💐🌹 𝐒𝙪𝙡𝙩𝙖𝙣 𝗔𝙜𝙪𝙣𝙜 ➐➑ 🌹💐
ﷻبسم الله الرحمن الرحيمﷻ
Ibnu Muljam al Muradi bukti orang-orang yang merasa dirinya paling benar dalam memahami ilmu tafsir dengan nafsu serta penganut kelompoknya ?
Abdurahman bin Amr atau lebih dikenal sebagai Ibnu Muljam al Muradi sejatinya adalah figur lelaki yang shalih dan juga bertaqwa, Bukan lelaki yang buta bodoh terhadap ilmu agama, tetapi Di wajahnya terlihat dengan nyata jidat hitam bekas sujud, Ia juga hafal al Qur’an dan faham sekaligus sebagai guru yang berusaha keras mendorong orang lain untuk tetap menghapalkannya.
Dimasa amirul mukminin sayyidina Umar bin Khatthab pernah menugaskan nya ke Mesir demi mengabulkan suatu permohonan gubernur ‘Amr bin ‘Ash yang memohon kepada beliau untuk mengirimkan ke Mesir, sebagai figur yang hafal al Qur’an supaya untuk bisa mengajarkannya kepada penduduk masyarakat di Mesir.
Tatkala ‘Amr bin ‘Ash meminta kepada Sayyidina Umar bin khottob demikian:
"Wahai amirulmukminin, kirimkanlah kepadaku lelaki yang hafal Al Qur’an.
Sayyidina Umar pun menjawabinya: "Saya mengirimkan untukmu seorang lelaki bernama Abdurrahman bin Amr (Ibn Muljam al Muradi), salah seorang ahli al Qur’an yang aku prioritaskan khudus untukmu dari pada untuk diriku sendiri, Jika ia telah datang kepadamu maka siapkan rumah untuknya supaya mengajarkan al-Qur’an kepada kaum muslimin dan muliakanlah ia disana..!".
Peristiwa ini begitu memilukan dan juga sudah tercatat sebagai salah satu dosa pembunuhan paling keji dalam sejarah Islam, Betapa tidak, sosok Khalifah Ali bin Abi Thalib, seorang yang menantu dari Rasulullah dan pemimpin umat Islam dibunuh hanya karena berbeda "tafsir politik dan keagamaan".
Ibnu Muljam al-Muradi sebenarnya itu adalah sosok pendukung khalifah Ali bin Abi Thalib, Berawal dari Perang Shiffin, yaitu perang antara pasukan Khalifah Ali bin Abi Thalib dan Muawiyah pada tahun 37 H/ 648 M, Perang ini terjadi lantaran tuntutan terhadap kaum Bani Ummayah keterkaitan atas pembunuhan Khalifah ketiga, Usman bin Affan untuk segera di slesaikan, Ali ber-ijtihad agar supaya kondisi sudah bisa negara kondusif.
Baru kemudian penyelesaian masalah pembunuhan Sayyidina Utsman, Apalagi bertepatan ada perpindahan pusat dari pemerintahan di Madinah ke Kuffah oleh Khalifah Ali bin Abi Thalib yang waktu itu bermaksud untuk mnjaga kesucian kota Madinah dari prihal masalah isu politik, Singkatnya "Ketika pada saat kelompok Ali hampir menang, pihak dari kelompok Bani Muawiyah mnawarkan perundingan (tahkim) sebagai Ahir dari penyelesaian permusuhan".
Ali menerima tawaran Bani Muawiyah, sehingga menyebabkan 12.000 orang pengikutnya memisahkan diri, keluar dari barisan, Mereka merasa,baik Ali maupun Muawiyah tidak benar dan dicap sebagai kafir, Sejarah mencatat, klompok ini juga nantinya disebut sebagai kelompok golongan khawarij, Khawarij berasal dari kata kharaja artinya keluar/membelot, termasuk di dalamnya adalah Ibnu Muljam al Muradi.
Khawarij menyatakan, permusuhan ini tetap harus dselesaikan dngan kehendak Tuhan, bukan perundingan (arbitrase),
Ali bin Abi Thalib dianggap bersalah oleh karena telah setuju arbitrase, padahal itu sejatinya Ali cuma inginkan perdamaian saja antar umat Islam, Peperangan yang antara saudara tidak akan bisa mampu menyelesaikan masalah, maka ia lalu menawarkan perundingan dan dialog.
Meskipun Ibnu Muljam hapal Al Qur’an, bertaqwa dan rajin beribadah namun itu semua itu tidak bermanfaat baginya, Ia mati dalam kondisi su’ul khatimah, tidak membawa iman dan Islam akibat dari kedangkalan ilmu agama yang dimiliki nya sehingga melakukan aksi-aksi yang bertentangan dengan nilai-nilai luhur ajaran akidah agama.
Setelah peristiwa Daumatul Jandal itu (Abitrase) antara pihak Ali bin Abi Thalib dan Bani Muawiyyah, hal tersebut tidak memuaskan "sebagian kelompok dari Sayyidina Ali". Sekitar 12 ribu orang dari pihak Ali menyempal dan mendirikan semacam markas di Lembah Ray pingir sungai Eufrat, Kelompok ini disebut juga Khawarij (orang-orang yang menyempal)
Mereka kemudian bersiasat untuk bisa menegakkan "hukum Allah" versi cara pemahaman mereka, Dari hasil sidang kesepakatan terpilih 3 orang Khawarij :
Abdurrahman bin ’Amr (terkenal dengan sebutan Ibn Muljam al Muradi), ’Amr bin Bakr at-Tamimi dan Al Bark bin Abdullah at-Tamimi, dan Tiga orang ini ditugaskan untuk membunuh ketiga sahabat Nabi yang sangat terpandang kala itu yaitu :
"Ali bin Abu Thalib, ’Amr bin ’Ash, dan Mu’awiyah bin Abu Sufyan, dengan dalih serta beranggapan ke 3 sahabat Nabi saw tersebut "biyang kerusakan hukum Allah" karena Abitrase.
Al Muradi (Ibnu Mujam) berkata pada teman-temannya kala itu : “Aku yg akan membunuh Ali.”
“Biar aku saja yg akan membunuh Mu’awiyah”, susul Al-Bark.
“Jadi, aku akan membunuh ’Amr bin ’Ash”, kata ’Amr bin Bakr.
Mereka bertiga lalu mempersiapkan apa yang mereka butuhkan, Meraka pasangi racun pada pedang yg bakal digunakan untuk membunuh tiga sahabat Nabi itu.
Hari yang sudah mereka sepakati untuk melakukan pembunuhan adalah tanggal 17 Ramadan, Masing-masing dari tiga orang Khawarij itupun pergi menuju kota masing-masinh target.
Muradi ke Kufah untuk membunuh Ali.
Al-Bark ke Damaskus untuk membunuh Mu’awiyah.
’Amr bin Bakr ke Mesir untuk membunuh ’Amr bin ’Ash.
Dimasa itu tinggkat "intelegent" masih berpatokan pada hal umum, misalnya kebiasaan pemimpin Islam di suatu wilayah menjadi imam sholat, Berbekal hal tersebut ke 3 khawarij di atas lalu bersepakat akan menghabisi targetnya saat sholat di tgl 17 ramdhan.
Sesampainya di Kufah al Muradi (Ibnu Muljam), dia berjumpa seorang wanita cantik yg menarik perhatiannya yang bernama Qatham, Saat Al Muradi mau mengutarakan niatnya untuk segera mempersuntingnya, secara kebetulan Qatham memberi syarat agar Muradi mau membunuh Ali.
Kenapa wanita tadi meminta hal tersebut?
Karena keluarga besarnya dibunuh oleh pasukan perang Ali pada saat peristiwa Nahrawan dimana Ali dengan pasukanya memporak porandakan Khawarij setelah mereka membunuh seorang Sahabat yang mulia, ‘Abdullah bin Khabbab dan istrinya yang ketika itu sedang hamil tua.
Ketika kasus ini sampai kepada ‘Ali, ia mengirimkan surat kepada mereka para Khawarij, isinya :
“Siapa yg membunuh Khabbab?”
Mereka menjawab: “Kamilah semua yang membunuhnya.”
Maka, ‘Ali- pun kemudian keluar menuju tempat mereka dengan membawa bnyak pasukan berjumlah 10.000 prajurit, dan menyerang mereka di daerah Nahrawan, yang mengakibatkan tersisa sedikit para khawarij dari sebelumnya 12ribu, Mereka yang tercerai-berai dri perang Nahrawan kemudia berkumpul untuk melakukan konsphiracy ( rencana jahat ).
Ibnu Muljam al Muradi jelas setuju dengan syarat yg di minta Qatham, “Sekali dayung dua tiga pulau terlampaui”, mungkin itu yang ada di dalam benaknya.
Para ulama ahli tarikh membuat syair perihal mahar yang al Muradi tunaikan :
"Aku tidak melihat mahar yg dibawa oleh orang yang punya kehormatan, seperti mahar Qatham yang sedemikian jelas tidak samar, Mahar 3000 dinar, hamba sahaya, biduanita, dan membunuh Ali dengan pedang yang tajam, Tidak ada mahar yang lebih mahal dari Ali meski pun berlebihan,Tidak ada kebengisan yang Melebihi kebengisan Ibnu Muljam".
Pada hari ke-17 bulan Ramadan, dia al Muradi (Ibnu Muljam) berhasil menikam Ali saat memimpin jamaah salat Subuh, Beliau ditikam kepalanya dengan pedang yang sudah diolesi dengan racun.
Ali tidak langsung meninggal saat itu juga, Orang-orang masih sempat juga membawa beliau ke kediamannya, Di sela-sela sakit menjelang kematiannya, Ali masih mengasihani Ibnu Muljam al Muradi, Beliau berkata:
“Beri dia makan dari makananku, Beri dia minum dari minumanku, Nyawa akan dibayar dengan nyawa.”
Orang-orang ingin sekali memasung
dia (Al Muradi) Tapi Ali melarangnya :
“Kalau aku mati, maka bunuhlah dia sebagaimana dia membunuhku, Kalau aku bertahan hidup, maka akan aku pikirkan langkah selanjutnya.” Kata Ali.
Uniknya dia Abdurrahman bin Muljam
al Muradi melakukan aksinya sambil berkata:
"لا حكم إلا لله، ليس لك يا علي ولا لأصحابك"
"Hukum itu hanya milik Allah bukan milikmu wahai Ali dan bukan milik para sahabatmu"
Tidak berhenti sampai di situ, saat melakukan aksi bejadnya ini Ibnu Muljam juga tidak berhenti mulutnya mengulang-ulang ayat 207 surat Al Baqarah :
"Dan di antara manusia ada orang yg mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya".
Baru tiga hari setelahnya itu jasad Ali
sudah tidak bisa lagi menahan efek yang diberikan racun dari luka yg didapat dari penyerangan al Muradi, Beliau tutup usia tepat pada tanggal 20 Ramadan tahun 40H, Tatkala khalifah Ali bin ABi Thalib akhirnya gugur, Ibnu Muljam pun lalu dieksekusi mati dengan cara diqishas.
Sayidina Hasan yang kemudian ditugasi memerintahkan qishas itu,dalam proses qishasnya pun bisa membuat kita begitu tercengang karena saat tubuhnya telah diikat untuk dipenggal kepalanya, ia masih sempat berpesan kepada algojo yang di tugasi melakukan eksekusi:
"لا تقتلني مرة واحدة (يعني لا تقطع رأسي) قطّع أطرافي شيئا فشيئا حتى أرى أطرافي تعذب في سبـيـل الله"
"Jangan penggal kepalaku sekaligus, Tapi potonglah anggota tubuhku sedikit demi sedikit hingga aku bisa menyaksikan anggota tubuhku disiksa
di jalan Allah"
Demikianlah keyakinan Ibnu Muljam yang berpendapat bahwa membunuh
Ali bin Abi Thalib yang notabene salah satu sahabat yang dijamin masuk syurga, sebagai tindakan ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah,
نعو ذبالله من ذلك
Sementara itu Khzwarij yang berangkat ke Mesir ’Amr bin Bakr at Tamimi juga memiliki rencana yang sama, menyerang saat target hendak berangkat ke masjid pada waktu Subuh, Di jalan yang biasa dilewati ’Amr bin ‘Ash,.
Amr bin Bark At-Tamimi sudah mulai bersiap-siap untuk menikam targetnya,
Begitu ada sosok yang berjalan menuju arah masjid, At-Tamimi langsung saja menikamnya, Ternyata orang yang baru saja ditikamnya bukanlah ‘Amr bin Ash , melainkan Kharijah bin Khudzafah.
Kebetulan pagi itu ‘Amr bin ‘Ash sedang sakit perut, Beliau tidak bisa berjamaah ke masjid dan digantikan oleh Kharijah, Nahas bagi Kharijah, Setelah tertangkap, At-Tamimi masih bersikap angkuh, lalu Ia berkata :“Aku berkehendak membunuh ‘Amr, tapi ternyata Allah berkehendak pada Kharijah.”
Pada hari yang sama dengan dua aksi teror tersebut, di kota Damaskus, Al-Bark juga melancarkan aksinya untuk mulai membunuh Mu’awiyah, Kronologinya mirip penyerangan dilakukan saat Mu’awiyah hendak pergi ke masjid untuk berjamaah Subuh.
Untungnya Mu’awiyah berhasil melawan serangan al Bark dan pertarungan terjadi berakhir dngan kemenangan Mu’awiyah, al Bark pun tertangkap, Sebelum dibunuh Al-Bark sempat merayu Mu’awiyah;
“Lepaskan aku, akan kuberikan kabar baik untukmu.” Katanya.
“Apa itu?” tanya Mu’awiyah.
“Hari ini, temanku membunuh Ali.”
“Dia tidak akan mampu melakukannya.” Mu’awiyah ragu.
Nyatanya Mu’awiyah tetap pada prinsip memerintahkan algojo untuk membunuh Al-Bark, Namun demikian, ternyata luka yang didapat oleh Mu’awiyah berdampak sangat buruk, Menurut tabib, untuk mengobati lukanya Mu’awiyah harus memilih antara mengeringkan lukanya dengan dipanaskan atau meminum obat-obatan yang bisa mengakibatkan kemandulan ( Simalakama ).
“Aku tak mampu menahan panasnya
api, Kalau soal keturunan, aku sudah punya Yazid dan Abdullah yang sudah menjadi penenang hatiku.”
lalu Mu’awiyah memutuskan.
Setelah kejadian ini, Mu’awiyah pun selalu membawa pengawal, Dan ini menjadi asal mula pemimpin-pemimpin Islam memiliki pengawal, Sebelumnya (dari era Rasulullah hingga Ali) tidak pernah ada pemimpin yang memiliki pengawal khusus.
Pasca wafatnya Ali, Mu’awiyah "menembangkan" sebait syair yang akan saya jadikan penutup tulisan ini :
نَجَوْتُ وَقَدْ بَلَّ المُرَادِيُّ سَيْفَهُ … مِنِ ابْنِ أبي شَيْخِ الأَبَاطِحِ طالِبِ
“Aku selamat, sementara Al Muradi telah berhasil membasahi pedangnya dari (darah) Ali, putra Abu Thalib sang tetua kota Mekah.”
(Kutipan kitab Bidayah wan Nihayah)
Khawarij adalah realitas sejarah pahit yang kita lihat pada kehidupan ummat Islam, Bercermin dari figur Ibnu Muljam tentu kita tidak perlu merasa aneh jika sekarang muncul kelompok-kelompok ekstrim yang sangat mudah memvonis kafir terhadap sesamanya muslim.
Wallohu aklamu bimurodih.....
Setajam2nya pisau lebih tajam perkataan
dan umpatan yang sangat menyayat hati
*اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد*
━━❖✨www.qsantri.com✨❖━━
*┏━━❖•ஜ°🕌﷽🕌°ஜ•❖━━┓*
*💚NAHDLATUL 'ULAMA💚*
*┗━━❖•ஜ°🇮🇩NU🇮🇩°ஜ•❖━━┛*