Sidebar ADS

PERBEDAAN ANTARA PENCERAMAH DAN ULAMA

PERBEDAAN ULAMA DAN PENCERAMAH

Kali ini saiya tidak akan membahas tentang perbedaan antara seorang sebagai penceramah Agama dengan seorang Ulama, namun yang kita bicarakan adalah perbedaan antara seorang berprofesi Motivator dengan seorang yang berprofesi sebagai ilmuan. Berikut ulasannya..

Motivator merupakan profesi seseorang yang bertugas untuk memberikan pesan motivasi kepada orang lain. Pemberian motivasi ini bisa saja melalui banyak cara misalnya saja dalam seminar, pelatihan (training) dan juga bentuk lainnya entah itu langsung ataupun lewat tayangan media.

Setiap kalimat yang keluar dari motivator, akan direkam dan dicatat, atau bahkan dikutip oleh banyak orang. Prinsip dan pandangan hidupnya juga akan diadaptasi oleh pendengarnya. Tidak heran jika menjadi seorang motivator begitu diminati. Karena selain bayarannya tinggi, seorang motivator juga akan selalu dipandang baik.

Meski begitu, menjadi seorang motivator bukanlah pekerjaan yang mudah seperti yang terlihat. Selain harus lancar dalam public speaking, menjadi motivator juga harus memperhatikan beberapa aspek tertentu agar penampilannya tetap prima.

Sedangkam seorang yang beprofesi sebagai ilmuan harus tahu serta faham betul dengan Metode ilmiah yang adalah suatu prosedur atau tata cara sistematis yang digunakan para ilmuwan untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi. Metode ilmiah melibatkan pengamatan dan pengukuran yang cermat, pelaksanaan eksperimen, pengujian, dan modifikasi hipotesis.

Meskipun prosedur metode ilmiah bervariasi dan cenderung spesifik untuk setiap bidang, proses yang mendasarinya seringkali sama. Proses dalam metode ilmiah melibatkan pembuatan dugaan (penjelasan hipotesis), menurunkan prediksi dari hipotesis sebagai konsekuensi logis, dan kemudian melakukan eksperimen atau pengamatan empiris berdasarkan prediksi tersebut.

Hipotesis adalah dugaan, berdasarkan pengetahuan yang diperoleh saat mencari jawaban atas pertanyaan akan suatu masalah. Hipotesis dapat bersifat sangat spesifik maupun luas. Para ilmuwan kemudian menguji hipotesis yang telah dirumuskan melalui eksperimen atau studi. Hipotesis ilmiah harus dipandang berdasarkan sisi kesalahannya (falsifikasi). Hal ini bertujuan untuk mengidentifikasi kemungkinan hasil dari eksperimen atau pengamatan yang dilakukan apabila bertentangan dengan prediksi yang disimpulkan dari hipotesis. Jika tidak dianggap demikian, hipotesis tidak dapat diuji secara bermakna.

Metode eksperimen dimulai dengan hipotesis. Eksperimen dirancang untuk menguji hipotesis dengan mengamati respons satu variabel terhadap perubahan sejumlah variabel lain dalam kondisi yang terkendali. Data dianalisis untuk menentukan apakah ada hubungan yang membenarkan atau menyangkal hipotesis.

Metode ilmiah memiliki kaitan yang erat dengan kerja ilmiah. Kerja ilmiah merupakan cara kerja ilmuan dalam memecahkan masalah dengan menerapkan berbagai langkah yang teratur dan sistematis sebagai implementasi dari metode ilmiah.

Jadi Motivator dan Ilmuan adalah sesuatu yang berbeda, semoga kita faham sampai disini Yaaa..🙏

❄️بارك الله فيكم أجمعين والله أعلمُ بالـصـواب❄️  web.facebook.com/qsantri.eu.org?apps.apple

Posting Komentar

Beri masukan dan tanggapan Anda tentang artikel ini secara bijak.

Lebih baru Lebih lama
Sidebar ADS
Sidebar ADS
Sidebar ADS