Sidebar ADS

PENELITIAN KH. IMADUDDIN SULIT DIPATAHKAN

PENELITIAN KH. IMADUDDIN SULIT DIPATAHKAN 

Harapan Ba Alwi untuk sembuh dari luka akibat tesisnya KH Imaduddin Utsman Al Bantani yang berimbas makin banyaknya kaum muslim yang tercerahkan dan bangkit untuk menancapkan kuasa lewat klaim keabsahan nasab kembali dilabrak oleh pernyataan tegas Naqib (pimpinan Naqabah asyraf al aqiliyyin) di Mesir yang merupakan Bani Hasyim dari Jalur Aqil Bin Abi Thalib.

Setelah meneliti dalil-dalil dan pendapat-pendapat yang mengisbat nasab Ba Alwi serta dalil-dalil dan pendapat-pendapat yang membatalkan nasab Ba Alwi, beliau menetapkan bahwa pendapat yang lebih kuat dan bukan sekedar prasangka menyatakan nasab Ba Alawi tidak sah dan batal.

Beberapa bukti kerancuan isbat Ba Alwi seperti yang dijelaskan oleh Zaini dalam channel youtube-nya dengan mengutip sumber dari pernyataan Sayyid Audah Al Aqili sebagai berikut;

1. Apa yang disebut oleh pihak Ba Alwi sebagai riwayat masyhur kerena kesaksian orang-orang pada masanya dianggap “kisah fiktif” oleh Sayyid Audah Al Aqili. Kisah tentang hijrahnya Ahmad bin Isa ke Hadramaut menurut versi Ba Alwi ternyata berseberangan dengan sejarah yang ada di Iraq.

Berdasarkan sejarah yang ada di Iraq, Ahmad Bin Isa hijrah dari Baghdad ke Andalusia. Kata Sayyid Audah Al Aqili, Sumber yang lebih kuat adalah sejarah versi Baghdad karena beberapa alasan. Pertama, Ahmad Bin Isa Al Muhajir tinggalnya di Baghdad. Kedua, yang menceritakan tentang hijrahnya Ahmad Bin Isa ke Andalusia adalah salah satu keluarganya yaitu Ali Al Uraidi. Ketiga, versi yang mengatakan Ahmad Bin Isa hijrah ke hadramaut baru muncul belakangan hari.

2. Selain isbat nasab Ba Alwi beradasarkan kisah fiktif yang bertentangan dengan sumber yang lebih kuat ini, terdapat juga kisah lain yang sangat janggal tetapi justru digunakan untuk memperkuat isbat nasab Ba Alwi.

Diceritakan, ketika Ubaidillah disuruh naik haji bersama rombongan dari Hadramaut. Di tengah jalan mereka bertemu dengan rombongan dari Iraq dan Basrah, ternyata rombongan dari Iraq dan Basrah mengenal Ubaidillah dan mereka bersaksi bahwa nasabnya tersambung ke Rasulullah. Ini aneh!, kok bisa mereka langsung kenal kepada Ubadillah seolah-olah Ubaidillah adalah tokoh yang sangat terkenal di Irak dan Basrah sehingga siapa saja orang dari Iraq dan Basrah akan mengenalnya sedangkan ulama nasab saja tidak ada yang menyebut nama Ubaidillah(?).

3. Saat Ahmad bin Isa tiba di Hadramaut, orang-orang Hadramaut sudah mengakui bahwa beliau adalah Sayyid, tapi keluarga Ahmad Bin Isa masih mau memperkokoh. Ali Bin Ahmad, cicit dari Ubaidillah berangkat ke Basrah lalu meminta isbat kapada hakim di Basrah dan banyak orang di basrah yang memyaksikan saat pengesahannya. Setelah mereka pulang maka orang-orang Hadramaut mengakui bahwa mereka adalah Sayyid.

Dari kisah ini muncul beberapa pertanyaan; Kalau Ubaidillah sudah mengisbat nasabnya, kenapa cicitnya harus mengisbat lagi? Padahal mereka tinggal di Hadramaut, kampungnya sendiri. Berarti cerita ini sangat jauh dari kebenaran.

Klaim saat ini bahwa Ba Alwi bernasab kepada Sayyidina Husain baru dimulai Abad kedelapan Hijriyah. tidak ada ulama nasab yang mengatakan bahwa mereka bernasab pada Sayyidina Husain sebelum abad kedelapan. Ini adalah klaim yang sangat terlambat karena Ahmad bin Isa hidup pada abad keempat Hijriyah.

Sayyid Audah Al Aqili pimpinan Naqabah Asyraf Al Aqiliyyin di Mesir, setelah meneliti pendapat-pendapat yang mengisbat nasab Ba Alwi serta pendapat-pendapat yang membatalkan nasab Ba Alwi, menetapkan bahwa pendapat yang lebih kuat dan bukan sekedar prasangka adalah pendapat yang menyatakan bahwa nasab Ba Alwi tidak sah dan batal.

Sebenarnya pernyataan Sayyid Audah Al Aqili ini jauh lebih dahulu muncul daripada tesis KH. Imaduddin Utsman Al Bantanie. Pengumuman bahwa nasab Ba Alwi tidak sah dan batal telah ditulis oleh Sayyid Audah Al Aqili pada tanggal 17 Februari tahun 2010 tapi tidak terekspos luas dan tidak membuat gegeran. Entah karena ditutupi atau belum mendapat momentum yang tepat untuk booming karena keterbatasan akses informasi saat itu.

Adanya pukulan dari dalam lingkar Bani Hasyim sendiri menjadi salah satu bukti bahwa mempertanyakan keabsahan nasab dzurriyah Rasulullah yang disandangkan kepada sesesorang atau kaum tertentu bukanlah merupakan tabu yang dapat disepadankan dengan melanggar hukum syar’i, mendapat dosa besar dan akan dijebloskan ke dalam neraka, tapi hal ini adalah sesuatu yang wajar dan harus disikapi dengan kepala dingin.

Mengajukan bukti valid saat menyanggah, buku versus buku, tulisan berbalas tulisan, atau lebih bagus lagi kalau diadakan dialog sehingga khalayak umum bisa menilai sendiri mana pendapat yang lebih kuat berdasarkan bukti-bukti yang diajukan masing-masing pihak.

Untuk mengetahui lebih jelas pengumunan pembatalan nasab Ba Alwi oleh Sayyid Audah Al Aqili, silahkan simak pembahasan Zaini dalam channel youtube-nya yang berjudul “penelitian KH. imaduddin tidak mudah dipatahkan karena sesuai metode Naqobah internasional” yang diupload pada tanggal 28 Mei 2023.

Adalah wajar jika terjadi reaksi emosional dari kalangan Habaib karena selama ini mereka terbiasa dengan privilege dari masyarakat, dan ketika keabsahan nasab mereka dipertanyakan maka privilege yang biasa mereka terima terancam hilang dan menjadi manusia pada umumnya dalam kehidupan sosial. Dan sangat sulit merubah kebiasaan yang sudah tertanam secara turun temurun.

Pembatalan yang dilakukan oleh Sayyid Audlah Al Aqili terhadap keabsahan Bani Alawi adalah hal yang semakin memperburuk keadaan Ba Alwi.

❁ بارك الله فيكم أجمعين والله أعلمُ بالـصـواب ❁

Posting Komentar

Beri masukan dan tanggapan Anda tentang artikel ini secara bijak.

Lebih baru Lebih lama
Sidebar ADS
Sidebar ADS
Sidebar ADS