Sidebar ADS

TIGA JENIS KARAKTER MANUSIA DALAM SISI SUDUT PANDANG SERTA POLA BERFIKIR

TIGA JENIS KARAKTER MANUSIA DALAM SISI SUDUT PANDANG SERTA POLA BERFIKIR 

Jenis pertama ada manusia yang sepanjang hidupnya selalu statis berdiam di zona nyaman kampung halamannya, di zona nyaman pola pikir masyarakatnya, dan di zona nyaman tradisi rohani di lingkungan sekitarnya. Sejak kelahiran dan bahkan sampai kematiannya orang seperti ini tidak pernah melakukan perantauan fisikal (menjelajahi daerah lain), perantauan intelektual (menjelajahi pemikiran peradaban lain), maupun perantauan rohani (menjalajahi tradisi rohani yang lain). Biasanya orang seperti ini temannya sejak kecil sampai tua ya tetap itu-itu saja yang berasal dari kampung halamannya atau teman-teman sekolahnya. Selain lingkar pergaulannya yang terbatas, pada umumnya pemikirannya juga akan cenderung statis dan wawasan pengetahuannya pun akan sangat sempit.

Lalu ada manusia jenis kedua yang sangat bertolak belakang dengan jenis manusia sebelumnya itu, mereka adalah manusia-manusia yang begitu berani dalam melakukan perantauan dari segala segi (fisikal, intelektual, rohani). Mereka manusia yang sangat dinamis, tempat tinggalnya sejak kecil sampai tua selalu tidak sama (berpindah-pindah), cakrawala intelektualnya sejak mulai bisa berpikir sampai tua juga selalu tidak sama selalu terus berubah seiring dengan pertambahan asupan pengetahuannya, bahkan secara kerohanian juga terus selalu mengembara dari satu tradisi mistik rohani ke tradisi mistik rohani yang lain.

Manusia jenis kedua ini adalah manusia jenis rebel (pemberontak), mereka selalu gelisah dan tidak nyaman dengan tempat asal kelahirannya, mereka juga gelisah dan tidak puas dengan warisan intelektual/pola pikir dari masyarakat sekitarnya, begitu juga secara kerohanian mereka juga gelisah dan tidak puas dengan warisan sistem jalan rohani dari keluarganya.

Mereka karena sangat rebel dan tidak bisa dipahami oleh keluarga dan masyarakat asal mereka dilahirkan, maka mereka terkadang harus memutus kontak secara total dengan masa lalunya, mereka jadi menghindari teman-teman masa kecil atau teman-teman masa sekolahnya, bahkan terkadang sampai harus memutus kontak dengan orangtuanya. Orang jenis rebel yang gelisah ini pada akhirnya akan tercerabut secara total dengan akar masa lalunya, tercerabut secara total dengan akar tadisi masyarakat dimana mereka dilahirkan.

Selanjutnya ada lagi manusia jenis ketiga ,manusia jenis jembatan, mereka yang bisa menjembatani antara masa depan dengan masa lalu, antara cakrawala pengetahuan baru dari tradisi lain di perantauannya dengan pengetahuan lama dari tradisi masyarakat asal kelahirannya. Sama seperti manusia jenis kedua, manusia jenis ketiga ini juga rebel dan begitu berani dalam melakukan perantauan baik secara fisikal, intelektual, maupun rohani. Akan tetapi bedanya manusia jenis ketiga ini bisa rekonsiliasi, berdamai, dan tersambung kembali dengan akar tradisi dari masa lalunya. Setelah pengembaraan rebelnya yang panjang pada akhirnya ia bisa tersambung kembali secara harmoni dengan orangtua, lingkungan masa kecil, dan teman-teman lamanya. Dengan jalan rekonsiliasi atau "pulang kampung" secara fisikal secara intelektual dan secara rohani itu bukan berarti mereka akhirnya membuang dan melupakan apa-apa yang telah "didapat" dari masa perantauannya. Melainkan apa-apa yang telah didapat di masa perantauannya itu menyesap menjadi "garam kesadaran" yang memberi "rasa baru" di setiap percikan pikiran, ucapan, dan perilakunya. Segala pengetahuan baru, pola pikir baru, khazanah rohani baru yang telah didapatkannya dari proses rantaunya itu tidak mewujud hanya sekadar "gincu artifisial", tidak mewujud sekadar tampilan lahiriah dan identitas dangkal yang dibangga-banggakan secara fanatik semata.

Di antara ketiga jenis manusia ini, dimanakah posisi anda berada? Kalau saya, berdasarkan beberapa "pencerahan kecil" dalam hidup membuat saya memutuskan untuk memilih menjadi manusia jenis ketiga, manusia yang bisa menjembatani antara kegelisahan eksistensial yang paling rebel dengan jalan rekonsiliasi untuk kembali harmoni dengan akar tradisi sosial dimana saya dilahirkan.

❁ بارك الله فيكم أجمعين والله أعلمُ بالـصـواب ❁
     web.facebook.com/qsantri.eu.org

Posting Komentar

Beri masukan dan tanggapan Anda tentang artikel ini secara bijak.

Lebih baru Lebih lama
Sidebar ADS
Sidebar ADS
Sidebar ADS