Sidebar ADS

MUNCUL MUJADDID NUSANTARA ABAD KE 10

MUNCUL MUJADDID NUSANTARA ABAD KE 10 

Mujaddid yang Muncul Tiap 100 Tahun Sekali, Apa maksudnya... 

Ada satu perkara yang menarik dari hadits yang pernah disabdakan oleh Rasulullah SAW. Isi haditsnya menyebutkan tentang kemunculan mujaddid untuk umat Islam pada tiap seratus tahun sekali atau satu abad.

Hadits itu bersumber dari Abu Hurairah RA yang meriwayatkan sabda Rasulullah SAW sebagai berikut,
إنَّ اللهَ يَبْعَثُ لِهذهِ الأُمَّةِ عَلَى رَأْسِ كُلِّ مِائَةِ سَنَةٍ مَنْ يُجَدِّدُ لَهَا دِيْنَهَا
"Sesungguhnya Allah mengutus kepada umat Islam, setiap seratus tahun, seorang yang memperbarui untuk mereka (interpretasi) ajaran agama mereka." (HR Abu Daud)

Imam Ibnu Hajar al Asqalani, Adz Dzahabi, Ibnu Katsir, Al Munawi, An Nawawi, Ibnu Atsir Al Jazri, dan As Saharanfuri menafsirkan lafal مَنْ (orang-orang) menjadi kata yang bersifat umum baik mencakup perseorangan atau kelompok.
Dengan kata lain, seorang mujaddid yang dijanjikan dalam hadits bisa saja hanya seorang pribadi dan bisa berupa sebuah kelompok. Bahkan, ada kemungkinan mujaddid yang dimaksud hidup secara terpencar-pencar, bukan dalam satu kelompok yang menyatu.

Berkenaan dengan hadits di atas dikutip dari buku Ensiklopedia Islam karangan Hafidz Muftisany, seorang ahli fikih dan tafsir klasik Abu Sahl as Sa'laki pernah menyebutkan, Allah SWT memunculkan tokoh-tokoh atau mujaddid yang akan mengembalikan Islam pada kemurnian ajarannya dan membendung berbagai penyimpangan.

Sementara Cendekiawan Muslim Quraish Shihab dalam buku 1001 Soal Keislaman yang patut Anda Ketahui berpendapat, tugas mujaddid sebagai pembaru dibutuhkan mengingat perjalanan sejarah boleh jadi melupakan atau menyalah pahami ajaran agama. 

Selain itu, masyarakat menuntut adanya interpretasi baru yang tidak menyimpang dari prinsip dan teks-teks keagamaan.
"Sebagian dari apa yang kita namai ajaran agama adalah hasil interpretasi ulama yang tentunya dipengaruhi oleh kondisi sosial masyarakatnya, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), serta budaya lokal," terang dia.

Untuk itulah, mujaddid berperan untuk mereaktualisasi ajaran. Meski demikian, tidak mudah untuk menetapkan siapa orangnya pada tiap abadnya. Sebab, ada pula kemungkinan mujaddid tidak hanya satu orang melainkan ada beberapa orang dalam satu abad.

Di samping itu, kata Quraish Shihab, versi nama-nama mujaddid dari tiap abadnya pun dapat berbeda-beda. Salah satunya yang disebut Ibnu Katsir dalam Kitab Dala'il an Nubuwwah, mujaddid pada abad pertama Hijriah mencakup empat belas nama tokoh. Tidak hanya satu tokoh tiap abadnya, Lain lagi dari Imam As Suyuthi yang pernah merinci nama-nama mujaddid dalam potongan syair gubahannya. Lalu, versi lainnya dapat ditemukan dari Nawab Shidiq Hasan Khan yang menulis Kitab Hujaj al Kiramah.

Nawab Shidiq Hasan Khan merinci mujaddid setiap tahunnya termasuk nama-nama yang tidak asing di kalangan muslim. Seperti Imam Asy Syafi'i dan Imam Ahmad untuk mujaddid abad ke-2, Imam Al Ghazali masuk dalam mujaddid abad ke-5, Ibnu Taimiyah termasuk mujaddid abad ke-7, lalu Imam As Suyuthi masuk ke dalam mujaddid abad ke-10.
Terakhir, Nawab Shidiq Hasan Khan turut mencantumkan Imam Mahdi sebagai mujaddid terakhir yang akan membarui agama Islam. Kemunculan Imam Mahdi ini pula sudah banyak diterangkan hadits sebagai tanda-tanda datangnya hari kiamat.

Wallohu aklamu bissowab................

Posting Komentar

Beri masukan dan tanggapan Anda tentang artikel ini secara bijak.

Lebih baru Lebih lama
Sidebar ADS
Sidebar ADS
Sidebar ADS