Nahdlatul Ulama Cinta Lingkungan Hidup
Penulis : Irfan Fatoni. GP Ansor Kebondalem Pemalang
Pasca kisruh antara aparat dengan warga yang menolak digusur demi pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) Rempang Eco City di Pulau Rempang Kepulauan Riau, banyak yang menyayangkan kejadian tersebut. Salah satunya Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.
Melalui rekomendasi Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama NU yang digelar PBNU di Jakarta, PBNU meminta masyarakat dan aparat untuk menghentikan kekerasan dalam menyelesaikan konflik agraria terkait proyek Rempang Eco City.
Terlepas dari konflik agraria yang terjadi
di Pulau Rempang, Nahdlatul Ulama juga konsen terhadap lingkungan hidup mengingat Pulau Rempang begitu hijau asri dijaga dan dikelola dengan baik oleh masyarakat di Pulau Rempang.
Dalam gelaran Munas dan Konbes NU 2023 di jakarta menghasilkan tujuh program strategis salah satunya cinta lingkungan hidup. Artinya bahwa Nahdlatul Ulama hadir dan peduli terhadap permasalahan lingkungan yang ada di Indonesia.
Menurut pandangan Kyai Ali Yaffi terhadap lingkungan bahwa posisi alam sama seperti hablumilnallah dan habluminannas atau istilah yang dipakai Kyai Ali Yaffi Hablum minal alam.
Hablum minal alam adalah hubungan manusia dengan alam. Selain ditugaskan untuk beribadah dan menjaga persaudaraan, manusia juga diberi tugas untuk memakmurkan bumi.
Bagaimanakah seyogyanya kita berperilaku dan memperlakukan alam semesta ini. Bahkan dibeberapa firman Allah SWT juga telah secara tegas memberi panduan tentang bagaimana manusia berperilaku dengan alamnya serta mengancam manusia yang berbuat kerusakan di muka bumi.
Ketika kita berbuat kerusakan terhadap unsur-unsur lingkungan, maka secara langsung maupun tidak langsung juga akan berdampak buruk terhadap kehidupan manusia. Berbagai bencana alam yang terjadi di beberapa wilayah Negara ini juga tidak lepas dari perilaku manusia yang telah merusak tatanan ekosistem alam
itu sendiri.
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (Q.S. Ar Rum : 41).
Pada bagian lain Allah SWT juga telah memperingatkan kepada manusia untuk tidak melakukan tindakan-tindakan yang merusak lingkungan dan alam.
“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman“. (QS. Al-A’raf : 85).
Memperhatikan beberapa firman Allah SWT tersebut, sudahlah cukup menjadi panduan bagi kita sebagai muslim untuk menjaga hubungan dengan alam Hablum Minal’Alam secara baik, bijaksana dan seimbang.
Lebih dari itu, setiap muslim juga dituntut untuk menjaga kelestarian lingkungan sesuai dengan kemampuan dan kapasitasnya serta profesinya masing-masing.
Jika kita menjadi guru, maka berilah contoh dan pengajaran yang terkait perilaku ramah lingkungan. Jika kita jadi pengusaha, maka berusahalah dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip pelestarian lingkungan.
Seandainya kita jadi pemimpin, maka buatlah kebijakan yang menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan.
Selebihnya kita semua dapat berperilaku baik terhadap alam dengan melakukan hal-hal sederhana diantaranya adalah dengan tidak merusak/pohon sembarangan, menanam dan merawat pohon/bunga, tidak membuang sampah sembarangan, hemat air dan menggunakan air secukupnya.
Allah itu Maha Bersih dan menyukai kebersihan, Allah itu Maha Indah dan menyukai keindahan. Dan sesungguhnya, Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi ini.
Wallahu aklamu bissowab...................