Sidebar ADS

DAKWAH BERBAZIZ FAKTA DAN DATA NYATA

DAKWAH BERBAZIZ FAKTA DAN DATA NYATA

Keberanian dalam Islam ini wajib dimiliki para muslim. Al Quran dan hadits sudah mengatur bentuk keberanian yang harus ada dalam jiwa tiap umat Nabi Muhammad SAW. Berani yang dituntut agama (Islam) adalah berani yang berkonotasi positif, yakni berani membela kebenaran.

Rasulullah SAW juga telah mengingatkan bentuk keberanian bagi muslim. Berikut haditsnya,

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ (رواه البخاري ومسلم)

Artinya: "Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW berkata, "Orang yang kuat bukanlah yang pandai bergulat, sungguh orang yang kuat adalah yang mampu menguasai dirinya ketika marah." (HR. Bukhari dan Muslim).

Keberanian dalam Islam disebut syaja'ah berperan penting saat seorang muslim menghadapi bahaya, kesulitan, atau kondisi buruk lain. Sifat berani mendorong muslim tetap bersikap benar, bijaksana, dan mampu mengendalikan emosi.

Bahwa ukuran berani bagi muslim dapat dilihat dari segi olah jiwa. Para muslim bisa mencontoh sikap syaja'ah Rasulullah SAW dalam tiap kisahnya. Nabi SAW menjadi bukti pengolahan jiwa yang baik merupakan modal sikap berani.

Nabi SAW adalah pemberani sejati yang selalu menegakkan kebenaran meski dihina, dicela, bahkan disakiti kafir Quraisy. Beliau tetap berpegang pada kebenaran dan berani mempertahankannya tanpa takut risiko.

Meski pahit, tidak enak dikeluarkan, membuat kita dimusuhi orang, kebenaran harus disampaikan melalui dakwah. Kalau menyangkut penguasa, menyampaikan kebenaran bisa berisiko dipenjara, atau bahkan dibunuh.

Tapi, sekali lagi, kebenaran harus disampaikan. Maka, seorang pendakwah tidak boleh takut, tidak boleh mundur dalam menyampaikan kebenaran.

Tapi ingat, hal terpenting pada dakwah itu adalah menyampaikan kebenaran. KEBENARAN. Yang terpenting bukan berani menyampaikan. Bukan tidak takut ambil resiko. Bukan suara yang menggelegar. Juga bukan kecerdikan menyusun kata. Bukan. Tapi kebenaran.

Kebenaran itu basisnya fakta. Fakta yang terkonfirmasi. Bukan desas desus, bukan gosip, juga bukan persepsi. Fakta yang ada bukti nyatanya. Itu yang disampaikan. Sikap yang diambil adalah sikap berdasarkan fakta itu. Kritik dilakukan berdasar fakta.

Itu namanya menyampaikan kebenaran. Itulah fakta.

Kalau ada orang mengritik, tapi basisnya bukan fakta, itu bukan dakwah, tapi fitnah. Kalau ada yang bicara keras berbasis pada gosip, itu bukan dakwah, tapi provokasi.

Lebih parah lagi, bila gosip, desas-desus yang disebar itu menyangkut sesama muslim. Itu sama sekali bukan dakwah. Muslim yang bukan komunis, dituduh komunis tanpa bukti. Itu fitnah yang keji. Yang menyampaikannya tak layak disebut da’i. Meski ia bicara di mimbar masjid yang suci. Meski ia mengutip ayat-ayat suci.

Islam tidak mengajarkan umatnya untuk anti pemerintah. Islam hanya mengajarkan untuk tidak menjadi kacung pemerintah yang zalim. Bila pemerintah tidak zalim, maka wajib bagi kita untuk mematuhinya.

Jangan gampang menuduh pemerintah zalim. Tuduhan itu harus dipertanggungjawabkan. Bila basisnya bukan kebenaran, maka itu adalah tuduhan palsu. Para penuduh tanpa bukti adalah pendusta agama.

Ada orang-orang berbaju da’i, mengutip ayat suci. Apa pun bajunya, berapa pun fasihnya, sebanyak apa pun hafalannya, kalau tidak menyampaikan kebenaran, jangan dengarkan. Karena itu adalah bagian dari fitnah dunia.

Waallahu Aklamu bissowaab..............
n/b : gambar diambil dari pembentukan laskar Sabilillah di Lampung 🙏🏻🙏🏻🙏🏻

Posting Komentar

Beri masukan dan tanggapan Anda tentang artikel ini secara bijak.

Lebih baru Lebih lama
Sidebar ADS
Sidebar ADS
Sidebar ADS