AKIDAH MERK SISA-SISA MADE IN BELANDA
Bahwa dalam ajaran akidah kastanisasi rasis penyembah berhala nasab menilai sangatlah rendah bagi siapapun yang tidak memiliki darah klanya dari jalur lurus laki-laki moyangnya. Mereka memaksakan serta memanipulasi berbagai macam dalil agama secara serampangan sesuai hawa nafsunya.
Dari kesombonganya mereka menuduh sesat bahkan kafir bagi siapapun yang mempertanyakan tentang keabsahan nasabnya. Namun faktanya secara ilmiyah sangatlah tertolak, baik melalui uji pustaka maupun tes DNA cabang dari ilmu genetik.
Bahkan saking ujubnya mereka berfatwa haram menikahkan wanita-wanitanya kepada pria diluar klanya hingga dihukumi zina. Bahkan yang sudah terlanjur nikah pun disuruhnya untuk cerai.
Untuk mempertahankan eksistensinya merasa menjadi manusia paling suci dan mulia serta maha benar dari segala tingkah dan perkataanya dalam pergaulan dimasyarakat mereka sangatlah gila hormat. Jangan heran jika kita mendapati mereka berkata kotor penuh sumpah serapah bagi siapa yang berbeda pendapat dengannya.
Rasisme yang mereka lakukan adalah tindakan diluar syari'at Islam. Jika kita tarik ke masa lalu, ini adalah sisa-sisa ajaran made in penjajah Belanda yang bertujuan untuk mereduksi perlawanan para Kiai pribumi yang lurus akidahnya pasca perang Diponegoro.
Melihat masih banyak yang melalukan tindakan rasisme seperti ini, dalam agama Islam sendiri pun diajarkan untuk tidak melakukan perbuatan tersebut. Sebab, perbuatan rasisme tidak sesuai dengan fitrah manusia mana pun.
Agama Islam adalah agama yang mulia. Setiap manusia muslim diharamkan untuk melakukan tindakan rasisme. Jika melihat dari sejarah Islam, Bilal bin Rabah ra. adala seorang mantan budak berkulit hitam. Tetapi, beliau memiliki kedudukan tinggi di antara para sahabat.
Allah SWT mememang menciptakan manusia berbeda-beda. Tapi, bukan untuk saling mengejek melainkan saling mengenal satu sama lain. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Hujurat ayat 13 yang artinya:
"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."
Selain ayat tersebut, larangan rasisme juga tercantum dalam QS. Ar-Rum ayat 22 yang artinya:
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui."
Bahkan, di agama Islam pula melarang keras bentuk ta'assub, yakni membela serta membabi buta hanya berdasarkan suku, ras, atau bangsa tertentu. Tidak peduli apakah salah atau benar, zalim atau terzalimi.
Untuk menyikapi adanya isu rasisme berkedok nasab keturunan Nabi SAW, ingat kembali bahwa setiap manusia merupakan saudara kita semua.
Allah SWT berfirman dalam QS. Ali-Imran ayat 103 yang artinya:
"Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk."
Itulah beberapa surat yang ada di dalam Al-Quran yang menjelaskan soal larangan rasisme dalam Islam.
❁ بارك الله فيكم أجمعين والله أعلمُ بالـصـواب ❁
Oleh : www.qsantri.com