Sidebar ADS

BANGSA PRIBUMI NUSANTARA LEBIH MULIA

BANGSA PRIBUMI NUSANTARA LEBIH MULIA

Stigma inlander, bodoh dan bangsa sapi dulu dialamatkan ke bangsa pribumi Indonesia. Karena Kolonisasi sejak abad 17 hingga pertengahan abad 20 Masehi, telah meruntuhkan kharisma bangsa Nusantara yang adiluhung, bersikap tepo seliro, sopan santun dan guyub. Akibat doktrin -doktrin kaum kolonialis Belanda. 

Kolonisasi juga telah mencabik-cabik nilai manusiawi yang dimiliki bangsa ini, bangsa yang tumbuh dari heterogenitas suku, bahasa dan kepercayaan. Sungguh tidak ada yang lebih merusak kecuali penjajahan manusia atas manusia, dan penindasan bangsa atas bangsa lainnya. 

Para imigran tidak merasakan saripati derita sebagai bangsa yang terjajah, tidak pula merasakan getir, dan pahitnya terjajah hingga sampai taraf darah hitam beku, itu artinya penderitaannya bangsa dan leluhur kita sampai tulang sumsum. 

Anak-anak pribumi ini tidak pernah merendahkan bangsa lain, tidak pula berbuat jahat atas bangsa lainnya, justeru kepeduliannya melintasi batas-batas negara, ketika ada bencana kemanusiaan dan terhadap penindasan. Anak pribumi Nusantara ini adalah manusia-manusia mulia yang oleh Allah SWT telah takdirkan sebagai yang saling hormat menghormati, saling tolong menolong, saling kasih mengasihi, saling bantu, saling peduli. 

Bukankah kemuliaan menjadi manusia itu adalah adab dan moralitasnya yang baik dan terjaga. Tidak ada kemuliaan di atasnya akhlak dan ilmu, keduanya adalah cahaya terang yang menuntun hidup menuju kebahagiaan. 

Semua berawal dari keturunan yang sama yaitu keturunan Nabi Adam A.s, semua sama, semua dikasihi Tuhannya, semua diberikan rizkinya, semua dilindunginya, karena Tuhan maha rahman maha rahim. Tidak perlu ada yang direndahkan, tidak harus ada yang dipuja-puja. 

Dengan demikian, anak-anak pribumi harus sadar sesadar-sadarnya, bahwa kitalah yang mulia, bahwa kitalah bangsa yang " khoiro ummatin ukhrijat linnas ", bahwasanya kitalah yang punya darah dan air mata yang tumpah di negeri tercinta ini. 

Aspek agama pun, kita lah anak anak pribumi yang jauh lebih fasih, lebih alim, lebih beradab. Aspek pemikiran pun kita jauh lebih punya orang-orang hebat di zamannya yang bermunculan seiring bandul sejarah yang terus bergerak. 

Dari Maha Ratu Shima, Maha Raja Airlangga, Raja Ken Arok, Raden Wijaya, Prabu Siliwangi, Maha Raja Hayam Wuruk dan dari Raden Fatah sang Sultan Syah Alam Fatah Akbar hingga Sultan Agung Mataram. Dari para Wali Songo hingga Kiai-kiai besar seluruh Nusantara. Mereka terlahir di negeri tercinta ini, negeri zamrud khatulistiwa, negeri gemah ripah loh jenawi toto titi tentrem, Kerto Raharjo dan baldatun toyibatun wa robbun ghofur. 

Mari sadar wahai bangsa pribumi, sesungguhnya kitalah yang mulia, bahwa kitalah yang terhormat, bahwa kitalah yang konsisten hingga kini menjalankan ajaran agama, bahwa kitalah yang punya adab, kita pulalah yang dianugerahi kesantunan yang bangsa lain belum tentu miliki. 

oleh : Kyai Hamdan Suhaemi 
Ciujung, 18 Desember 2023
Penulis: Pengurus FKUB Provinsi Banten

Posting Komentar

Beri masukan dan tanggapan Anda tentang artikel ini secara bijak.

Lebih baru Lebih lama
Sidebar ADS
Sidebar ADS
Sidebar ADS