TERMINOLOGI KEILMUAN SEBAGAI FONDASI
Ummat Islam itu terbagi dalam tiga kelompok. Pertama, mujtahid yaitu orang yang memiliki ilmu dan mampu berijtihad. Kedua muttabi yaitu orang yang mengetahui hujjah mujtahid yang diikutinya. Ketiga muqallid yaitu orang yang mengikuti pendapat mujtahid tetapi tidak mengetahui hujjah mujtahid yang diikutinya.
Perkembangan umat Islam yang semakin menyebar luas tentu diiringi pula oleh perkembangan zaman yang semakin modern. Perkembangan zaman yang semakin modern inilah menjadikan banyak dari umat Islam untuk menerapkan suatu amal perbutan tanpa mengetahui secara pasti tentang kebenarannya. Minimnya ilmu pengetahuan yang dimiliki membuatnya menjadi mudah terpengaruh dan percaya terdapat siapapun. Akibatnya tanpa mereka sadari mereka telah bertaqlid.
Nah, apa itu taqlid? Tentunya penulisan ini ditulis untuk membahas secara dalam tentang taqlid. Hal-hal apa saja yang berkaitan dengan taqlid akan dibahas dalam artikel ini. Tentunya artikel ini diharapkan mampu menjadikan salah satu sumber rujukan bagi semuanya yang ingin mengetahui secara lebih dalam tentang taqlid. Agar kita tidak terjebak oleh hal-hal yang sangat dilarang oleh Allah SWT.
Pengertian Taqlid
Secara etimologi, kata taqlid adalah bentuk masdar dari qallada yuqallidu taqldan dalam kosa kata arab, kata tersebut yang artinya: mengikat pada leher.
Sedangkan menurut terminologi yaitu dari segi istilah, taqlid adalah beramal dengan berdasarkan pendapat orang lain, yang pendapat tersebut tidak dibenarkan. Artinya orang tersebut menerima pendapat orang lain tanpa mengetahui dalilnya,
Adalah KH Imaduddin Utsman Al Bantani dengan tesis nya, para penganut akidah kastanisasi rasis penyembah berhala nasab menjadi rungkad jatuh bergelimpangan tak berharga sama sekali.
Segala doktrin-doktrin sesat mereka sekarang umat sudah tahu serta faham. Mantan mukibin bukan hanya meninggalkan serta mencampakannya namun malah berbalik memberikan pencerahan kepada yang lainnya, bahwa jangan sampai mendekati para penganut akidah sesat kastanisasi rasis penyembah berhala nasab.
KH Imaduddin Utsman Al Bantani akan terukir dengan tinta emas dalam sejarah perjalanan umat Islam di Nusantara, memerdekaan umat Islam yang dahulunya tebelenggu perbudakan spritual oleh Dzuriyah Nabi palsu sejak didatangkan pada tahun 1800an masehi oleh penjajah Belanda untuk mereduksi pergerakan dan perjuangan Dzuriyah Nabi yang asli di Nusantara.
Jika umat Islam di Nusantara sudah mulai banyak yang mempelajari ilmu nasab, maka nasab-nasab palsu yang mengatas namakan Nabi SAW yang di gunakan untuk kepentingan sang pemakainya akan musnah.
❁ بارك الله فيكم أجمعين والله أعلمُ بالـصـواب ❁