KENAPA KOK BARU DIBEDAH SEKARANG⁉️
Jika ada yang masih bertanya mengapa penjelasan nasab habib yang tidak bersambung ke Rasul SAW tidak terjadi di jaman pertama NU berdiri dan apakah para Ulama sekelas Khadrotus Syaikh Hasyim Asy'ari tidak bisa membaca data maupun kitab silsilah nasab ?
Untuk menjawab hal tersebut sangat mudah, bahwa untuk meneliti suatu permasalahan dari sisi suatu kelompok mesti di cari tau lebih dahulu akar permaslahannya maupun asal usul sebab berdirinya kelompok tersebut, nah jika jika yang di maksud adalah NU sebagai organisasi ya kita mesti cari tau sejarah awalnya yakni bahwa alasan berdirinya Jamiyah Nahdlatul Ulama diantaranya karena pada era tersebut terlihat sangat masif gerakan kelompok tertentu (wahabi) yang menolak ajaran ahlussunnah waljamaah di Nusantara yang mana pondasi pertamanya sudah dibuat dan terpelihara secara apik oleh walisongo dan anak keturunannya sejak sekitar abad 14 masehi.
Untuk menyelamatkan sekaligus merawat dan memperkokoh ajaran dan dakwah islam ahlussunnah waljamaah oleh Syaikhuna Kholil bangkalan di mintalah salah satu santri beliau yakni Chadrotus syaokh Hasyim Asyari untuk mendirikan jamiyah yg kemudina kita kenal dengan nama Nahdlatul Ulama. Secara lebih jelas keterangan bisa di lihat disini.
Klik saja
https://www.syaichona.net/2021/01/17/syaikhona-kholil-bangkalan-sang-inspirator-berdirinya-nahdlatul-ulama/
Selanjutnya bahwa kita semua yaqin dan tidak menafikan bahwa sesepuh / Ulama Nahdlatul Ulama di era pertama sangat bisa untuk membaca kitab kuning atau gundul dari berbagai aspek dan disiplin Ilmu meliputi ilmu tafsir Alquran, Alhadits, ilmu tauhid, tasawuf, thib, ilmu fiqh termasuk kitab nasab.
Hanya kemudian kita mesti bisa memahami akan betapa banyak dan luasnya ilmu (kitab) fan yg kemungkinan terlewatkan atau terlupakan dan belum sempat dibaca maupun diketemukan yang sehingga bisa di katakan tidak ada jejak digital secara spesifik bahwa para Ulama NU membahas tentang nasab habib waktu itu.
Atau bisa jadi para beliau Ulama NU sudah faham dengan silsilah para habib namun dikarenakan para habib pada zaman itu masih bisa di anggap sopan beradab yg sehingga tidak terlalu dihiraukan dan apalagi disampaikan kepada umat / publik.
Kondisinya menjadi berbeda ketika kemudian ada banyak temuan oknum habib melakukan perilaku yang tidak pantas dan juga ucapan cacian hinaan terhadap warga pribumi dan kepada para Kyai Nusantara , semisal ucapan;
"Kaki habib yang ahli maksiat masih lebih mulia daripada 70 kepala kyai"
"Berguru kepada satu habib yang bodoh masih lebih afdol ketimbang berguru kepada 70 kyai yang Alim"
"Walisongo nasabnya tidak menyambung ke Rasululloh saw"
"Walisongo tidak memiliki keturunan laki-laki yang sehingga silsilah nasanya batal"
Dan banyak lagi yang lainnya.
Sehingga muncul ide untuk mencari tau lebih detail siapakah sebenernaya para habib itu Puluhan bahkan ratusan keturunan walisongo kita sebut KH Imadudin Utsman Al Bantani, KH Abbas Buntet, Kiai Nur Ihya, Prof Manechem, Tuan Muda Qori, Gus Aziz Jazuli, Gus Syarif Hasan dan banyak lagi yang lainnya bergerak untuk mencari tau lewat data manuskrip maupun kitab nasab dari mulai abad 4 s/d 9 dan seterusnya. Juga pakar ilmu biologi tes dna pun ikut turun gunung spt DR Sugeng dkk.
Berikut diantara hasil tesis batalnya nasab habib ke Rasul saw
https://www.alkhoirot.org/2023/05/menakar-kesahihan-nasab-habib-di.html?m=1
Selanjutnya bisa di cari sendiri tentang nama kitab nasab.
https://rminubanten.or.id/menjawab-ludfi-rochman-tentang-terputusnya-nasab-habib/
~~بارك الله فيكم أجمعين والله أعلمُ بالـصـواب~~ web.facebook.com/qsantri.eu.org?apps.apple