Sidebar ADS

PENGALAMAN SOAL MEMAHAMI SPIRITUAL

PENGALAMAN SOAL MEMAHAMI SPIRITUAL

Manusia itu terdiri dari dua aspek yaitu aspek lahiriah dan aspek batiniah atau dalam bahasa lain aspek fisikal dan aspek spiritual. Maka sebagaimana dalam sepanjang rentang usianya setiap manusia itu pasti mengalami berbagai rangkaian pengalaman dan kejadian fisikal, begitu pula setiap manusia itu juga otomatis akan mengalami atau memiliki berbagai rangkaian pengalaman spiritual. 

Namun demikian mengapa dalam masyarakat kita beredar asumsi bahwa apa yang disebut dengan pengalaman spiritual itu seakan hal yang begitu tinggi dan sangat jauh dari pengalaman diri kita, atau setidaknya hal itu hanya pengalaman khusus yang dimiliki oleh orang-orang sakti, orang-orang indigo, atau oleh orang-orang suci saja?

Sebenarnya apakah yang disebut dengan "pengalaman spiritual" itu? 
Dan ironisnya kenapa banyak pula penipuan-penipuan yang marak muncul atas hal itu?

Saya sendiri tidak meletakkan pengalaman spiritual sebagai hal yang "melangit" seperti itu dan inilah sudut pandang pemahaman saya : contoh saja semisal saya sedang berlatih pencak silat, mengolah pernafasan chikung, atau sedang naik sepeda ontel, maka dengan aktivitas-aktivitas yang demikian itu memang secara faktual bisa dikatakan saya sedang melakoni "pengalaman fisikal".

Tetapi pertanyaannya, apakah saat itu saya hanya sedang mengalami pengalaman fisikal semata dan nihil atau tanpa sama sekali mengalami pengalaman spiritual secara personal? Ternyata, tentu saja tidak. Dari berlatih pencak silat itu saya juga mendapat pengalaman spiritual berupa "revolusi keberanian", dari saya yang dulunya seorang anak yang sangat penakut dan pemalu tetapi akhirnya sekarang mengalami revolusi batin menjadi seseorang yang sangat menyukai tantangan dan selalu terpicu untuk semakin meningkatkan aspek kepercayaan diri dalam berbagai hal. Dari berlatih pernafasan chikung itu selain mendapat manfaat kesehatan secara fisikal saya juga mendapat pengalaman spiritual berupa "rileksasi pikiran" yang kerapkali berguna menghilangkan rasa gugup dan grogi saya ketika akan memutuskan hal-hal yang penting dalam hidup. Begitu juga ketika saya sedang olahraga bersepeda, saya juga tidak hanya mengalami hal-hal fisikal belaka,  melainkan saya juga sedang mengalami pengalaman spiritual berupa "limpahan inspirasi" yang kerap muncul ketika sedang jalan-jalan bersepeda, seringkali saya membuat tulisan artikel atau di jaman dulu sering membuat puisi-puisi itu yang ide-idenya muncul ketika saya sedang bersepeda sore hari di pematang pesawahan dan baru pulang setelah menunggu sirnanya cahaya senja.

Jadi itulah, bagi saya pengalaman spiritual itu sudah manifes dan inheren di dalam diri kita, di dalam pengalaman eksistensial kita, karena toh secara faktual kita memang makhluk fisikal dan makhluk spiritual sekaligus*. Jadi sesungguhnya pengalaman spiritual itu bukan sesuatu yang teramat tinggi dan begitu jauh dari diri kita. Melainkan adalah hal-hal yang secara faktual telah kita rengkuh dan kita alami sehari-hari, karena memang kita bukanlah makhluk fisikal material belaka seperti dalam dogma Komunis (materialisme dialektika historis).

Ketika seseorang melihat penampakan suatu makhluk dari dimensi lain, itu memang bisa dikatakan juga sebuah pengalaman spiritual, tetapi ketika seseorang mengalami sebuah revolusi mental atau "lesatan kesadaran" dari yang dulunya penakut, minderan, tidak percaya diri menjadi pribadi yang tangkas dan pemberani, itu juga merupakan sebuah pengalaman batin, sebuah pengalaman spiritual, dan bahkan berlipat-lipat jauh lebih bermanfaat. 

Atau ketika seseorang dalam mimpi atau meditasi bertemu suatu tokoh agung dan diajak berkeliling ke berbagai tempat memang bisa dikatakan hal itu merupakan pengalaman spiritual, akan tetapi transformasi batin dari seseorang yang dulunya berwatak angkara murka dan pendendam menjadi orang yang welas asih dan pemaaf, itu juga merupakan sebuah pengalaman spiritual, dan bahkan pengalaman spiritual yang lebih hakiki. 

Saya sendiri sering mengamati beberapa orang yang mengaku kaya akan pengalaman spiritual yang bermacam-macam, akan tetapi nyatanya hatinya masih penuh dengan kemelekatan, kebencian, dan sulit memaafkan orang. Sebaliknya saya juga sering mengamati orang-orang yang mengaku buta akan pengalaman spiritual, tetapi nyatanya hatinya orang-orang itu seperti samudera, ketika ditipu dan dijelek-jelekkan orang lain seakan-akan hanya ibarat buih yang tidak bisa menggoyahkan ketenangan dan keheningan palung batin kesadarannya.

Oleh karena itu seperti wejangan orang Jawa: "ojo nggumunan ojo kagetan", jangan mudah terpesona dan terkaget-kaget, pepeling itu pantas kita jadikan pegangan. 
Misal jangan mudah terpesona dan melongo-longo ketika melihat orang di channel Youtube bercerita ndakik-ndakik dan muluk-muluk tentang pengalaman spiritualnya, apalagi sampai mudah tergiur ikut seminar berbayarnya hanya untuk mendengar dongeng-dongeng pengalaman spiritual dari orang itu. Anda akan rawan dimanipulasi dan ditipu. 

Pengalaman spiritual yang hakiki itu tentang transformasi batin dari orang yang berkepribadian buruk menjadi orang yang berkepribadian baik, bukan tentang cerita-cerita ajaib seperti menungangi kuda terbang mengunjungi surga neraka, tetapi output kelakuan kemanusiannya masih saja tetap penuh kebengisan dan berhati busuk. Yang seperti itu bukan pengalaman spiritual, melainkan "pengalaman si pembual".

 ❁ بارك الله فيكم أجمعين والله أعلمُ بالـصـواب ❁
     web.facebook.com/qsantri.eu.org

Posting Komentar

Beri masukan dan tanggapan Anda tentang artikel ini secara bijak.

Lebih baru Lebih lama
Sidebar ADS
Sidebar ADS
Sidebar ADS