MENATA SANDAL MENJADI PELAYAN YANG BAIK
Di dalan kehidupan Pesantren, sandal , sarung dan peci adalah kebutuhan utama para santri dimana mereka berada, walau di pesantren modern sekalipun. Satu hal unik yang sudah menjadi ciri khas santri adalah mereka suka berebutan menata sandal kyainya.
Menata sandal Kyai adalah bentuk ta'dzim dan kepatuhan yang tulus kepada sosok guru atau Kyai dan diyakini didalamnya ada keberkahan . Santri menyebutnya sebagai upaya ngalap berkah .
Perbuatan menata sandal ini juga melibatkan 2 orang Kyai besar di indonesia yaitu KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asy'ari saat mereka bersama berguru pada Kyai Sholeh Darat Semarang .
Dituturkan beliau berdua seringkali berebutan dan bersaing untuk dapat menata sandal kyainya. Sebagai ganjarannya , karena perbuatannya itu dimata kyai keduanya dipandang sangat istimewa
Kegiatan menata sandal ini terlihat sepele , namun ternyata ada dasar kisah di balik perbuatannya yang melibatkan 2 Ulama besar Indonesia itu.
Di Zaman Rasulullah SAW ada seorang bocah berumur belasan tahun bernama Salman . Ia selalu datang lebih dulu ke masjid sebelum Nabi Muhammad SAW datang . Setelah Nabi Muhammad SAW masuk masjid , Salman kemudian bergeges merapikan dan membalik posisi sandal Rasulullah . Hal itu dilakukan setiap hari sehingga membuat Rasulullah penasaran untuk mengetahui siapa yang melakukan itu .
Suatu kali saat masuk Masjid, Rasulullah SAW sengaja bersembunyi untuk melihat siapa orang yang merapikan dan mengubah letak sandalnya. Saat itulah dilihatlah Salman yang melakukannya .
Nabi Muhammad SAW kemudian mendoakan Salman agar menjadi orang yang alim dalam ilmu fiqh . Setelah dewasa dikalangan Ulama Salman dikenal kemudian sebagai ahli fiqh sesuai doa Nabi Muhammad SAW untuknya .
Dalam Dunia para Sufi, berkhidmat adalah tugas pertama yang harus dijalani seorang murid sebelum mempelajari Tasawuf. Seperti Imam Al Ghazali ketika berguru kepada Syeh Imam Al Utaqy Al Khurazy. Imam Al Ghazali diperintahkan membersihkan lantai rumah gurunya yang penuh sampah dan kotoran dengan tangannya. Hasilnya tidak butuh waktu lama Imam Al Ghazali mampu mencapai Kasyyaf, sebuah martabat yang didambakan para Salik.
Syekh Abdul Wahab Rokan ketika berguru kepada Syekh Sulaiman Zuhdi di Jabbal Qubis Makkah. Di suatu malam Syeh Abdul Wahab Rokan membersihkan kamar mandi Gurunya menggunakan kedua tangannya tanpa merasa jijik dan melakukan dengan penuh ikhlas. Di saat Beliau melakukan tersebut, tiba-tiba Guru Syekh Sulaiman Zuhdi lewat dan berkata, “ Kelak tanganmu akan di cium raja-raja dunia”. Ucapan Gurunya itu dikemudian hari terbukti dengan banyaknya raja yang menjadi murid dan mencium tangan Beliau , salah satunya adalah Sultan Musa al-Muazzamsyah, Raja di Kerajaan Langkat, Sumatera Utara.
Begitu juga Hadratus Syeh KH. Hasyim Asy'ari ketika berguru kepada Mbah Kholil Bangkalan. Diceritakan KH. Hasyim Asyari sangat rajin sekali berkhidmat kepada gurunya. Salah satunya KH. Hasyim Asyari rajin sekali mencuci kuda kesayangan Mbah Kholil Bangkalan.
Sekecil apapun Khidmah yang kita lakukan mudah-mudahan dinilai Ibadah oleh Allah dan menjadi sebab terbukanya pintu keberkahan dalam hidup kita, Amin.
Wallohu aklamu bimurodih ..............