TAKTIK KELICIKAN KAUM KLAN BA'ALAWI
Pertama : Ba'alawi yang di datangkan kaum penjajah Belanda itu mengaku-ngaku sebagai dzuriyat Nabi SAW melalui Ubaidillah/ Abdullah bin Sayyid Ahmad.
Kedua : Walisongo yang penyebar islam di Indonesia itu, di Ba'alawikan terlebih dahulu, dengan merubah manuskrip-manuskrip nya.
Ketiga : Terus di freming dengan berbagai cara supaya orang Indonesia percaya bahwa Walisongo itu Ba'alawi, melalui Abdul Malik Adzomatkhon terus ke Ubaidillah. Ternyata Abdul Malik Adzomatkhan di India itu fiktif belaka alias Hoax
Keempat : Setelah orang Indonesia percaya bahwa Walisongo itu Ba'alawi, (dan ini hampir berhasil), maka mereka merasa dan mengakui yang mengislam kan di nusantara itu kaum mereka Ba'alawi.
Maka timbul perkataan, kalau kakek kami (kaum ba'alawi) tidak ke nusantara niscaya kamu masih menyembah pohon.
Ke lima : Kalau empat poin di atas sudah berhasil, tinggal terus di gencarkan yang mengislamkan nusantara itu Ba'alawi yang dzuriyat Nabi SAW. Mereka punya dua keunggulan satu sisi mengaku cucu Nabi, yang ke dua berjasa mengislam kan nusantara.
Maka mereka merasa paling berjasa di Nusantara dari pada suku mana pun sehingga sampai tercetus, kami ( ba'alawi) itu majikan kamu ( Pribumi).
Ke enam : Supaya kemuliaan sebagai dzuriyat Nabi SAW bisa di monopoli hanya oleh kaum Ba'alawi, tidak untuk dzuriyat lain nya (Walisongo), maka keluar pernyataan : Walisongo memang Ba'alawi dan tentu dzuriyat Nabi, namun terputus keturunan nya karena hanya di turunkan oleh anak perempuan saja dan itu tidak sah ( turunan Walisongo tidak ada/ tidak sah )
Ke tujuh : Kalau poin ke enam berhasil, maka bisa mengklaim yang nyebarkan islam di nusantara itu Ba'alawi / Walisongo, namun turunan Walisongo sudah tidak ada dan kami lah turunan Ba'alawi yang ada di Indonesia dan kaum kami yang paling berjasa di Indonesia, kamu pribumi harus tunduk dan patuh kepada kami, kalau tidak, bisa nyakiti Rosulullah dan tidak mendapat safaatnya.
Sampai keluar doktrin : seorang habib yang bodo lebih mulia dari 70 Kiai yang alim. Kalau sudah begini, yakin praktis Indonesia di kuasai ba'alawi.
Upaya Ba'alawinisasi di atas nyaris berhasil, namun Allah SWT sangat sayang dengan bangsa Indonesia yang di dalam nya bayak Sayyid/ Syarif asli. Sehingga Allah SWT memberikan ilmu dan keberanian kepada KH Imaduddin Utsman al Bantani untuk membuka kedok tipu daya kaum Ba'alawi tersebut.
Dan goncanglah bumi nusantara efek keluar nya kajian ilmiah Kiai Imad tetang tidak terkonfirmasinya Ba'alawi sebagai dzuriyat Nabi.
Ada yang sangat senang menyambut gembira kajian ilmiah tersebut, ada yang cuek- cuek saja entah iya entah tidak, ada yang tidak percaya begitu saja tapi selesai di situ, ada pula yang sampai marah- marah tidak terima, sampai kontrak orang untuk melawan kajian Kiai Imad tersebut, sampai melanglang buana ke berbagai negri untuk mencari kitab nasab, supaya Ba'alawi itu tetap nyambung sebagai duriyat Nabi SAW melalui Ubaidillah bin Sayyid Ahmad, walau akhirnya mentok tidak ketemu hasil nya.
Kepanikan kaum Ba'alawi tersebut di perparah lagi dengan muncul nya penemuan baru dari ilmu genetika yang mengatakan Ba'alawi itu berhaplo grup G, di mana gen ini adalah gen nya Yahudi Askenasi. Karena kalau gen nya Sayyid dan Syarif itu berhaplo grup J1. Berarti bangsa Arab pun bukan, apalagi duriyat Nabi SAW.
Waallahu Aklamu bissowaab............
oleh ; qsantri.com