal dengan nama baalawi tentu Abil Putu yang hidup sezaman dengan Assakran akan menyebut minimal satu nama yang mengindikasikan bahwa keluarga Assakran adalah bagian dari ba'alawi. perhatikan kitab an-nafa alamBariyah halaman 53 di sini enggak kelihatan Silahkan di Google saja next.

Assakaran  hanya bisa menyebut dua nama keluarga Jadid. Habib Ali as sakran yang mengatakan bahwa jadid yang ada dalam kitab sejarah itu adalah saudara dari Alwi leluhur dia, hanya bisa menyebutkan dua nama keluarga Jadid, dua nama itu persis sama dengan yang disebut kitab as suluk yaitu Abu Hasan Ali dan Abdul Malik yang berketurunan di India jika Jadid adalah betul-betul saudara Alwi leluhurnya yang ditulis dan ini pun saya yakin tidak ada orangnya tentu akan banyak nama-nama selain keduanya yang diketahui Ali Assakran tapi mengapa assakran seperti orang asing di keluarga bajadid hanya mengetahui dua nama dari keluarga bajadid yang diketahui dari kitab suluk yang bukan hanya diketahui oleh dia kita juga mengetahui bahwa keluarga Jadid mempunyai dua nama yang tertulis dalam sejarah yaitu Abu Hasan Ali dan Abdul Malik Apa bedanya saya dengan dia sama-sama apa namanya mempunyai dua nama saja Padahal dia mengaku sebagai keluarga besarnya silakan.


MAKAM AHMAD BIN ISA DITEMUKAN SETELAH 602 TAHUN


makam Ahmad Bin Isa ditemukan setelah 602 tahun Ahmad Bin Isa yang wafat tahun 345 Hijriyah makamnya hari ini berada di Husesia Lalu apakah makam itu sudah dikenal sejak tahun wafatnya itu yaitu 345 Al janadi 732 Hijriyah tidak merekam adanya makam Ahmad Bin Isa padahal Ia sejarawan yang rajin mencatat nama-nama makam yang diziarahi dan dianggap berkah artinya pada tahun 732 Hijriyah itu makam Ahmad Bin Isa belum dikenal seperti saat ini, telah berjarak 387 tahun sejak wafatnya makam Ahmad Bin Isa belum dikenal orang, ini dalam reportasi as-suluk yang rajin jarah-jarahin makam Tetapi dia mencatat nama makam-makam lain tidak mencatat nama Ahmad Bin Isa yang katanya sudah wafat 345 Hijriyah di Yaman ini orang Yaman Al Jannabi. 

Syekh Ahmad bin hasan menyatakan tidak ada dalam sejarah Yaman makam diagungkan yang di atasnya ada mazhab dan masjid sampai separuh abad 5 kecuali yang disebut sebagai masjid syahidan di san'a Al kubur ya fil Yaman 176 Lalu kapan berita bahwa Ahmad Bin Isa ini dimakamkan di Husesia? berita awal yang didapatkan adalah bahwa mahromah 947 Hijriyah dalam kitabnya kaladatunnahr...

Disebutkan bahwa makam Ahmad Bin Isa di Husesia  2 - 518 as Syamilah. berarti berita bahwa Ahmad Bin Isa dimakamkan di huseisa baru setelah 602 tahun setelah wafatnya Ahmad Bin Isa kitab tersebut pula menyebutkan bahwa keyakinan makam Ahmad Bin Isa di Husesia itu karena Habib Abdurrahman bin Muhammad berziarah di situ dengan isyarah adanya cahaya yang nampak di atas tanahnya, jadi ditemukannya makam itu setelah ratusan tahun bukan karena adanya kitab sezaman yang menyebutkannya tetapi berdasarkan isyarah spiritual. diceritakan di situ Bagaimana cara menemukannya yaitu dengan meminta doa kemudian melihat cahaya ada cahaya cahaya di situ maka ditetapkanlah makamnya di situ Dan sekarang banyak terjadi seperti itu makam-makam baru yang dulunya kita tidak mengetahui pernah ada makam di situ kemudian sekarang ada makam ini masih mending tidak merampok siapa-siapa dia hanya berbohong makamnya sudah ada namanya kemudian namanya dibelokin ke mana-mana tidak sesuai dengan tradisi riwayat dari keluarganya sendiri.

kitab-kitab sejarah yang ditulis setelah masa Ahmad Bin Isa sampai abad 9 ini kitab sejarah tadi kitab nasab sekarang kita kitab sejarah yang ditulis setelah masa Ahmad Indonesia sampai abad 9 tidak menyebutkan keberadaan keluarga Ubaidillah dan keturunannya di Hadramaut sebagai seorang Sayyid atau tidak sebagai saya pun tidak ada sama sekali kitab-kitab apa saja tarik musalam 545 Hijriyah belum dicetak tapi manusianya Saya punya tidak ada nama Ubaidillah dicatat di dalam Kitab itu dan tidak ada keterangan bahwa Ahmad Bin Isa pernah Hijrah Ke Yaman dari Irak , thobaqot Ibnu samurah wafat 586 Hijriyah. sering sekali Namanya dicatut dalam kitab-kitab baalawi semacam Samsul Zahira dan kitab-kitab yang lainnya Alghuror bahwa Ibnu samurah pernah mengisbat silsilah nasabah baAlawi pada masanya tetapi ketika kitabnya yang bernama thobaqotul fuqoha saya cari dari awal sampai akhir tidak ada satupun Ibnu samurah menyatakan bahwa dia mengisbat nama keluarga ba'alawi sebagai Sayyid apalagi mengisbat menyebut nama dari satu keluarga baalwi pun tidak ada 


KESIMPULAN


kesimpulan para habaib Yang sekarang kita kenal bukanlah keluarga ba'alawi yang dikenal di abad 7 dalam kitab-kitab sejarah keluarga baalawi adalah keluarga jadid yang disebut dalam kitab suluk 732 Hijriyah yang terputus dari Nabi Muhammad SAW karena Abdullah bukanlah anak Ahmad Bin Isa, para habaib nasabnya terputus dari Nabi Muhammad SAW karena Ubaidillah bukanlah anak Ahmad Bin Isa jadi ba'alawi sendiri yang ada dalam kitab itu tertolak sebagai keluarga Nabi karena Abdullah bukanlah anak dari Ahmad bin Isa berdasarkan kitab-kitab abad ke-6 dan abad ke-5


Kemudian ada orang nyantol kepada nama itu. ya yang dicantolnya itu rungkad dia nya ikut rungkad. pengakuan keluarga Habaib sebagai keturunan nabi baru mulai abad 9 oleh Habib Ali asakran dalam al-buqoh dan atau Abdurrahman Al Khatib 855 Hijriah dalam aljauhar al syafaf ini jarang saya ambil namanya al-khatib walaupun hidup bareng dia adalah al-fatib ini murid dari kakeknya ahli Habib Ali as sakran juga murid daripada ayahnya jadi Walaupun dia bukan ba'alawi terindikasi subjektivitas itu ada karena dia hidup bersama Habib Ali asakaran dan kitab al-jauharus syafaf ini belum dicetak sampai sekarang dia bagaikan sebuah kitab Sakti yang tidak boleh dilihat oleh siapapun tetapi sering diambil oleh kalangan balawi untuk membela nasabnya jadi kita tidak bisa untuk melihatnya , Tetapi dia mengutipnya Bagaimana sebuah dalil hanya bisa diketahui oleh mereka kemudian di dalilkan kepada kita tanpa kita bisa memverifikasi tanpa kisah kita bisa memvaliditasi tanpa kita tahu orisinalitasnya seperti apa Jadi ini namanya senjata yang sangat canggih yang bisa untuk membacok tapi kita nggak bisa melihatnya kitab-kitab yang lebih muda dari as sajarah al-mubarokah 606 yang menyebutkan bahwa ba'alawi Habaib tersambung nasabnya kepada Rasulullah tertolak karena hanya mengutip dari alburqah dan al-jauhar kitab abad 9 Hijriyah.

Wallohu aklamu bissowab......

Rabu 13 September 2023
Penerbit : www.qsantri.com 

Posting Komentar

Beri masukan dan tanggapan Anda tentang artikel ini secara bijak.

Lebih baru Lebih lama
Sidebar ADS
Sidebar ADS
Sidebar ADS