DARAH KAMI MENGALIR DARAH PEJUANG
Laskar Sabilillah di manapun kalian berada...
Kita diwarisi bangsa dan negara ini oleh para leluhur yang telah mengorbankan harta bahkan nyawa. Mereka berjuang lebih dari tiga abad lamanya dari generasi ke generasi selanjutnya untuk mengusir penjajah asing.
Tibalah saatnya di kala para putra-putri dari pemuda-pemudi negri ini bergerak untuk satu tujuan agar terlepas dari belenggu penjajahan. Mereka faham bahwa dari sabang sampai merauke mustahil untuk bersatu, jika ideologi kastanisasi rasis masih tumbuh subur.
Adalah sumpah pemuda 28 Oktober 1928, darinya mengikis habis segala bentuk dari turunan ideologi kastanisasi rasis yang diciptakan penjajah Belanda. Mulai saat itu pergerakan mempersatukan bangsa mendapatkan momentumnya lalu pada 17 Agustus 1945 kemerdekaan di proklamirkan atas nama bangsa Indonesia.
Di abad modern ini sisa-sisa ideologi kastanisasi rasis warisan Belanda masih ada, walapun mereka terlihat alim dengan pesona fasih tutur kata serta ke indahan pakaianya yang menawan, namun sejatinya mereka adalah ular berbisa.
Tidak sedikit Kiai-kiai kita direndahkan, difitnah, disamakan dengan binatang, bahkan di gelari dengan gelar yang tidak pantas. Apakah mereka menyesal dan minta maaf?? Tidak...!!
Dengan kesombong serta merasa klannya paling mulia dan unggul, semua yang bukan dari klanya dianggap manusia rendahan yang tidak setara. Ideologi ini sangat membahayakan terhadap keutuham bangsa dan negara.
Salah satu tugas Laskar Sabilillah adalah membumi hanguskan ideologi kastanisasi rasis warisan Belanda ini. Jangan sampai anak cucu kita kedepan nanti bercerai-berai karena perbedaan hal nasab.
Ajaran Islam yang di bawa oleh leluhur kita yaitu Walisongo tanpa adanya rasisme didalamnya.
Laskar Sabilillah adalah cermin kebangkitan trah Walisongo, maka jangan pernah minder untuk menghadapi mereka. Ketahuilah bahwa leluhur Laskar Sabilillah adalah pejuang..!!!
Oleh: Mbah Toyib tukang nglayab
