Sidebar ADS

SEORANG HABIB BUNUH PASUTRI LAGI SHOLAT

        Seorang habib bani Alawy Bunuh
Pasutri Yang sedang Sholat jamaah dengan dibakar hidup-hidup 

Banyuwangi - Kasus pembunuhan ini terjadi pada 2011 silam dan diulas kembali detikJatim melalui rubrik Crime Story. Rubrik ini tayang di detikJatim setiap Senin dan Jumat.

Pria bernama M Ali Hinduan alias Habib di Banyuwangi, Jawa Timur, menjadi dalang dari pembunuhan terhadap pasangan suami istri (pasutri) dan seorang anak semata wayangnya. Pelaku juga membakar jenazah korban di dalam mobil.

Dilansir dari detikJatim, ketiga korban itu merupakan jemaah Habib. Pasutri korban pembunuhan ini bernama Rosan (45) dan Siti Jamilah (37), sementara anak semata wayangnya bernama Dery Pradana (15).

Kasus pembunuhan ini berawal saat Habib memiliki utang kepada Rosan sebesar Rp 500 juta. Habib rupanya tidak mampu melunasi utangnya, sementara Rosan terus menagih. Saat itulah Habib mulai merencanakan pembunuhan terhadap jemaahnya itu.

Habib awalnya memanggil ketiga jemaahnya yakni Haidori, Siwan, dan Andy. Habib lalu mendoktrin ketiganya bahwa keluarga Rosan adalah rentenir zalim yang kerap meminjamkan uang dengan bunga tinggi. Habib mengatakan Rosan harus dibunuh.

Dogma Habib selaku pimpinan jemaah itu tak sedikit pun dibantah oleh ketiga jemaahnya itu. Meski perintah Habib sebenarnya hanya dalih karena tak mampu melunasi utangnya ke keluarga Rosan.

Rosan sendiri merupakan petani kaya di Desa Karangsari, Kecamatan Sempu. Sedangkan istrinya yang sehari-hari membuka toko juga melakukan praktik peminjaman uang dengan jaminan sertifikat rumah, tanah hingga kendaraan.

Hal ini lah yang membuat Haidori, Siwan dan Andy semakin yakin dengan perintah Habib untuk membunuh Rosan dan keluarganya. Karena dengan begitu akan ada banyak masyarakat yang tertolong dengan kematiannya. Rencana eksekusi pun disusun Habib dan ketiga jemaahnya.

Habib dan ketiga jemaahnya menyepakati hari eksekusi pada Senin, 2 Mei 2011. Habib berpura-pura menghubungi Rosan bahwa dirinya ingin menggelar salat berjemaah di rumahnya. Rosan yang tidak curiga kemudian bersedia rumahnya dipakai untuk kegiatan ibadah Habib dan keluarganya.

Selepas Isya, Habib lalu menelepon Andy dan menyuruh menjemput Haidori di rumahnya. Keduanya lalu menuju ke rumah Habib. Dari rumahnya, Haidori telah membawa sebuah kapak yang disembunyikan dalam tas kecil dan ditutupi jaket.

Dari rumah Habib ini, ketiganya lalu menuju rumah Rosan. Kali ini keduanya berangkat dengan mengendarai dua motor. Haidori lalu berbelok dan menjemput Siwan di Simpang Tiga Rogojampi seusai perjalanan dari Bali. Keduanya lalu menyusul ke rumah Rosan.

Setiba di lokasi, keempatnya sempat berbincang di ruang tamu. Selanjutnya Habib mengajak Rosan, Jamilah, dan anaknya Dery salat Isya berjamaah. Sedangkan Haidori, Siwan dan Andy di ruang tamu memakan makanan suguhan Rosan.

Seusai menunaikan salat isya, Habib lalu menyuruh Dery keluar membeli pulsa. Saat itu, Dery membeli pulsa dengan ditemani Andy. Sedangkan Rosan dan Jamilah melanjutkan salat sunnah 2 rakaat. Dari sini, Habib kemudian memberi kode kepada Haidori dan Siwan agar segera membunuh Rosan dan istrinya saat salat sunah.

Korban Diminta Sujud Lebih Lama

Pada salat sunah yang kedua, Habib menganjurkan agar Rosan dan istrinya sujud lebih lama sehingga keduanya menaatinya. Saat sujud inilah Haidori langsung memukulkan kapak ke kepala Rosan dan dilanjutkan ke kepala Jamilah.

Rosan dan Jamilah langsung terkapar akibat kerasnya pukulan itu. Siwan lalu menghampiri dan menambahkan pukulan ke tengkuk kedua korban dengan tangan kosong. Belum puas, Siwan lalu memukulkan lagi kapak ke bagian belakang kepala kedua korban.

Kesadisan keduanya belum berhenti, mulut Rosan dan Jamilah lalu disumpal dengan kaus kaki. Ini agar keduanya tak merintih. Habib selanjutnya memerintahkan Haidori untuk menggotong tubuh Rosan dan Jamilah ke dalam bagian belakang mobil Isuzu Panther milik Rosan di garasi.

Sesudah memasukkan tubuh Rosan dan Jamilah, Haidori lalu mengambil tas berisi berkas dan sertifikat milik masyarakat yang dijaminkan. Barang-barang ini kemudian turut dimasukkan ke bagian belakang mobil bercampur dengan tubuh Rosan dan Jamilah yang bersimbah darah.

Dery dan Andy lalu tiba di rumah setelah membeli pulsa. Dery yang tak menyadari bahaya mengintai lalu masuk ke rumah. Sedangkan Andy tak ikut masuk dan berjaga di depan pintu.

Dery pun langsung dijerat dengan kabel tempat penanak nasi dan dilanjutkan dengan pukulan kapak Haidori ke kepala bagian belakang hingga membuatnya ambruk bersimbah darah. Selanjutnya tubuh Dery juga ikut dimasukkan ke dalam mobil bersama bapak dan ibunya.

Mobil Panther tersebut lalu dikemudikan Habib dan Siwan. Sedangkan Haidori dan Andy disuruh pulang. Mobil ini selanjutnya dibawa ke hutan di Desa Kluncing, Kecamatan Licin. Untuk menghilangkan jejak, Habib kemudian membakar mobil bersama tiga tubuh satu keluarga itu.

Kerangka mobil bersama tiga tubuh yang hangus itu kemudian ditemukan warga dua hari setelahnya. Penemuan itu segera menggegerkan Banyuwangi. Jenazah ketiganya kemudian dievakuasi ke RS Bhayangkara Surabaya dan diketahui sebagai Rosan, Jamilah, dan Dery.

Polisi segera melakukan penyelidikan dan menangkap Haidori dan Andy di tempat persembunyiannya. Haidori dan Andy lalu divonis masing-masing 18 tahun dan 13 tahun penjara. Vonis ini lebih rendah dari tuntutan jaksa yang menuntut Haidori dengan hukuman mati dan Andy 18 tahun bui.

Setahun usai pembunuhan, polisi lalu menangkap otak pembunuhan, Habib. Ia ditangkap saat berada di Kota Pasuruan pada Selasa, 8 Mei 2012 sekitar pukul 16.15 WIB. Habib selanjutnya jadi pesakitan di pengadilan dan dijatuhi hukuman mati pada Rabu 28 November 2012.

Baca juga:Herannya Kompolnas Seleb Tiktok Istri Polisi Hedon-Konten Direkam Suami

Sedangkan satu pelaku pembunuhan lainnya, Siwan tak pernah tertangkap hingga kini dan ditetapkan sebagai DPO. Sebenarnya Siwan sudah sempat diamankan di Polsek Sempu beberapa hari setelah kejadian. Namun ia berhasil kabur saat menjalani pemeriksaan.

Siwan kabur dengan modus pura-pura lapar saat diperiksa, ia kemudian diizinkan membeli makanan ke luar. Namun tak pernah kembali dan terdeteksi berada di Malaysia. Meski begitu, sampai kini ia tak pernah tertangkap lagi. Sedangkan Habib hingga kini belum dieksekusi meski putusan hukuman mati sudah inkrah. 

Mereka Bani Yaman yang keji Wajib 
Kita perangi dari negri kita ini......

By : www.qsantri.com 

Posting Komentar

Beri masukan dan tanggapan Anda tentang artikel ini secara bijak.

Lebih baru Lebih lama
Sidebar ADS
Sidebar ADS
Sidebar ADS