ABDULLAH RESMI MENJADI UBAIDILLAH PADA ABAD 14.H
Dalam kitab Syamsudz Dzahirah karya Syekh Abdurrahman al-Mashur (w. 1320
H), disebutkan dengan tegas bahwa Abdullah bergelar Ubaidillah. Kutipan
lengkapnya sebagai berikut:
ي بن جعفر الصادق هنع هللا يضر له ذكر اوالد السيد الشهًن امحد بن عيسى بن دمحم بن علي العريض
من الولد اثنان: دمحم وعبدهللا ويسمى عبيد هللا وكنيته ابو علوي ومشس الظهًنة: ٔ٘
“ini adalah fasal menerangkan anak-anak Seorang sayyid yang mashur, yaitu Ahmad bin Isa bin Muhammad bin Ali al-Uraidi bin Ja‟far as-Shadiq r.a. ia
(Ahmad) mempunyai dua anak yaitu Muhammad dan Abdullah, dan Abdullah ini dinamai pula Ubaidillah dan kunyahnya adalah Abu Alwi. (Syamsudz Dzahirah: 51)
Dengan tegas syekh Abdurrahman al-Masyhur menyebutkan nama Abdullah adalah alias dari Ubaidillah.
Ada perbedaan antara kitab syamsudz Dzahirah dan kitab abad kelima yang menyebutkan anak Ahmad berjumlah tiga yaitu Muhammad, Ali dan Husain. Kitab Syamsudzahirah menyebutkan anak Ahmad bin Isa ada dua orang
yaitu Muhammad dan Abdullah. Ia menghilangkan nama Ali dan Husain dan memasukan nama Abdullah. Seperti telah disebutkan sebelumnya nama Abdullah ini mulai disebut oleh Syekh al-Jundi (w.730 H.) lalu diinterpretasi oleh Habib Ali al-Sakran bahwa ia sama dengan Ubaid. Sebelumnya tidak ada nama Abdullah disebutkan oleh para penulis kitab nasab sebagai anak Ahmad bin Isa, tidak disebutkan dikitab abad kelima, keenam dan ketuju. Sedangkan nama Ubaidillah pertama kali disebuat oleh Habib Ali al-Sakran (w. 895 H.)
Dalam an-Nafhah disebutkan Ahmad bin Isa mempunyai anak bernama Abdullah
dan Abdullah mempunyai anak bernama Abul jaded yang nanti akan menurunkan Abu Alwi pada generasi 8 yang merupakan Bani Abi Alwi. Sedangkan kitab Tuhfatuttalib menyebutkan Abdullah langsung mempunyai anak Alwi yang kelak menjadi datuk Bani Alawi. Kitab Syamsudz Dzahirah berusaha mengkompromikan keduanya dengan menyebutkan bahwa Abdullah mempunyai anak Alwi dan bergelar Abu Alwi dan Abul Jadid dan menambahkan nama ketiga yaitu Bashri. Jadi anaknya tiga. Dari mana tambahan itu? wallahu a‟lam.
Dari sini kita menyimpulkan betapa rumitnya pensibatan para Ba Alawi sebagai sebagai keturunan Ahmad bin Isa. Selain Ubaidillah yang tidak tercatat sebagai anak Ahmad bin Isa selama 550 tahun, ketika tiba-tiba muncul nama itu pun dengan kelemahan yang menyertainya.Kelemahan itu disebabkan beberapa hal, yang pertama munculnya nama Abdullah pada akhir abad 8 tanpa menyebutkan referensi, sepertinya ia muncul dari ruang hampa.
Yang kedua ketika muncul dalam kitab alBurqoh di abad sembilan, penulisnya mengatakan ia menginterpretasi nama Abdullah sebagai Ubaid.
Ketiga ketika kitab Syamsudz Dzahirah menyimpulkan bahwa Abdullah adalah Ubaidillah, tidak menyebutkan Abdullah yang mana, apakah Abdullah yang mempunyai anak Abul Jadid seperti dalam an-Nafhah, atau Abdullah yang mempunyai anak Alwi seperti dalam Tuhfatuttolib. An- Nafhah tidak menyebut nama Alwi sebagai anak Abdullah, Tuhfatuttolib tidak mnyebut nama Abul Jadid sebagai anak Abdullah. Lalu disatukan dalam Syamsudz Dzahirah
bahwa keduanya anak Abdullah.
Penyatuan Alwi dan Abul jadid sebagai anak Abdullah menyisakan masalah karena an-Nafhah menyebutkan Bani Abi alawi itu dari jalur Abul jadid. Sedangkan hari ini kita dikenal Ba Alawi dari jalur Alwi, yang nama Alwi bin Abdullah tidak
disebutkan dalam kitab an-Nafhah sebagai anak Abdullah.
Wallohu aklamu bissowab ........
oleh ; qsantri.com
Sumber : kitab karya kh.imaduddin