Sidebar ADS

NASAB BA'ALAWI RUNGKAD TERBONGKAR PALSU

NASAB BA'ALAWI RUNGKAD TERBONGKAR PALSU 

Menelaah Kitab Kitab sejarah Bani Alawi yang ada saja, sebenarnya tak memiliki sumber riwayat yang valid, coba deh terjun langsung oprek penelitian hasil pendataan habib Ali bin Jakfar, mengumpulkan diaspora Bani Alawi yang datang ke negeri ini untuk generasi keturunannya yang belum jauh/pendek 7-10 generasi saja, banyak salah nisbah yang tertukar dan banyak nama-nama diduga fiktif (tidak ada sejarahnya) sebatas cocoklogi kemiripan nama saja.

Secara keilmuan sejarah dan nasab, sejarah nasab bani Alawi aslinya itu amburadul, terus sejarah nasab amburadul bani Alawi ini mau melawan keakuratan Tes DNA?

Murtadho Az zabidi, riwayat nya ahistoris. Menceritakan tentang sejarah leluhur bani Alawi mengutip riwayat dari Mus’ab Az Zubairi? Sedangkan Mus’ab Az Zubairi wafat 236 H. Bagaimana ia bisa meriwayatkan tokoh-tokoh yang belum ada di masa beliau hidup, maksudnya meriwayatkan nama Ubaidillah yang wafat 383 H?

As Sakran, Al Kherred, Al Khatib, Al Janadi juga sama, RIWAYATNYA AHISTORIS. Aslinya, Jadid yang dimaksud itu di naskah aslinya berhenti di nama Jadid tidak diketahui ayahnya siapa dan Saudara se-ayahnya siapa?

Padahal yang di Yaman sana antara Ba’alwi dan Bani Al Ahdal, kasusnya mirip dengan ini.

Keduanya sama-sama mengklaim Ubeid sebagai leluhurnya, dan Ahmad bin Isa sebagai bagian dari sanak saudaranya.

Versi Ba’alwi mengambil jalur Ali Al Uraidhi, dengan skema nasab Ubaidillah bin Ahmad bin Isa Al Muhajir. Dalam catatan sejarahnya Ubaidillah diambil dari Ubeid lalu ditafsirkan lagi menjadi Abdullah.

Sedangkan versi bani Al Ahdal mengambil jalur Musa Al Kadzim. Dengan jalur Ubeid bin Isa bin Alawi dan seterusnya sampai Musa Al Kadzim.

Dan posisi Ahmad Bin Isa sebagai paman dari keturunan Ubeid bin Isa bin Alawi.

Keduanya hijrah ke Yaman bersamaan dan saling mengkonfirmasi tapi catatan nasabnya berbeda. Yang satu hijrah tahun 313 H (versi Ba’alwi). Yang satunya lagi hijrah tahun 540 H (Versi Al Ahdal).

Menurut bani Al Ahdal, Ubeid itu adik/kakaknya Ahmad Bin Isa Al Muhajir.

Jadi Ahmad bin Isa Al Muhajir menurut Versi Bani Al Ahdal adalah pamannya dan merupakan bagian dari trah Musa Al Kadzim, yang mana cucu dari Ubeid dan cucu dari Ahmad bin Isa hijrah Ke Yaman di Tahun 540 H.

Sedangkan menurut Ba’alwi, bani Al Ahdal hanya kawan hijrahnya saja, tak ada hubungan sanak saudara dan bersikukuh Hijrah di Tahun 313 H.

Unik dan menarik ini….
N/b : Dakwah NU  Nahdlatul Ulama adapun penanggapan link pos anda sudah kita adakan 
Dialog nnti dan diharap Dr.H.Fahrurizi Bersedia 
Hadir temu tatap muka nnti atas hujjah yang sangat ganjil dan dasar Jadid yang mentah ini
👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=879417546879395&id=100044334739009&mibextid=Nif5oz

Yang kita sayangkan sebenarnya adalah kok pembelaan ini datangnya dari para ulama nusantara yang kita kenal dengan muhibbin akut seperti Fathur razi ini?
Kemana ulama-ulama baalawi imigran yaman yang kata ALIM allamah...kok tidak ada yang muncul membantah sendiri tesis KH Imaduddin usman albantani

Atau mungkin benar doktrin bahwa habib bodoh dan goblok lebih mulia dari 70 ulama non baalawi sebagai pembenaran doktrin untuk menutupi kebodohan bani alawi yang sebenarnya tidak ada yang alim dan mumpuni?

Sekelas Fathur razi saja yang ALIM allamah masih terdoktrin akut oleh doktrinnan habaib baalawi imigran yaman apalagi orang awam.....

Saya hanya berharap kepada Fathur razi juga bersuara lantang kepada maktab daimi sebagai pencatat nasab resmi dan berkumpulnya para munsib baalawi imigran yaman untuk membantah tesis KH Imaduddin usman albantani  sehingga kajian ilmiah ini bersumber dari dua arah antara KH Imaduddin usman albantani dan Rabithah Alawiyah atau maktab daimi secara resmi bukan orang lain yang muhibbin nya sangat akut seperti Fathur razi

Atau dengan jalan lain maktab daimi mengeluarkan pernyataan resmi dan bahan bantahannya di berikan oleh para muhibbin akutnya seperti Fathur razi,qurtubi,wafi, Idrus Ramli,rumail abbas dan lain-lain

Wallahu Aklamu bissowaab.......
Penulis : Kiai Abdurrahman Zein Al Banjari, Lc. MA

Posting Komentar

Beri masukan dan tanggapan Anda tentang artikel ini secara bijak.

Lebih baru Lebih lama
Sidebar ADS
Sidebar ADS
Sidebar ADS