Sidebar ADS

HABIB ALI AL-SAKRAN ORANG YANG PERTAMA MENYEBUT NAMA UBAIDILLAH SEBAGAI ANAK AHMAD

HABIB ALI AL-SAKRAN ORANG YANG PERTAMA MENYEBUT NAMA UBAIDILLAH SEBAGAI ANAK AHMAD

 Menurut Habib Ali al-Sakran leluhur mereka (Para Habib Ba Alawi) ditulis secara berkesinambungan sebagai Ubaid bin Ahmad bin Isa.  Lalu ia berijtihad (berasumsi) bahwa Ubaid ini adalah sama dengan  Abdullah bin Ahmad bin Isa bin Muhammad al-Naqib, seperti yang disebut dalam kitab Al-Suluk karya al-jundi (w. 730. H).

 Habib Ali al-Sakran menulis sebuah kitab yang diberi nama Al-Burqatul Musyiqoh (selanjutnya disebut al-Burqah). Dalam kitab itu, untuk pertama kali nama Ubaidillah disebut sebagai Anak Ahmad bin Isa dengan argument bahwa Ubaidillah ini adalah nama lain Abdullah yang disebut oleh Al-Jundi (w. 730 H.). 

Kitab-kitab selanjutnya yang menyebut Ubaidillah sebagai anak Ahmad bin Isa bin Muhammad al-Naqib, kemungkinan besar, menukil dari Habib Ali al-Sakran tersebut. Diantara kitab-kitab itu  seperti:  
-،al-Dlau‟ al-Lami‟ karya al-Sakhowi (w. 902 H.), 
-kitab Qiladat al-Dahr fi Wafayat A‟yan al-Dahr karya Abu Muhammad al Thayyib Ba Makhramah (w. 947 H.), -kitab Tsabat28 Ibnu Hajar al-Haitami (w. 974 H.), 
-kitab Tuhfat al-Tholib karya Sayid Muhammad bin al-Husain  as-Samarqondi 
(w. 996 H), 
-kitab al-Raudl Al-Jaliy karya Murtadlo al-Zabidi (w. 1205 H) dll.

Hujjah Habib Ali al-Sakran (w. 895 H. ) Bahwa Ubaid adalah nama Lain 
AbdullahLeluhur Habib Ali Al-Sakran, yang dikenal pada zamannya bernama Ubaid, tanpa idlofah kepada “Allah”. Hal ini diakui oleh Habib Ali al-Sakran dalam kitabnya tersebut dengan ibaroh:

وهكذا هو هنا عبيد ادلعروف عند اهل حضرموت وادلسطر يف كتبهم وادلتداول يف سلسلة 
نسبهم ونسبتهم انه عبيد بن امحد بن عيسى.

“Dan demikianlah, ia disini (bernama) Ubaid yang dikenal penduduk Hadramaut, dan ditulis dalam kitab-kitab mereka dan berkesinambungan dalam sislsilah nasab  mereka. Dan penisbatan mereka adalah: Ubaid bin Ahmad bin Isa.” (al-Burqoh alMutsiqoh: 150)

Perhatikan, bahwa yang tertulis berkesinambungan bagi penduduk Hadramaut nama leluhurnya adalah Ubaid bin Ahmad bin Isa. Untuk menyimpulkan bahwa leluhurnya yang bernama Ubaid, tanpa pakai mudlaf ilaih “Allah”, itu adalah Abdullah, Habib Ali al-Sakran menyebutkan:

وقد فهمت مما تقدم اوال منقوال من اتريخ اْلندي وتلريص العواجي وسبق به الكالم يف 
ترمجة االمام ايب احلسن عَليّبن َحَُمَد ابْن أَمحْد جدِيد انه عبد هللا بن امحد بن عيسى حيث
بن حَدِيد بن قال: مِن ْهُم ابو احلْسن عَليّبن َحَُمَد ابْن أَمحْد بن حَدِيد بن عَليّبن َحَُمَد
عبد هللا بن أَمحْد بن عِيسَى بن َحَُمَد بن عَليّابْن جَعْفَر الصَادِق بن َحَُمَد الباقر بن عَليّبن
زين العابدين بن احلُْسٌَنْبن عَليّابْن ايب طَالب كرم هللا وَجهه وَيعرف ابلشريف ايب احلَْدِيد
 
Tsabat adalah istilah ulama untuk kitab yang mencakup kumpulan sanad dan guru
150 البرقة المثٌقة: 29

ُونَابَل ايب علوي بَيت صَالَح عِنْد أهل الْيمن اصله من حَضرمَوْت من اشراف
وَعبادَة على طَرِيق التصوف انتهى.

ٖٓ“Dan aku memahami dari keterangan yang telah lewat, untuk pertama kali, 
berdasar apa yang terdapat dari Tarikh al-Jundi (kitab al-Suluk) dan kitab Talkhis al-Awaji, dan telah disebutkan pembicaraan tentangnya, dalam menerangkan biografi sosok al-Imam Abu al Hasan, Ali bin Muhammad bin Ahmad Jadid, bahwa Ubaid itu adalah Abdullah bin Ahmad bin Isa. (yaitu) ketika ia (al-Jundi) berkata: 
sebagian dari mereka adalah Abu al-Hasan, Ali, bin Muhammad bin Jadid (Hadid, dua riwayat manuskrip) bin Abdullah bin Ahmad bin Isa bin Muhammad bin Ali bin Ja‟far al-Shadiq bin Muhammad al-Baqir bin Ali bin Zainal Abdidin bin al-Husain 
bin Ali bin Abi Tholib karramallahu wajhah, dan dikenal dengan nama Syarif Abul Jadid menurut penduduk Yaman, asalnya dari Hadramaut dari para syarif di sana yang dikenal dengan Al Abi Alwi, yang merupakan rumah kesalihan dan ibadah 
dalam tarikat tasawwuf”. 
Perhatikan kalimat “waqad fahimtu mimma taqoddama” (dan aku memahami dari yang telah lewat itu), dilanjut kalimat “annahu Abdullah bin Ahmad bin Isa” (bahwa Ubaid bin Ahmad bin Isa itu adalah (orang yang sama dengan) Abdullah bin Ahmad bin Isa berdasar kutipan kitab sejarah karya al-Jundi …. 

Dari situ diketahui, bahwa yang dicatat sebelum itu hanya Ubaid bin Ahmad bin Isa, lalu ketika Habib Ali al-Sakran membaca kitab al-Jundi maka ia memahami (menyimpulkan) bahwa Ubaid ini adalah Abdullah.
lalu kenapa Abdullah menjadi Ubaid lalu Ubaidillah? 
Habib Ali al-Sakranberargumen bahwa Abdullah bin Ahmad seorang yang tawadlu, ia merasa tidak pantas bernama Abdullah (hamba Allah), maka ia menyebut dirinya (Ubaid) hamba kecil, tanpa lafadz ―Allah‖.

Perhatikan ibarah di bawah ini!

والذي يظهر عندي ان الشيخ االمام عبد هللا بن أَمحْد بن عِيسَى بن َحَُمَد بن عَليّابْن جَعْفَر
كان من عظيم تواضعه ... ويستحسن تصغًن امسه وَحو رمسه حتقًنا ذلا وتصغًنا دلا ينسب 
اليها وافناء للدعوى ومقتضيات اذلوى حبسب التسمية له بعبيد.

 
150 - 151 البرقة المثٌقة: 30

Dan sesuatu yang dzahir bagiku, bahwa sesungguhnya Syekh Imam Abdullah bin Ahmad bin Isa bin Muhammad bin Ali bin Ja‟far, karena tawadu‟nya… ia 
menganggap baikdi tasgirnya (dikecilkan secara lafadz) namanya dan dihapusnya tanda (keagungannya), karena menganggap hina dirinya dan mengaggap kecil susuatu yang dinisbahkan kepadanya (nasab atau lainnya) dan melebur pengakuan 
dan kebiasaan nafsu, dengan mencukupkan nama baginya Ubaid.” 
dari keterangan di atas disimpulkan, bahwa di kalangan keluarga Ba Alawi sendiri, nasab yang masyhur hanyalah ―-------------
Ubaid bin Ahmad bin Isa‖, lalu ketika Habib Ali alSakran melihat kitab al-Suluk, yang menyebut nama Abdullah bin Ahmad bin Isa bin Muhammad al-Naqib, ia berkesimpulan bahwa nama itu adalah nama lain dari Ubaid bin Ahmad bin Isa.

Wallohu aklamu bimurodih...............

Posting Komentar

Beri masukan dan tanggapan Anda tentang artikel ini secara bijak.

Lebih baru Lebih lama
Sidebar ADS
Sidebar ADS
Sidebar ADS