Sidebar ADS

BANTAHLAH KEILMUAN ITU DENGAN ILMU‼️

BANTAHLAH KEILMUAN DENGAN ILMU‼️

Banyaknya Bentuk Ancaman dan fitnah ada pula yang hingga sampai pda ranah persekusi terhadap para pejuang kebenaran dalam wadah laskar Sabilillah itu tidak akan menjadikan mundur meski sejengkal, akan tetapi itu merupakan suatu Asupan ghiroh seorang pejuang sejati, Namun perlu diakui bahwa menemukan perbedaan antara dua hal yang terkesan serupa itu sulit. Walau sulit, bukan berarti itu tidak ada.... orang-orang yang tekun dan jeli akan dengan mudah menemukannya.

Berikut Video linknya : 
https://www.facebook.com/share/v/jxnnX6HwxsEF9M3s/?mibextid=oFDknk

Dikisahkan, bahwa sahabat Ibnu Mas'ud radhiallahu anhu berbeda pendapat dengan khalifah Utsman bin Affan radhiallahu anhu perihal tatacara shalat di Mina selama masa pelaksanaan haji.

Sang khalifah dengan alasan mencegah kesalah pahaman pada diri orang orang yang baru masuk Islam, beliau memilih shalat 4 rakaat alias tidak qashar. Padahal beliau mengetahui bahwa dahulu Nabi shallallahu alaihi wa sallam senantiasa mengqashar shalat selama berada di mina.

Mengetahui sikap sang khalifah yang jelas jelas tidak sesuai dengan praktek Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan juga 2 khalifah sebelumnya, Ibnu Mas'ud radhiallabu anhu berkata:

صليت مع النبي صلى الله عليه وسلم ركعتين، ومع أبي بكر ركعتين، ومع عمر ركعتين، ومع عثمان صدرا من إمارته ثم أتمها، ثم تفرقت بكم الطرق فلوددت أن لي من أربع ركعات ركعتين متقبلتين، 

 “Aku pernah shalat bersama Nabi Shallallahu’alahi Wasallam (di Mina semasa  menunaikan haji) dua raka’at (diqashar), bersama Abu Bakar juga dua raka’at, bersama Umar juga dua rakaat, dan bersama ‘Utsman sendiri di awal pemerintahannya. 

Kemudian sekarang beliau mendirikannya sempurna (empat raka’at, tidak diqashar). Setelah itu kalian bersilang sikap dan pendapat . 

Sungguh aku berharap sekiranya dari empat raka’at itu cukup  dua raka’at saja yang Allah terima. 

Namun demikian, setelah itu Ibnu Mas’ud tetap shalat empat raka’at bersama Khalifah Utsman bin Affan. Ada yang bertanya: Wahai, Ibnu Mas’ud, engkau mengkritik Utsman namun tetap shalat di belakangnya empat raka’at?’. Ibnu Mas’ud menjawab: ‘Perselisihan itu buruk’” ( Ahmad dan lainnya) .

Mengutarakan pendapat atau kritik itu sah-sah saja, namun bagi yang gagal faham, sikap semisal dianggap sebagai melawan dan awal dari pemberontakan, sesuai pesanan.

Jika kita menelaah lagi ulasan yang kemaren-kemaren, Kenapa Tesis Kyai Imaduddin Utsman Al Bantani, sang Mujadid, masih eksis dan beliau tak dipersekusi oleh gerombolan tak bertanggungjawab ?? 

Jawabannya adalah beliau itu dilindungi oleh Allah SWT dan keberkahan kakeknya, Sayyidul Akbar Syaikh Abdul Qadir Al Jailani Sulthonul Awliya.

Padahal beredar video dan chat yang bernada ancaman dan kekerasan kepada Sang Mujadid dan para pejuang lainya, namun sang Mujadid bersama para pejuang lainya itu yakin bahwa ia senantiasa dilindungi yang Maha Kuasa.

Dalam alam pikiran sang mujaddid, perjuangan ini bukan untuk sensasi dan uang yang bersifat duniawiyyah, akan tetapi  semata-mata untuk meluruskan aqidah dan menjaga kemurnian agama yang dibawa dan diwarisi oleh beliau para datuk-datuknya beliau para pejuang
Agama dan bangsa kita tercinta ini. 

Bagi pejuang dan sang Mujadid jika  perjuangan ini tak seberapa berat daripada perjuangan kakek-kakeknya, dan para leluhurnya Sayyidina Al Hasan dan Al Husein.

Ribuan ancaman dan hinaan datang dari para penghasut dan buzzer-buzzer yang gila harta dan mengincar kemewahan duniawi, dengan memframing dan memfitnah segala macam bentuknya, dan juga mengupas akidah dasar manuskrip yang palsu dan dalil Hujjah palsu dengan tujuan mematahkan tesis KH.Imaduddin Utsman Al Bantani, tetapi kebenaran tetaplah diatas segalanya, faktanya sampai saat ini pun mereka yang mencoba menepar tesis tersebut tidak juga menemukan sanggahannya.

Namun sebagaimana para Nabi dan Wali yang ikhlas berjuang, ada saja orang yang mengikutinya tanpa pamrih dan penuh keikhlasan meski sedikit, dan mereka-mereka juga sudah banyak mengalami hinaan, fitnah dan ancaman yang bagi para pejuang itu bukanlah satu rintangan untuk menunjukan atas kebenaran yang semestinya atas kajian nasab palsu kaum habib Ba'alawi yaman 

"Hai Sang Mujadid, wahai cucunda Sultan dan para cucu cicit Wali Songo, Janganlah khawatir memikirkan Perjuangan ini, kami senantiasa mengikuti dan ittiba dibelakang mu, setia dibawah naungan keluarga para  Ahlulbait yang suci dan ASLI bersama para cucu Sembilan Wali hingga mata ini tertutup mati".

~ بارك الله فيكم أجمعين والله أعلمُ بالـصـواب ~ 
  web.facebook.com/qsantri.eu.org?apps.apple

Posting Komentar

Beri masukan dan tanggapan Anda tentang artikel ini secara bijak.

Lebih baru Lebih lama
Sidebar ADS
Sidebar ADS
Sidebar ADS