Sidebar ADS

SEMAKIN RUNGKAD DI WILAYAH PANTURA

      Semakin Rungkat Di Wilayah Pantura

Dari sukses besar acara pengajian Haflah dan Haul Walisongo di Ponpes Nurul Qur'an Mejagong Randudongkal Pemalang dengan pembicara KH Imaduddin Utsman Al Bantani. Akan di ikuti oleh daerah-daerah sekitarnya khususnya di wilayah pantura.

Dengar-dengar pasca acara, banyak Tokoh serta para Kiai yang memiliki Ponpes di sekitar pesisir pantura jawa tengah (brebes, tegal, pemalang, pekalongan, batang) meminta jadwal kepada KH Imaduddin Utsman Al Bantani untuk hadir mengisi pengajian di tempatnya.

Menurut kabar terkini katanya, khusus di daerah Kab Pemalang KH Imaduddin Utsman Al Bantani sudah menjadwalkan lebih dari dua tempat (insyaallah jika sudah dekat kami kabarkan). Untuk jadwal di daerah lainya kemungkinan akan viral ketika di publis, jika ada krikil yang mengganjal sukses besar pengajian di Mejagong bisa dijadikan acuan untuk penanganannya.

Perlu kita ketahui bahwa, polemik yang digelar Kyai Imaduddin Utsman Al Bantani, Pengasuh Pesantren Nahdlatul ‘Ulum, menantang kesahihah nasab keluarga Alawi bin Ubaidillah sebagai penerus genetika Rasulullah SAW.

Tesis KH Imaduddin Utsman Al Bantani mendekonstruksi status Ubaidillah sebagai putra Ahmad al-Muhajir bin Ahmad bin Isa bin Muhammad bin Ali bin Ja'far as-Shadiq. Otomatis hubungan darah antara Alawi dan Ahmad al-Muhajir diragukan. Ubaidillah belum terbukti sebagai putra Ahmad al-Muhajir

Ahmad al-Muhajir diperkirakan wafat pada 345 H./956 M., dan dimakamkan di Hadramaut, Yaman. Di sinilah awal mula polemik KH Imaduddin Utsman Al Bantani dimunculkan.

Berdasarkan catatan tertua yang berhasil dikumpulkan KH Imaduddin Utsman Al Bantani bahwa, Ahmad al-Muhajir memiliki hanya tiga putra: Abu Ja'far Muhammad di Ray Iran, Husain di Naisabur Iran, dan Ali di Ramlah Palestina.

Catatan KH Imaduddin Utsman Al Bantani tersebut diambil dari sumber tertua, yaitu: kitab Al-Syajarah Al-Mubarakah fi Ansab al-Thalibiyah karangan Fakhruddin ar-Razi Abu Abdullah Muhammad bin Umar bin al-Husain al-Qursyi al-Thabaristani (w. 606 H./1209 M.).

Berbekal kitab yang sama, KH Imaduddin Utsman Al Bantani menantang para pendukung akademis maupun fanatis nasab Ba’alawi.

Tantangan KH Imaduddin Utsman Al Bantani sangat sederhana, yaitu mempersilahkan kubu pro-nasab Ba’alawi untuk mendatangkan sumber yang lebih tua dari pada kitab al-Syajarah al-Mubarakah tersebut. Tampaknya, sampai tulisan ini di buat belum ada kabar...

Waallahu Aklamu bissowab...................

إرسال تعليق

Beri masukan dan tanggapan Anda tentang artikel ini secara bijak.

أحدث أقدم
Sidebar ADS
Sidebar ADS
Sidebar ADS