DARI DAHULU PENGHIANAT BANGSA ITU ADA
Arrabithah Al-alawiyah atau yang biasa disebut Rabithatul-Alawiyah atau yang disingkat RA sebuah yayasan lembaga yang menghimpun trah Al-ba’alawi atau keturunan Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad Al-Muhajir di Indonesia namanya agung mentereng, tpi sangat sayangnya nyalinya ternyata tidak sebesar namanya.
Entah apa yang dipikirkan pengurusnya Rabitathul Alawiyah (RA) dngn menghindar dari debat terbuka pada materi yang sudah bergenerasi mereka tekuni, bahkan sbelum kyai Imaduddin lahir RA sudah paham hal masalah nasab, Terus kenapa takut..?
Salah satu alasan yang saya dengar itu adalah RA beranggapan tidak ada hukum kewajiban untuk datang, sebab buku kyai Imaduddin tidak spesifik diarahkan ke yayasan RA, it’s ok, itu bisa sedikit saya terima, tapi bukankah klian representative dari klan bani Alawi yang sedang di tanya kan...?? ,atau memang RA takut kalah yang bisa berdampak buruk pda organisasinya?
saya kira juga tidak, sebab tidak lama juga setelah buku tsb terbit, bberapa orang pun sudah menyanggah thesis tbs dngan keras
mskipun itu sprti batsul masail dpesantren yang mustinya diskusi bukan seperti itu, mereka antara lain Rumail Abbas cs, dari sorang anak muda kader NU yg mmpunyai kemampuan ensiklopedis mmpu dan juga menggabungkan beberapa disiplin ilmu sekaligus bukan hanya ilmu nasab saja, tapi juga sejarah, balaghoh, mantiq bahkan metodologi riset, dan ilmu data reading.
Meskipun Kualitas ilmunya belum bisa menandingi atas tesis kyai imaduddin, tetapi jiwa pemberaninya patut dihargai, sekedar catatan: jika saya duga kuat bahwa kyai Imaduddin sipemilik thesis tidak mau hadir dari debat adalah karena disitu tidak hadirnya ketua RA, yang merupakan tonggak inti dari yang diajak diskusi , adapun Rumail Abbas dkk, yang selama “perang” di medsos dan di YouTube bersama kyai Imaduddin hanya sebatas diskusi ilmiah saja, yang mana Rumail Abbas sendiri juga masih ingin menimba ilmu dari ( kyai Imad ) disitu pun juga ada channel gus Zaini, Wafi ada juga seorang “petempur” wanita di facebook bernama Raden Linawati seorang ahli nasab bahkan sebelum ilmu ini banyak dikenal orang.
Sebenarnya ini semua jalan masuk yang tepat buat RA untuk datang dan hadir menjelaskan dan memberikan tesis sanggahan, bukan malah menghindar, percayalah kyai Imaduddin tetap akan hadir, karena team anti thesis lawanya sngat kuat dasar keilmuan dan datanya, Tapi sekali lagi sangat saya sayangkan ketika RA membatalkan dan kyai Imaduddin pun memilih jadi makmum masbuknya mlah RA kesanya jdi pengecut.
BTW..Sebenarnya yang banyak orang
tidak tahu tentang organisasi RA ini adalah: apakah yayasan/organisasi ini hanya mengurusi sertifikasi nasab Al-Baalawi saja..? Sebenarnya sih tidak, mereka ada bidang lain seperti sosial, pendidikan, usaha dll..,, Apakah RA juga mempunyai ulama’..?? lhaa ini bahkan saya pun sebagai salah seorang dari trah Bani Wali Songo tidak tau apakah RA mempunyai ulama’ atau tidak..? saya hanya khusnudhon bahwa mereka punya, tapi bahkan pimpinanya pun tidak terlalu dlam pemahamanya terhadap ilmu agama,
apalagi kalau mau dibanding dengan kyai-kyai pondok jauh sekali sekali hanya saja kyai pondok itu masih menghormati mreka (habaib) karena di kira dzuriyah rosul SAW,
meskipun sebenarnya para kiayi itu tau bahwa orang-orang itu sangarnya hanya disekitar hidungnya yang macung dan sorbanya sja yang besar tapi isinya banyak yang kosong.
Allakullihaal, semua kejadian ini banyak hikmahnya, kesombongan dan arogansi para habib disekitar RA pelan-pelan mulai memudar saat ini, mereka mulai tawadhu’ dan mulai menghargai para kyai kampung yang sebelumnya terhadap mereka biasa-biasa saja, Trah Walisongo yang dulunya mereka pandang sebelah mata saat ini sudah mulai mendapat tmpat dihati mraka dan mereka sudah mulai melek matanya dan sadar bahwa sayyid itu ternyata bukan dari mereka saja, ada klan walisongo dan bani Adzmatkhan yang juga saadah al-asyrof, dan yang lebih menggembirakan lagi adalah mereka sadar bahwa ternyata para pembela mereka justru bukan dari kelompok mereka sendiri (Al-Baalawi Al-Yamani ) tapi justru dari non RA members yaitu dari luar groupnya, namun semangat pembelaanya luar biasa besarnya.
Adapun soal kyai Imaduddin tidak hadir menemui team pro Al-Ba’alawi yang di gawangi oleh Rumail Abbas, Wafi, kyai Qurtubi, Gus idrus Ramili , Gus Zaini dll, itu karna dari ketua RA sendri tidak mau hadir, yang saya lihat dari klan Al-Baalawi hanya Hanif Alatas dan Idrus Almasyhur saja, tpi Entah RA sendiri mendapat pembelaan semacam ini sudahkah mengucapkan terimakasih atau blum kpada pembelanya yang mukhlis tanpa meminta imbalan apapun, ? bahkan membawa bekal buku-buku dan laptop mereka sendiri dri rumah.
Akhir kata saya salut penghargaan yang setinggi-tinggnya serta mengucapkan terima kasih pada team pro bani Alawi atas kesuksesanya membungkam thesis bodong Imaduddin Usman bahkan berhasil membuat penulisnya lari minggat dari diskusi mencari suaka di kota lain.
Wallahu aklamu bisshowaab.........