YAMAN SELATAN MENJADI NEGARA KOMUNIS AWAL PERTAMA DI WILAYAH TIMUR TENGAH
Yaman Selatan memperoleh kemerdekaan dari Inggris tahun 1967. Dua tahun kemudian (1969), kaum komunis di bawah payung People's Democratic Union mengontrol negara dan mengimplementasikan Komunisme sebagai ideologi negara.
Pada waktu itu, Yaman Selatan menjadi satu-satunya negara komunis di seantero Timur Tengah mengingat kaum komunis di kawasan lain mulai melemah pengaruhnya sejak dibombardir oleh Amerika dan sekutunya sejak Perang Dunia II. Sebagai Negara Komunis, Yaman Selatan dulu menjalin aliansi dengan Uni Soviet, Republik Rakyat China, Kuba, dan Jerman Timur.
Pada tahun 1986, Partai Komunis Yaman bersama sejumlah partai dan kelompok kiri lain termasuk Partai Ba'ath bergabung dengan Partai Sosialis Yaman yang berhaluan Marxist-Leninist. Partai Sosialis Yaman (berdiri tahun 1978) merupakan gabungan dari berbagai elemen, partai, dan kelompok politik beraliran kiri, baik di Yaman selatan maupun di Yaman utara. Pendiri Partai Sosialis Yaman adalah Abdul Fattah Ismail yang sangat pro-Soviet.
Ada cukup banyak tokoh dan pentolan kelompok / partai komunis, sosialis atau Marxis-Leninis di Yaman seperti (selain beberapa yang disebutkan di atas) Haidar Abu Bakar al-Attas (pernah ditunjuk oleh Presiden Ali Abdullah Saleh sebagai Perdana Menteri Republik Yaman tahun 1990-94), Muhammad Ghalib Ahmad, Ali Nasser Muhammad, Ali Salim al-Beidh, Ali Saleh Obad, Yasin Said Nu'man, Abdulrahman al-Saqqaf, dlsb.
Perlu diketahui, dalam konteks Timur Tengah, meskipun mereka aktif di parpol atau ormas yang berkaitan dengan Komunis atau Marxis-Leninis, itu bukan berarti bahwa mereka adalah pengikut ateisme seperti umumnya disalahpahami di Indonesia yang gemar menyamakan komunis dengan ateis. Padahal, komunisme dan ateisme adalah dua filosofi dan “pandangan dunia” yang sangat berbeda. Di Timur Tengah, berbagai kelompok mengadopsi komunisme itu semata-mata hanya sebagai strategi, taktik, dan ideologi gerakan perlawanan terhadap kekuasaan atau kekuatan politik tertentu yang tidak ada sangkut-pautnya dengan ateisme.
Meskipun tentu saja ada yang sekularis-ateis, tetapi banyak aktivis dan pengikut komunis yang tetap berpegang teguh pada agama Islam, Kristen, atau Yahudi, ketiga kelompok agama yang dulu mengimpor komunisme Soviet ke Timur Tengah: Irak, Mesir, Suriah, Yordania, Libanon, Palestina, Iran, Yaman dan bahkan Arab Saudi. Sebagian kelompok komunis ini tumbang, sebagian bermimikiri menjadi partai dan ormas kiri lain, sebagian berkoalisi dengan partai dan kelompok non-kiri, sebagian lagi masih eksis, meskipun sangat terbatas pengaruh idologi-politiknya.
❄️بارك الله فيكم أجمعين والله أعلمُ بالـصـواب❄️ web.facebook.com/qsantri.eu.org?apps.apple
Penulis : Sumanto Al Qurtub