PEJUANG BERMENTAL REVOLUSIONER
Suatu transformasi sosial yang besar itu harus diawali dari gagasan yang besar dan pikiran revolusioner terlebih dahulu. Gagasan besar dan pikiran revolusioner adalah pelopor, pemimpin, dan pembentuk dari yang namanya transformasi sosial.
Bila individu atau sebuah organisasi berbicara dan bertindak tanpa gagasan yang besar, yang revolusioner, maka sudah pasti kekerdilan pikir dan watak kontra revolusioner lah yang akan terus mengikutinya. Dan outputnya pun juga tidak akan memilki dampak yang nyata dalam transformasi sosial. Maka ujung-ujungnya hanya akan menjadi wacana aja.
Sebaliknya, bila individu atau organisasi berbicara dan berbuat dengan modal gagasan yang besar, yang revolusioner, maka sudah pasti watak dan pergerakan yang revolusioner lah yang akan terus mengikutinya. Dan outputnya pun juga akan memiliki dampak yang nyata dalam transformasi sosial.
Optimisme akan transformasi sosial yang besar itu harus berawal dari menyusun gagasan-gagasan besar dan sikap-sikap revolusioner terlebih dahulu, bukan dengan memupuk sikap-sikap konyol dan tindakan-tindakan yang tanpa landasan berpikir yang jelas.
Contoh konkretnya.alam melawan hegemoni Kelompok Ba'alawi itu ya tidak bisa hanya dengan mengandalkan klenik atau ilmu metafisika saja. Dan apalagi malah perkumpulan-perkumpulan kultuisme yang fanatik ketokohan. Itu sangat kontra revolusioner. Yang urgent kita butuhkan dan perlu galakkan itu adalah counter-counter wacana intelektual yang jelas dan proyek-proyek kebudayaan tandingan yang konkret, terarah, kritis, dan juga revolusioner sesuai dengan semangat zaman.
Di awal abad ke-20 saja para pendahulu kita sudah memliki pemikiran yang sangat revolusioner dan gagasan-gagasan besar yang konkret dalam melawan kolonialisme Belanda. Seperti dalam pembentukan koran-koran perlawanan dan organisasi-organisasi modern yang bersifat egaliter progresif dan adaptif dengan semangat zaman. Mengapa di hari ini malah banyak dari kita yang meski sudah punya kesadaran jika dijajah oleh kolonialisme "Ba'alawi", tetapi malah krisis dalam pikiran revolusioner dan mandul dalam memproduksi gagasan-gasasan yang besar, segar, serta konkret untuk menumbangkan kelompok Ba'alawi?
Belajar dari sejarah Jawa, Raden Mas Said atau Mangkunegara I itu memang hebat perlawanannya terhadap kolonialisme Belanda, bahkan sampai-sampai mendapat julukan yang identik dengan malaikat maut yaitu "Samber Nyawa", dijuluki Samber Nyawa karena sudah tak terhitung lagi berapa antek kolonial yang mampus disambar nyawanya dalam gerilya perlawanannya.
Tetapi "sehebat-hebatnya" pemberontakan perlawanan fisik Pangeran Sambernyawa, toh dampaknya terhadap kekuasaan kolonial Hindia Belanda "masih kalah hebat" jika dibandingkan dengan keturunannya yaitu Tirto Adhi Soerjo yang menyambar nyawa kolonialisme Hindia Belanda dengan jalan pers / media , jalan intelektual revolusioner.
Jika dihitung dalam rentang waktu maka Tirto Adhi Soerjo yang menerjang jantung kolonialisme Hindia Belanda dengan senjata pena di awal abad 20 ini adalah segenerasi dengan kakek buyut anak-anak generasi milenial seperti saya. Nah, pada masa itu saja generasi kakek-kakek buyut kita pun sudah sadar betul bahwa tidak efektif menumbangkan kolonialisme imperialisme itu dengan jalur kekerasan fisik, apalagi yang sporadis, bersifat kedaerahan, dan acak-acakkan tidak terorganisir dengan rapi.
Mereka berkaca dari ketidakefektifan dalam perang Aceh, perang Maluku, perang Jawa, dan perang puputan di Bali saat hendak mendepak kolonialisme Belanda yang bersenjatakan peralatan modern dan teroganisir dengan baik, maka mereka pun juga menyiapkan perlawanan-perlawanan dengan cara yang modern dan efektif juga, yaitu melalui tulisan-tulisan yang menyadarkan rakyat terjajah dan dengan serikat-serikat organisasi.
Maka jika semisal hari ini para generasi muda Nusantara yang sudah terhenyak sadar dan ingin melawan terhadap penjajah yang luput dicatat oleh sejarah nasional ,yaitu "kolonialisme tahayul Baalawi". Maka berlawanlah dengan cara yang modern, humanistik, dan progresif revolusioner yaitu melalui organisasi-organisasi modern yang solid dan media-media propaganda untuk persebaran tulisan-tulisan kritis.
Keahlian silat atau nyali keberanianmu saja tidak cukup untuk dijadikan modal perlawanan. Di jaman modern ini, bahkan Tahayulisme Ba'alawi sejak awal abad 20 saja juga sudah terorganisasi secara modern revolusioner, maka tentu saja untuk melawan hegemoninya juga diperlukan senjata-senjata perlawanan yang modern revolusioner.
Setidaknya senjata perlawanan modern revolusioner itu ada 3 macam, yaitu "pengetahuan sejarah", "organisasi", dan "media propaganda".
Melalui "pengetahuan sejarah", kita bisa menyadarkan banyak putra putri Nusantara yang masih nyenyak "tergendam" oleh kolonialisme Tahayul Ba'alawi, bahwa bangsa Nusantara ini dulu adalah bangsa yang besar dan penuh dengan warisan-warisan kebesaran,.Nusantara masa silam bukanlah bangsa "jongos Ba'alwi" seperti setelah masuknya kolonialisme Tahayul Ba'alawi.
Dengan mengkaji pengetahuan sejarah Nusantara masa silam kita akan tahu seluk-beluk dan sebab ketertindasan bangsa kita oleh kolonialisme Tahayul Ba'alawi, serta kita juga akan menemukan jalan yang paling tepat untuk mendepaknya.
Lalu selanjutnya dengan membangun "organisasi", kekuatan perorangan akan digabungkan dengan banyak orang dan bisa menjadi sebuah gelombang kekuatan yang besar. Gabungan dari sekian banyak orang sevisi misi itu lantas akan segera menjadi raksasa pemanggul api revolusi di bangsa ini.
Dan satu lagi yang tidak boleh ketinggalan adalah "media propaganda" untuk berbicara kepada orang banyak guna membangkitkan perlawanan. Dengan media propaganda itulah kita punya mulut untuk berbicara kepada banyak orang, menyampaikan pemikiran-pemikiran kita, dan bahkan tuntutan-tuntutan revolusioner kita.
Maka berpengetahuanlah, berorganisasilah, dan berlawanlah dengan media propaganda!
Jika di zaman kuno perang adalah adu panah, dan di era zaman selanjutnya adalah adu tembak, maka perang dahsyat di zaman ini adalah kompetisi adu pemikiran revolusioner melawan tirani-tirani kemanusiaan, keyakinan, dan kebudayaan.
Jadikanlah lautan ilmu pengetahuan sebagai mesiu dan butir-butir pemikiran cerdik, cemerlang, dan revolusioner sebagai peluru!
❁ بارك الله فيكم أجمعين والله أعلمُ بالـصـواب ❁
web.facebook.com/qsantri.eu.org