ABU DUJANAH DAN KURMA SI TETANGGA
SEPERTI umumnya para sahabat Nabi radhiayallahu anhum ajma'ien, Abu Dujanah rajin berjamaah shalat lima waktu bersama Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam, lalu setelah shalat tidak langsung turun dari masjid, tetapi duduk beberapa saat untuk berdzikir bersama Rasulullah. Setelah selesai barulah dia turun.
Namun, belakangan, bila dia berjamaah shalat Subuh langsung turun entah kenapa, mungkin karena satu dan lain hal. Tetapi, masa berhari-hari begitu terus? Hal ini menimbulkan tanda tanya di benak Rasulullah, ada apa Abu Dujanah buru-buru turun setelah shalat Subuh.
Suatu ketika, saat bertemu Abu Dujanah, Rasulullah bertanya,
«يا أبا دجانة، أليس لك عند الله حاجة؟»
"Wahai Abu Dujanah, engkau tidak punya hajat apa-apa pada Allah?"
"O itu pasti, wahai Rasulullah, hajatku kepada-Nya banyak sekali. Bahkan aku tak bisa lepas dari rasa butuh (iftiqar) kepada-Nya," katanya.
"Tetapi mengapa beberapa hari ini engkau selalu buru-buru turun setelah shalat Subuh dan tidak betah duduk bersama kami untuk berdzikir barang sejenak dan kemudian berdoa setelahnya?"
"Begini, Rasulullah, rumahku bertetangga dengan rumah seorang Yahudi. Dia punya pohon kurma yang sebagian cabangnya terjuntai ke halaman rumahku. Celakanya, bila angin bertiup kencang, buahnya berjatuhan ke halaman rumahku. Oleh karena itu, aku cepat-cepat pulang setelah shalat Subuh untuk mengumpulkan buah itu untuk aku berikan pada si empunya. Khawatirnya anak-anakku keburu bangun dalam keadaan lapar, lalu makan buah itu," jelas Abu Dujanah. Kemudian ia melanjutkan,
"Demi Allah, wahai Rasul, suatu ketika aku kaget melihat salah seorang anakku mengunyah sebiji dari kurma tetangga itu. Segera saja aku masukkan jari telunjukku ke mulutnya, lalu aku keluarkan biji kurma itu sebelum dia telan. Karuan saja dia menangis, tetapi aku bilang: "Apa engkau tidak malu melihat ayahmu kelak berdiri di hadapan Allah dengan dakwaan sebagai pencuri?"
Mendengar penuturan Abu Dujanah itu, Abu Bakar al-Shiddiq radhiayallahu anhu yang kebetulan bersama Rasulullah langsung merasa iba padanya. Ia segera menemui si Yahudi tetangga Abu Dujanah itu, lalu membeli pohon kurma tersebut dan menghibahkannya pada Abu Dujanah dan keluarganya.
Setelah si Yahudi mengetahui seluk-beluk apa yang terjadi selama ini, ia buru-buru mengajak istri dan anak-anaknya menemui Rasulullah shallallahu alaihi wasallam untuk mengikrarkan kedua syahadat dan masuk Islam, MasyaAllah 🙏
Sungguh, merupakan keteladan yang luar biasa dari Abu Dujanah yang risau kalau anak-anaknya makan buah kurma milik tetangganya yang non-Muslim sampai-sampai ia rela meninggalkan momentum kebersamaan dengan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
Lalu bagaimana dengan kita, umat Muslim millenial, yang terkadang acuh tak acuh kalau pun harus makan harta saudaranya sendiri sesama Muslim? []
♥️ اللهم اهدنا فيمن هديت، وعافنا فيمن عافيت، وبارك لنا في ما أعطيت يا أرحم الراحمين 🤲❤