Sidebar ADS

TANGGAPAN TERHADAP SURAT RABITAH ALAWIYAH

TANGGAPAN TERHADAP SURAT RABITAH ALAWIYAH 

Beredar di media sosial foto selembar surat edaran yang berlogo Rabitah Alawiyah, yaitu perkumpulan para habaib di Indonesia. Edaran itu bernomor: 180/MDRA/XI/2022 dengan judul ―Jawaban terhadap masalah tidak adanya nama Ubaidilah Bin Ahmad Al-Muhajir di Kitab Al-Syajarah Al-Mubarokah‖. Edaran itu di posting di channel Bahar Smith dan di bacakan oleh Mahdi bin Yahya di channel youtube nya dengan link ;
https://youtu.be/IlyEqnU_47M?si=3P5CEdL1yTixq0-h

Jika dilihat dari titimangsa surat ini, yaitu 8 November 2022, maka jelas surat edaran ini dalam rangka menjawab tulisan penulis yang di ulas DR. Syafik Hasyim di Cokro TV pada 6 November 2022. Berarti hanya berselang dua hari, rabitah telah menjawab tulisan penulis tentang bahwa Ubaidillah tidak dicatat sebagai anak Ahmad bin Isa berdasar kitab-kitab nasab abad ke 5 dan ke 6. 
Adapun kutipan lengkap surat edaran itu adalah sebagai berikut: 
Jawaban terhadap masalah tidak adanya nama Ubaidillah Bin Ahmad Al-Muhajir di Kitab Al Syajarah Al-Mubarokah 
________________________________________
180/MD-RA/XI/2022 

Assalamualaikum Wr. Wb. 

Dengan ini kami dari Maktab Daimi- Rabitah Alawiyah memberitahukan bahwa Kitab Al-Syajarah Al-Mubarokah yang dikarang oleh Imam Al-Fakhrurozi yang wafat pada tahun 606 Hijriah (Abad ke VI) adalah bukan satu-satunya kitab nasab yang menjadi sandaran pada ahli nasab. Masih ada kitab kitab lain yang ditulis pada abad yang lebih awal seperti: 

1. Kitab Bahrul Ansab Yang dikarang oleh Al-Sayyid Muhammad bin Ahmad Amiduddin Al-Husaini AlNajafi yang wafat pada tahun 433 Hijriah (Abad ke IV) pada halaman 46 dan 52 beliau telah menuliskan keturunan dari pada Isa Arrumi bin Muhammad Al-Azraq Annaqib) Yaitu Ahmad dan anak keturunannya, disebutkan bahwa nama anaknya salah satunya adalah Ubaidillah 

2. Kitab Abnaul ImamFi Misro Wa Syam (Alhasan Wal Husain) Yang dikarang oleh Abil Muammar Yahya bin Muhammadbin Al-Qasim AlHusaini Al-Alawi yang dikenal dengan Ibnu Thoba Thoba yang wafat pada tahun 478 Hijriah (abad ke IV) pada halaman 167-169 beliau menuliskan tentang keturunan Ja‘far bin Muhammad Al-Baqir bin Ali Zainal Abidin dan menuliskan Ubaidillah bin Ahmad bin Ahmad Al Muhajir bin Isa bin Muhammad bin Ali bin Jafar shodiq. 

Semoga tulisan ini dapat menjawab masalah keturunan dari Ubaidillah (Abdullah) bin Ahmad Al-Muhajir bin Isa Arrumi bin Muhammad Al Naqib bin Ali Al-Uraidi. Atas perhatiannya dan pemahamannya kami ucapkan terimakasih. Wassalamualaikum Wr.Wb
Jakarta, 8 November 2022 
Hormat kami Maktabah Daimi Rabitah Alawiyah Ahmad Muhammad Al-athas, Ketua harian; M. Baqir Alhaddad, Sekretaris. 

Dua kitab ini yang disebut oleh Rabitah Alawiyah tersebut tidak dapat dijadikan 
hujjah bahwa Ubaidillah adalah anak Ahmad, kenapa? 
Kitab Tahdzibul Ansab yang disebut oleh surat edaran itu sebagai kitab yang yang dikarang abad ke lima adalah dusta. 

Kitab itu dikarang oleh Al-Sayyid Muhammad bin Ahmad Amiduddin Al-Husaini Al-Najafi yang wafat pada pada abad 10 Hijriah.Keterangan itu dapat dilihat dalam kitab Tabaqatunnassabin karya Bakar Abu Zaid, dalam kitab itu disebutkan: 

 -396 دمحم بن امحد بن عميد الدين علي احلسيين النجفي والقرن العاشر( له حبر االنساب او 
هجرية ٖٙ٘ٔاحأشراف طبع ابلقاهرة عام ادلشجر الكشاف حأصول السادات

Nomor ke 396 (dari para ahli nasab itu adalah Muhammad bin Ahmad bin Amididdin Ali Al Husaini Al Najafi (Abad ke 10) ia memiliki kitab Bahrul Ansab atau AlMusyajjar Al-Kasyaf Li-Ushuli Al-Sadati Al-Asyraf, dicetak di Kairo tahun 1356 H.‖ (Tabaqatunnassabin: Bakar Abu Zaed: h. 162) 

Lalu dalam cover kitab Tahdzibul Ansab cetakan penerbit Daar Al-Mujtaba, Saudi Arabia tahun 1419 H yang di tahqiq oleh Al-Syarif Anas Al-Kutubi Al Hasani, ditulis: 

لكشاف حأصول السادات احأشراف للعالمة النسابة السيد حبر احأنساب ادلسمى ادلشجر ا
دمحم بن امحد بن عميد الدين علي احلسيين النجفي من أعالم القرن التاسع و العاشر اذلجري

“Bahrul Ansab yang dinamai (pula) Al-Musyajjar Al-Kasyaf Li Ushuli Al-Sadat AlAsyraf (dikarang) oleh Annasabah (ahli nasab) Al-Sayid Muhammad bin Ahmad 
bin Amididdin Ali Al Husaini Al Najafi sebagian dari para tokoh abad 9 dan 10 
H.” 

Untuk kitab kedua yaitu kitab Abnaul Imam fi Mishro Wa-Syam (Al-hasan Wal Husain) telah dijelaskan dalam tulisan penulis ―Muhhammad Ludfi Rahman 
Mempertahankan Nasab Habib Dengan Kitab Palsu‖. Intinya kitab itu termasuk 
kitab palsu yang isinya telah di rubah atau ditambah. Penambahan itu telah 
diketahui oleh para ulama, dan kitab ini tidak layak menjadi hujjah ilmiyah. 

 Sampai saat ini nasab habib di Indonesia belum mendapatkan pijakan dalil kesahihan nasab mereka. Bahkan beberapa kasus pemalsuan tahun wafat pengarang kitab oleh oknum tertentu, semakin menjadikan pembela nasab ini mencurigakan secara moral. 

TANGGAPAN ATAS BANTAHAN HABIB RIZIQ SYIHAB Seperti terdapat dalam channel youtube IBTV dengan judul postingan -MENJAWAB TUDUHAN HABAIB BUKAN KETURUNAN RASULULLAH S.A.W. –OLEH IB HRS‖ Link video; ;https://youtu.be/eULXWORurGQ?si=cG32Ny-idrpXz1vL
 yang dipost-kan 11 Nopember 2022 dengan durasi panjang 1 jam 44 menit 10 detik dalam video itu HRS menyebutkan adanya pertanyaan yang menggelitik khususnya dikalangan anak muda tentang apakah benar habaib di Indonesia itu keturunan Rasulullah, HRS melanjutkan “kalau betul mana buktinya? Kalau betul bagaimana cara mempertanggung jawabkannya

Menurut HRS, di menit ke 4, pembuktian apakah betul para habib itu sebagai 
keturunan Nabi cukup dengan membuktikan Imam Ahmad (bin Isa) apakah betul sebagai keturunan Nabi, jika betul Imam Ahmad sebagai keturunan Nabi maka berarti betul para habib itu keturunan Nabi jika tidak maka tidak. HRS pula menyatakan bahwa harus dibuktikan para tokoh-tokoh itu apakah betul ada atau hanya tokoh fiktif, siapa ulama yang menyebutkan? Dalam kitab apa? Apakah ulamanya otoritatif atau tidak? 

Pernyataan HRS ini sebagian betul, yaitu bahwa seorang tokoh yang diyakini ada 
pada suatu masa harus dibuktikan oleh terdapatnya nama tokoh itu disebut dalam sebuah kitab pada zamannya. Namun ketika menyebut bahwa jika Ahmad bin Isa terbukti sebagai tokoh nyata dan sebagai keturunan Nabi yang dibuktikan dengan adanya ulama yang menyebutkan dalam suatu kitab yang semasa, maka berarti para habib pula terbukti sebagai keturunan Nabi. 

Pernyataan HRS itu bermasalah karena justru masalah bukan pada Ahmad bin Isa tetapi pada sosok yang bernama Alawi yang disebut sebagai anakdari Ubaidillah dan cucu dari Ahmad bin Isa. Ahmad bin Isa bin Muhammad an-Naqib telah terbukti secara sah dan meyakinkan sebagai keturunan Nabi berdasarkan kitab-kitab nasab pada zamannya. Tetapi Alawi bin Ubaidillah tidak terbukti sebagai cucu Ahmad bin Isa dikarenakan Ubaidillah tidak terbukti sebagai anak Ahmad bin Isa. 

Pada menit ke 31 HRS menyebut nama kitab-kitab seperti Al-bidayah wa alNihayah, al-Kamil fi al-Tarikh, Tarikh Ibnu Khaldun, Tarikh al-Dzahabi dan 
banyak lagi kitab untuk membuktikan anak keturunan Sayidina Hasan dan Husain. 

HRS pula menyebut nama kitab-kitab untuk membuktikan bahwa tokoh-tokoh 
leluhur habaib di Indonesia dicatat dalam kitab-kitab sampai ia menerangkan tentang Ahmad bin Isa (al-Muhajir).Tapi perhatikan pada menit yang ke 1:13:44 ketika HRS telah selesai menerangkan Ahmad bin Isa yang menurutnya dicatat dalam kitab tarikh Tobari, ketika menerangkan tentang apakah Ubaidillah ditulis oleh ulama dalam kitab sebagai anak Ahmad bin Isa, HRS malah lompat menerangkan tentang Alawi yang menurutnya terdapat dikitab Khulasotul Atsar. Seharusnya HRS juga dapat menunjukan kitab mana yang menyebutkan tentang bahwa Ahmad mempunyai anak bernama Ubaidillah. 

Karena justru, sekali lagi dikatakan, bahwa Alawi inilah yang merupakan datuk para habib Ba Alawi yang disebut oleh para ulama sebagai bukan keturunan Rasulullah, dikarenakan ayahnya yang bernama Ubaidillah tidak terbukti sebagai anak Ahmad bin Isa (al-Muhajir). 
--------------------------------------------------------------

ت النساب ٌن: بكر ابو ز ٌد: ص. ط

Posting Komentar

Beri masukan dan tanggapan Anda tentang artikel ini secara bijak.

Lebih baru Lebih lama
Sidebar ADS
Sidebar ADS
Sidebar ADS