Sidebar ADS

KESALAHAN FATAL GOLONGAN KELOMPOK HIZBUTTAHRIR MEMAKNAI KATA KHILAFAH

KESALAHAN FATAL GOLONGAN KELOMPOK HIZBUTTAHRIR DALAM MEMAKNAI KATA KHILAFAH 

Bulan November lalu saya berkesempatan pulang ke kampung halaman. Bertemu dan diskusi dengan teman-teman HTI yang dulu saya isi halaqahnya. Teman saya masih meyakini khilafah ajaran Islam. Lantas saya tanya, khilafah yang mana?

Jika kembali kepada al-Qur'an yang merupakan sumber hukum syara', kata khilafah tidak disebutkan. Di sisi Hizbut Tahrir meyakini bahwa khilafah adalah mahkota dari kewajiban-kewajiban dalam agama Islam (tajul furudl). Wajib dan janji Allah swt (fardlun wa wa'dun).

Bagaimana mungkin sesuatu yang berkedudukan sebagai tajul furudl dan fardlun wa wa'dun tapi tidak disebut-sebut dalam al-Qur'an. Bukankah seharusnya yang menjadi tajul furudl itu shalat, yang berulang kali disebutkan dalam al-Qur'an?!

Bahwa di al-Qur'an ada kata khalifah yang merujuk kepada Nabi Adam as (QS. al-Baqarah: 30) dan Nabi Daud as (QS. Shad: 26) sama sekali tidak berindikasi (qarinah) dan tidak mengarah kepada makna khilafah sebagai sebuah bentuk negara dan sistem pemerintahan (nizham al-hukmi).

Ketika Adam as diangkat menjadi khalifah, bumi ini masih kosong. Penduduknya hanya dua orang, Adam as dan istrinya. Itu pun mereka hidup berjauhan sampai bertemu kembali di Jabal Rahmah. Belum ada negara dan pemerintahan saat itu. Adam as menjadi khalifah tanpa negara dan pemerintahan. Inilah bukti bahwa kata khalifah tidak berkonsekuensi, tidak berakibat dan tidak menuntut adanya khilafah sebagai sebuah nizham al-hukmi.

Hal yang serupa terjadi pada Daud as. Daud as diangkat Allah swt menjadi khalifah dalam sistem kerajaan (al-mulk) bukan dalam sistem khilafah. Sebagaimana yang tercantum dalam al-Qur'an surat al-Baqarah: 251. Ini bantahan telak bagi Hizbut Tahrir yang berpendapat, setiap khalifah sistemnya harus khilafah.

Lalu, HTI mengadakan acara haul khilafah 17 Februari lalu di TMII. Dihadiri 1200 orang. Haul khilafah yang ke seratus. Khilafah di sini merujuk kepada Khilafah Utsmaniyah yang berpusat di Istanbul.

Khilafah Utsmaniyah bukan satu-satunya khilafah dalam sejarah umat Islam. Ada khilafah 'ala minhajin nubuwwah/khulafa'ur rasyidin yang berakhir pada tahun 661. Jika khulafa'ur rasyidin yang menjadi patokan, seharusnya HTI memperingati haul khilafah yang ke-1363.

Khilafah Utsmaniyah bukan satu-satunya dalam sejarah umat Islam. Ada Khilafah Umayyah. Khilafah Umayyah berakhir pada tahun 750. Andaikata HTI merujuk kepada Khilafah Umayyah, seharusnya mereka memperingati haul khilafah ke-1274.

Khilafah Utsmaniyah bukan satu-satunya khilafah dalam sejarah umat Islam. Ada Khilafah Abbasiyah. Khilafah Abbasiyah berakhir pada tahun 1258. Seandainya Khilafah Abbasiyah yang menjadi patokan, seharusnya HTI memperingati haul khilafah yang ke-766.

Jadi, pertanyaan yang perlu kita tanya berulang-ulang kepada HTI adalah, HTI mau mendirikan khilafah yang mana? Khilafah Nabi Adam as kah? Khilafah Nabi Daud as kah? Khilafah Khulafa'ur Rasyidin kah? Khilafah Umayyah, Abbasiyah dan Utsmaniyah kah? 

Namun bilamana HTI bercita-cita ingin mendirikan khilafah 'ala minhajin nubuwwah yang kedua, berarti HTI salah alamat. Menurut hadis-hadis tentang akhir zaman, hadis-hadis tentang bisyarah nubuwwah, dan hadis-hadis tentang Imam Mahdi, maka khilafah 'ala minhajin nubuwwah yang kedua akan berdiri di sekitar jazirah Arab dan Syam, bukan di Indonesia.

Atau jangan-jangan HTI ingin mendirikan Khilafah Tahririyah...? Untuk apa? Kan bukan perintah Allah swt dan Rasul-Nya.

❄️بارك الله فيكم أجمعين والله أعلمُ بالـصـواب❄️  web.facebook.com/qsantri.eu.org?apps.apple

Posting Komentar

Beri masukan dan tanggapan Anda tentang artikel ini secara bijak.

Lebih baru Lebih lama
Sidebar ADS
Sidebar ADS
Sidebar ADS