Sidebar ADS

KITAB ABAD KELIMA HIJRIYYAH

KITAB ABAD KELIMA HIJRIYYAH

Pertama, Kitab Tahdzibul Ansab wa Nihayatul Alqab yang dikarang Al-Ubaidili (w. 437) abad 5 ketika menerangkan tentang keturunan Ali al- Uraidi tidak menyebutkan nama Alawi dan ayahnya, Ubaidillah. Ia hanya menyebutkan satu anak dari Ahmad al-Abah bin Isa, yaitu Muhammad. Kutipan dari kitab tersebut seperti berikut ini: 
وامحد بن عيسى النقيب بن دمحم بن علي العريضي يلقب النفاط من ولدا ابو جعفر 
واالعمى( دمحم بن علي بن دمحم بن أمحد ، عمي يف آخر عمرا واحندر اىل البصرة واقام هبا 
-ٙٚٔص. وهتذيب االنساب وهناية االلقاب، ومات هبا وله اوالد وأخوا ابْلبل له اوالد.)[16] 
ٔ
“Dan Ahmad bin Isa an-Naqib bin Muhammad bin Ali al-Uraidi diberikan gelar an-Naffat, sebagian dari keturunannya adalah Abu Ja‟far (al-A‟ma: yang buta) Muhammad bin Ali bn Muhammad bin Ahmad, ia buta di akhir hayatnya, ia pergi ke Basrah menetap dan wafat di sana. Dan ia mempunyai anak. Saudaranya di aljabal (gunung) juga mempunyai anak.' Al-Ubaidili, pengarang kitab Tahdzibul Ansab ini, hidup satu masa dengan alawi dan satu masa pula dengan ayahnya yaitu Ubaidillah. 

Menurut kitab Lisan al-Mizan karya Ibnu Hajar al-Asqolani, Al-Ubaidili wafat pada tahun 436 atau 437 Hijriah, berarti hanya 36 atau 37 tahun setelah wafatnya Alawi pada tahun 400 Hijriah.Ditambah, dalam kitab tersebut dikatakan umur al-Ubaidil mencapai 100 tahun,

[17] berarti Al-Ubaidili lahir pada 336/337 Hijriah, dan Ubaidillah yang merupakan ayah Alawi wafat pada tahun 383, maka ketika ubaidllah ini wafat Al-Ubaidili sudah berumur 47 tahun, dan ketika wafatnya Alawi, Al-Ubaidli sudah mencapai umur 60 lebih, tentunya pengetahuan dan kebijaksanaanya sudah mencapai derajat tsiqoh. 

Ditambah disebutkan dalam kitab yang sama, Al-Ubaidli ini selama hidupnya sering mengunjungi banyak Negara seperti: Damaskus, Mesir, Tabariyah, Bagdad dan Mousul, seharusnya Al-Ubaidili, ketika menerangkan keturunan Ahmad bin Isa ia mencatat nama Alawi sebagai cucu Ahmad bin Isa dan Ubaidillah sebagai anak Ahmad bin Isa, tetapi kenyataanya Al-Ubaidili tidak menyebutkannya, kenapa? Karena memang dua nama ini tidak ditemukan sebagai anak dan cucu Ahmad bin Isa. Apalagi, seperti yang disebutkan Habib Muhammad Dliya Syahab dalam kitabnya al-Imam Ahmad Al-Muhajir, bahwa Ahmad bin Isa ini adalah seorang Imam.,

[18] tentunya jika seorang imam, maka akan dikenal khalayak ramai, bukan hanya pribadinya tapi juga anak-anaknya dan cucu-cucunya, tetapi kenyataannya, ulama yang semasa hidup dengan Alawi, yaitu al-Ubaidili, tidak menyebut Alawi sebagai 
cucu Ahmad bin Isa. 
 ---------------------------------------------------------------
16 تهذ ٌب ⸀�نساب : 177-177
 5/366لسان ال مٌزان، المكتبة الشاملة، 
17
18⸀�مام اخمد المهاجر، دمحم ض ٌاء شهاب.47
 ________________________________________
Kedua, Kitab al-Majdi fi Ansabittholibin karya Sayyid Syarif Najmuddin Ali bin 
Muhammad al-Umari an-Nassabah ) (w. 490), ketika menerangkan tentang 
keturunan Isa bin Muhammad an-Naqib ia menyebutkan bahwa keturunan dari 
Ahmad al-Abah bin Isa ada di Bagdad yaitu dari al-Hasan Abu Muhammad adDallal Aladdauri bin Muhammad bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Isa. Sama seperti al-Ubaidili, al-Umari hanya menyebutkan satu anak saja dari Ahmad alAbah. Kutipan lengkapnya seperti di bawah ini: 
وأمحد ابو القاسم االبح ادلعروف ابلنفاط النه كان يتجر النفط له بقية ببغداد من احلسن ايب 
دمحم الدالل على الدور ببغداد رأيته مات أبخرا ببغداد بن دمحم بن علي بن دمحم بن أمحد بن 
عيسى بن دمحم بن العريضي[
19
“Dan Ahmad Abul Qasim al-Abah yang dikenal dengan “al-Naffat” karena ia 
berdagang minyak nafat (sejenis minyak tanah), ia mempunyai keturunan di bagdad dari al-Hasan Abu Muhammad ad-Dalal Aladdauri di Bagdad, aku melihatnya wafat diakhir umurnya di Bagdad, ia anak dari Muhammad bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Isa bin Muhammad (an-Naqib) bin (Ali) al-Uraidi.” 

Dari kitab al-Majdi karya al-Umri tersebut disimpulkan bahwa salah seorang anak 
dari Ahmad bin Isa bernama Muhammad,yang demikian itu sesuai dengan kitab Tahdzibul Ansab karya al-Ubaidili. Perbedaan dari keduanya adalah, al-Umari menerangkan tentang keturunan Ahmad bin Isa yang bernama Muhammad bin Ali di Basrah, sedangkan al-Ubaidili menerangkan tentang anak dari Muhammad bin Ali yaitu al-hasan yang sudah pindah ke Bagdad.

Kedua kitab abad lima ini sepakat bahwa Ahmad bin Isa mempunyai anak bernama Muhammad. 
Ketiga, Kitab Muntaqilatut Tholibiyah karya Abu Ismail Ibrahim bin Nasir ibnu 
Thobatoba (w. 400 an), yaitu sebuah kitab yang menerangkan tentang daerahdaerah lokasi perpindahan para keturunan Abi Tholib menyebutkan, bahwa keturunan Abi Tholib yang ada di Roy adalah Muhammad bin Ahmad an-Naffat. 

Seperti diketahui bahwa keturunan Nabi juga sekaligus adalah keturunan Ali bin 
Abi Talib. Kutipan kitab Muntaqilatut Tholibiyah tersebut sebagai berikut:
عظم ً المر عشً، جدي فً أنساب الطالب ٌن، العمري، مكتبة آ ٌٌةالم هللا
وابلري( دمحم بن امحد النفاط ابن عيسى بن دمحم االكرب ابن علي العريضي عقبه دمحم وعلي 
.واحلسٌ 20
“Di Kota Roy, (ada keturunan Abu Tholib bernama) Muhammad bin Ahmad anNaffat bin Isa bin Muhammad al-Akbar bin Ali al-Uraidi. Keturunannya 
(Muhammad bin Ahmad) ada tiga: Muhammad, Ali dan Husain.” 

Dari kutipan itu Ahmad bin Isa disebutkan mempunyai anak bernama Muhammad, sama seperti kitab Tahdzibul Ansab dan kitab al-Majdi. Abad kelima, konsisten berdasarkan tiga kitab di atas bahwa tidak ada anak  Ahmad bin Isa bernama Ubaidillah, dan tidak ada cucu Ahmad bin Isa bernama Alawi padahal penulisnya semasa dengan Ubaidillah dan Alawi. 
Lalu siapa Alawi bin Ubaidillah ini yang nanti keturunannya mengaku cucu 
Nabi Muhammad s.a.w.? 
Sebelum itu mari kita lihat terlebih dahulu kitab yang lain, mungkin ada nama ubaidillah disebut anak Ahmad bin Isa. 

Wallohu aklamu bissowab.......
Penulis KH.imsduddin al-Bantani 

إرسال تعليق

Beri masukan dan tanggapan Anda tentang artikel ini secara bijak.

أحدث أقدم
Sidebar ADS
Sidebar ADS
Sidebar ADS