Sidebar ADS

BATU NISAN JAWA BERAKSARA KATAKANA

BATU NISAN JAWA BERAKSARA KATAKANA 

Hampir dua tahun yang lalu Mas Prayudha Utama mengirimi saya foto 2 batu nisan, tepatnya pada 9 November 2022. Kemudian 2 foto tersebut saya jadikan satu frame seperti yang tampak di sini.

Kedua batu nisan ini berangka tahun Jepang 2603, sama dengan 1943 masehi. Jadi keduanya dibuat pada masa kolonialisme Jepang. Pada nisan sebelah kiri terdapat pahatan matahari bersinar, matahari terbit. Lalu di bawahnya adalah aksara Jepang jenis katakana. Tulisan Jepang zaman itu umumnya masih dibaca dari arah kanan ke kiri. Pada foto pertama, dari kanan bisa dibaca ンガタミナハ (N Ga Ta Mi Na Ha), jadi cocok utuk nama mendiang yang dipahat dalam aksara Jawa di bawahnya: ꦔꦠ꧀ꦩꦶꦤꦃ yang dibaca Ngatminah. Dengan demikian ini jadi penanda, bahwa yang dikuburkan adalah seorang perempuan bernama Ngatminah.

Sedangkan pada nisan sebelah kanan tidak terdapat pahatan matahari bersinar. Pada bagian atas terpahat katakana. Aksara paling kanan kurang jelas, namun ada kemungkinan ini adalah aksara ヰ(wi) yang pada masa sekarang tidak dipakai lagi dalam keseharian, namun masih bisa dijumpai dalam teks kesusastraan Jepang. Aksara ke-2 dari kanan adalah ラ (ra). Kemudian yang ke-3 dari tidak begitu jelas, namun besar kemungkinan aksara ク (ku) yang goresan kirinya (goresan pertama) dipahat terlalu panjang dibanding goresan kanan (goresan kedua). Kemudian di sebelahnya aksara ラ (ra). Dan yang paling kiri adalah aksara マ (ma). Terbaca ヰラクラマ (Wi Ra Ku Ra Ma). Cocok dengan nama mendiang yang dipahatkan dalam aksara Jawa di bawahnya: ꦮꦶꦫꦏꦿꦩ Wirakrama. Sebagai informasi tambahan, lidah orang Jepang sulit untuk mengucapkan kata yang huruf r atau l-nya didahului konsonan. Krama menjadi kurama. Contoh lainnya Kroya jadi Kuroya, srimpi jadi surimpi, kraton jadi kuraton(g), brown jadi buraun, black jadi burakku, dan seterusnya.

Apa yang menjadikan kedua batu nisan ini menarik? Keduanya terdapat di permakaman di luar cungkup makam Syekh Maulana Ibrahim Asmoro Qondi (ada pula yang menulis Asmarakandi) di Dusun Rembes, Desa Gesikharjo, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Disebut dengan nama Asmoro Qondi atau Asmarakandi karena dipercaya beliau berasal dari Samarkand, sebuah kota di Uzbekistan, Asia Tengah, yang datang ke Jawa pada abad ke-14. Mengenai siapakah Syekh Asmoro Qondi ini dan perannya dalam syi'ar agama Islam, silakan Anda mencari sendiri informasinya lebih jauh karena tulisan ini bukan tentang ulama tersebut.

Kembali ke kedua batu nisan tadi, terlihat bahwa pengaruh Jepang cukup cepat menyebar di kalangan tertentu sehingga ada nisan yang ditulis dengan katakana, bahkan diberi lambang matahari terbit – mengingat balatentara Jepang mendarat di Pulau Jawa pada 1 Maret 1942, di tiga tempat, yaitu Teluk Banten (Banten), Eretan Wetan (Indramayu, Jawa Barat), dan Kragan (Rembang, Jawa Tengah), sebagai bagian dari pertempuran Jepang vs Sekutu yang disebut Pertempuran Jawa, berlangsung antara 28 Februari hingga 12 Maret 1942. Dari Kragan inilah balatentara Dai-Nippon itu kemudian menyebar ke Tuban, Jawa Timur. Lalu kedua batu nisan ini berangka tahun 1943, kurang lebih 1 tahun sejak pendaratan Jepang di Jawa.

Demikian sekadar tulisan singkat tentang tulisan yang terdapat pada batu nisan masa kolonialisme Jepang.

❁ بارك الله فيكم أجمعين والله أعلمُ بالـصـواب ❁
https://www.qsantri.com/search/label/Quran

Posting Komentar

Beri masukan dan tanggapan Anda tentang artikel ini secara bijak.

Lebih baru Lebih lama
Sidebar ADS
Sidebar ADS
Sidebar ADS