WAJIBNYA ILMU HARUS BERSANAD
Sebagai warga NU memiliki kelebihan dalam beribadah dengan keilmuan yang bersanad sampai Nabi Muhammad SAW. Cara sholat yang kita lakukan sesungguh mengikuti apa yang Beliau ajarkan kepada para Sahabatnya dan terus menerus sampai kepada Ulama yang menjadi panutan kita. Oleh karena itu keilmuan yang meliputi tauhid, fiqih dan tassawuf dalam NU memiliki rujukan atau sanad yang jelas.
📽️𝙚𝙙𝙪𝙠𝙖𝙨𝙞 𝙝𝙞𝙠𝙢𝙖𝙝 𝙣𝙖𝙨𝙚𝙝𝙖𝙩 𝗾𝙪𝙧'𝙖𝙣 𝙙𝙖𝙣 𝐒𝙚𝙟𝙖𝙧𝙖𝙝:https://www.facebook.com/pg/qsantri.eu.org/posts/qsantri.com
diantara tiga hal tersebut (tauhid, fiqih dan tassawuf) merupakan ilmu yang memiliki rujukan kepada siapa kita harus berguru. Disinilah pentingnya sanad keilmuan yang bisa dipertanggung jawabkan.Lain halnya pengetahuan yang bersumber dari google tentu kesahihan nya tidak bisa dipertanggungjawabkan.
𝘽𝙖𝗰𝙖 𝙟𝙪𝙜𝙖 𝙙𝙞𝙨𝙞𝙣𝙞:https://www.qsantri.com/2023/12/mulai-belajar-cara-move-one.html
Dalam bertauhid kita mengikuti Imam Asy’ ari dan Al Maturidi, untuk Fiqih nya mengikuti salah satu 4 mazdhab (imam Malik, Imam Hambali, Imam Syafi’i dan Imam Hanafi) dan dalam tassawuf mengikuti Imam Junaidi Al Baghdadi dan Hujatul Islam Imam Ghazali.
𝘽𝙖𝗰𝙖 𝙟𝙪𝙜𝙖 𝙙𝙞𝙨𝙞𝙣𝙞:http://www.qsantri.com/2023/12/bantahlah-hujjah-dengan-dasar-ilmu.html
Sebagai umat zaman akhir kita hidup secara fisik tidak bersama dengan Beliau, namun kita menyakini dan mengimani Beliau sebagai Nabi dan Rosul yang diutus untuk rahmat semua alam. Kita bisa mengerti Iman, Islam dan Ikhsan melaui para Ulama sebagai pewaris Nabi. Ulama atau Kyai sebagai guru kita yang mengajarkan tata cara beribadah. Keilmuan mereka bersanad dengan sambung sinambung sampai dengan Rosulullah SAW".
𝘽𝙖𝗰𝙖 𝙟𝙪𝙜𝙖 𝙙𝙞𝙨𝙞𝙣𝙞:https://www.qsantri.com/2023/12/hukum-jual-beli-jabatan-termasuk.html
Oleh karena itu kita harus bersyukur menjadi umat Nabi Muhammad SAW, yang diberikan kasih sayang dengan berbagai keistimewaan. Sekalipun usia umatnya rata rata berkisar 60 tahunan, namun banyak bonus yang bisa menjadi nilai usia kita melebihi dari itu, contohnya turunnya “Lailatul Qodar” yang hanya untuk umat Nabi Muhammad.
𝘽𝙖𝗰𝙖 𝙟𝙪𝙜𝙖 𝙙𝙞𝙨𝙞𝙣𝙞:https://www.qsantri.com/2023/11/mengumpulkan-tulang-pisah.html
Lebih dari itu banyak amalan amalan lainnya yang memiliki nilai sama dengan ibadah bagi orang yang mampu atau kaya. Contohnya ibadah haji bisa dilaksanakan bagi orang yang mampu secara fisik dan finansial. Untuk orang yang tidak cukup hartanya (faqir) haji adalah sholat jumat di masjid.Namun bukan berarti kewajiban haji yang asli kemudian gugur. Orang miskin atau faqir kemudian menjadi kaya dan hartanya cukup untuk menunaikan haji, maka tetap dia berkewajiban haji ke Mekah.
𝘽𝙖𝗰𝙖 𝙟𝙪𝙜𝙖 𝙙𝙞𝙨𝙞𝙣𝙞:http://www.qsantri.com/2023/12/satrio-piningit-trah-wahyu-agung.html
Ternyata orang yang tiada bersanad dalam hal itikad dan masalah fiqih (termasuk penetapan nasab, karna hal tersebut termasuk dalam masalah agama, sesuatu yang masuk dalam masalah agama disebut dengan masailul fiqhiyah). Jadi Imam Ibnu Hajar meyakini siapa saja yang tidak bersanad dalam menetapkan atau menentukan suatu hukum, maka orang tersebut ahli bid'ah.
𝘽𝙖𝗰𝙖 𝙟𝙪𝙜𝙖 𝙙𝙞𝙨𝙞𝙣𝙞:https://www.qsantri.com/2023/12/kitab-nasab-abnau-al-imam-fi-al-mishri.html
Berarti siapa saja yang meyakini Ba'alawi keturunan Nabi SAW tanpa dalil dan bersanad, serta jelas keteranganya maka orang tersebut ahli bid'ah. Dan ahli bid'ah itu yang dimaksud adalah ahli bid'ah yang sesat lagi menyesatkan.
𝘽𝙖𝗰𝙖 𝙟𝙪𝙜𝙖 𝙙𝙞𝙨𝙞𝙣𝙞:https://www.qsantri.com/2023/11/lutfi-yahya-mengklaim-jika-nu-berdiri.html
Bagi kang Kyai kabeh yang meyakini Ba'alawi keturunan Nabi SAW, bagaimana dengan kaedah ini, apakah kang Kyai kabeh termasuk ahli bid'ah yang sesat lagi menyesatkan? Karena meyakini dan menetapkan ba'alawi sebagai Sadatul Asyraf tanpa memberikan sanad yang bersambung ke Sayyid Ahmad Bin Isa An Naqib.
Waduh bahaya kang Kyai kabeh, itu maqolahnya imam Ibnu Hajar dalam Kitab yang bernama Tsabat syaikhul Islam Ibnu Hajar Al Haitami, lalu bagaimana para Kyai yang meyakini Ba'alawi keturunan Nabi ?
❁ بارك الله فيكم أجمعين والله أعلمُ بالـصـواب ❁
