KITAB ABAD KE SEMBILAN HIJRIYYAH
Dalam kitab Umdatuttolib fi Ansabi Ali Abi Tholib karya Ibnu Inabah (w. 828 H.)
disebutkan bahwa di antara keturunan Muhammad an-Naqib adalahAhmad al-Ataj bin Abi Muhammad al-Hasan ad-Dallal bin Muhammad bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Isa. Kutipan lengkapnya seperti berikut ini:
ومنهم امحد االتج بن ايب دمحم احلسن الدالل بن دمحم بن علي بن دمحم بن أمحد بن عيسى
.االكرب
26
“Sebagian dari keturunan Muhammad an-Naqib adalah Ahmad al-Ataj bin Abi
Muhammad al-Hasan ad-Dallal bin Muhammad bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Isa al-Akbar."
Sampai awal abad Sembilan ini tidak disebutkan nama Ubaidillah sebagai anak Ahmad bin Isa. Seperti juga tidak disebutkan bahwa ada anak Ahmad bin Isa yang tinggal di Yaman. Ibnu Inabah, tampaknya, tidak mempedulikan nama Abdullah yang disebut al-Jundi sebagai anak Ahmad bin Isa. Kenapa? Hal itu disebabkan, mungkin, karena keilmuan nya dalam hal nasab tidak mentolelir adanya nama yang tiba-tiba muncul tanpa karana.
Kemunculan Nama Abdullah di Akhir Abad 9 H. Nama Ubaidillah belum muncul di pertengahan abad Sembilan, tetapi ada nama baru yang disebutkan oleh kitab An-Nafhah al-Anbariyah karya Muhammad Kadzim bin Abil Futuh al-Yamani al-Musawi (w. 880) nama itu adalah Abdullah bin Ahmad. Agaknya, kitab An-Nafhah ini menukil dari kitab al-Jundi (w. 730 H.).
Dari situ kita melihat bahwa nama Abdullah telah menghilang dari radar para penulis nasab selama 543 tahun, dihitung dari wafatnya Ahmad bin Isa. Dari kitab yang mulai mencatat nama Ahmad bin Isa yang penulis sebutkan di atas, minimal ada tujuh kitab mulai abad kelima sampai kesembilan yang tidak menyebutkan nama Abdullah sebagai nama anak dari Ahmad bin Isa.
Adapun kutipan lengkap dari kita an-Nafhah yang menyebut nama Abdullah adalah
sebagai berikut:
قل اىل حضرموت. فمن ولدا فهاجر اىل الرس فأولد عيسى ومن ولد عيسى السيد امحد ادلنت
هناك السيد ايب اْلديد بفتح اْليم وكسر الدال ادلهملة وسكون الياء ادلثناة من حتت وبعدها
دال القادم اىل عدن يف اايم ادلسعود بن طغتكٌن بفتح الطاء ادلهملة وسكون الغٌن ادلعجمة
ادلكسورة ابن ايوب بن وفتح التاء ادلثناة من فوق ونون بعد الياء ادلثناة من حتت والكاف
شاذي بفتح الشٌن وكسر الدال ادلعجمتٌن سنة احدي عشرة وستمائة فتوحش ادلسعود منه
المرما فقبضه وجهزا اىل ارض اذلند مث رجع اىل حضرموت بعد وفاة ادلسعود. فمن ذريته مثة
ح اْليم بنو ايب علوي وهو ابو علوي بن ايب اْلديد بن علي بن دمحم بن امحد بن جديد بفت
وكسر الدال ادلهملة وسكون الياء ادلثناة من حتت و دال اخرى بعدها بن علي بن دمحم بن
جديد بن عبد هللا بن امحد بن عيسى ادلتقدم الذكر.
27“Maka Muhammad an-Naqib berhijrah ke Kota Ros, maka ia mempunyai anak Isa, dan sebagian dari anak Isa adalah Ahmad yang pindah ke Hadramaut. Maka dari keturunannya di sana adalah Sayid Abul Jadid (dengan fatah jim, kasrah dal yang tanpa titik, sukun ya yang bertitik dua di bawah, setelahnya hurup dal) yang datang di Kota Aden di masa pemerintahan al-Mas‟ud bin Togtokin (dengan fatah hurup tho yang tanpa titik, sukun ghain yang bertitik satu, fatah ta yang bertitik dua di atas, nun setelah ya yang bertitik dua di bawah dan kaf yang dikasrah) bin Ayub
bin Syadi (dengan fatah syin, kasrah zdal yang bertitik keduanya ) tahun 611, maka al-mas‟ud kemudian melakukan tindakan kasar kepada al-Jadid karena suatu hal, maka ia menangkapnya dan menyiapkan pemindahannya ke bumi India, kemudian ia kembali keHadramaut setelah wafatnya al-Mas‟ud. Maka dari keturunan alJadid ini adalah Bani Abu Alawi, yaitu Abu Alawi bin Abul Jadid bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Jadid bin Ali bin Muhammad bin Jadid bin Abdullah bin Ahmad bin Isa yang telah disebutkan sebelumnya."
Dari kutipan di atas, penulis kitab an-Nafhah al-Anbariyah, Syekh Muhammad Kadzim, ia sendirian tanpa referensi dari kitab nasab yang telah disebutkan: pertama ia sendirian ia sendirian tentang pindahnya Ahmad ke Hadramaut, tidak ada ahli nasab dalam kitabnya menyebutkan seperti itu.
Kedua, ia sendirian tentang nama
Abdullah sebagai anak Ahmad bin Isa, nampaknya, ia melihat kitab al-Suluk dan mengambil referensi darinya.
Satu catatan penting, bahwa Banu Abu Alawi yang disebut oleh Syekh Muhammad Kadzim tersebut bukanlah Ba Alawi para habib yang menurunkan al-Faqih alMuqoddam, tetapi Banu Abu Alwi dari keluarga Jadid, sebagaimana ia tegaskan dengan kalimat: “Maka dari keturunan al-Jadid ini adalah Bani Abu Alawi, yaitu Abu Alawi bin Abul Jadid bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Jadid bin Ali bin Muhammad bin Jadid bin Abdullah bin Ahmad bin Isa.” Perhatikan! Banu Abu Alawi adalah Abu Alawi bin Abul Jadid, generasi ke delapan dari Jadid bin Abdullah.
Wallohu aklamu bissowab............
n/b ; bersamung ke habib Ali Al-Sakran Orang yang pertama menyebut Nama Ubaidillah Sebagai Anak Ahmad.