Sidebar ADS

MAHKOTA RADEN ALI BASAH DAN SEJARAH DESA KUTA. BELIK PEMALANG

Mahkota Raden Ali Basah dan Sejarah Desa Kuta, Belik Pemalang

Tidak banyak yang mengetahui asal mula nama Desa Kuta, Kecamatan Belik, Pemalang. Hanya beberapa orang tua saja yang mengetahui cerita rakyat di balik nama Desa Kuta, yang ternyata berasal dari kata mahkota yang di jatuhkan oleh Raden Ali Basah.

Dikutip dari jurnal berjudul Representasi Cerita Rakyat Pemalang Terhadap Pembentukan Karakter Anak oleh Mulasih dan Yukhsan, diceritakan bahwa dahulu kala ada seorang prajurit perang bernama Raden Ali Basah Sentot Prawirodirjo.

Raden Ali Basah ini adalah orang yang ditugasi oleh Pangeran Diponegoro untuk membebaskan Tegal dari cengkeraman penjajah Belanda dan mengembangkan kekuasaan di sana. “Rebut Tegal dari tangan penjajah. Tegal harus kembali menjadi milik pribumi,” titah Pangeran Diponegoro kepada Ali Basah.

“Baiklah Pangeran. Tetapi, rasanya aku tak mungkin bisa menghadapi pasukan penjajah seorang diri,” balas Ali Basah. Mendengar jawaban itu, Pangeran Diponegoro kemudian memerintahkan Ali Basah untuk bersemedi terlebih dahulu di sebuah sungai yang ada di Pemalang agar mendapat pusaka yang dapat melawan Belanda.

“Kau bisa menghadapi mereka sendiri. Kau memiliki ilmu yang cukup kuat. Bersemedilah di sebuah sungai yang ada di daerah Pemalang. Di situ kau akan mendapatkan sebuah benda pusaka yang akan menemanimu melawan penjajah,” ujar Pangeran Diponegoro.

Ali Basah pun pamit kepada Pangeran Diponegoro. Dengan menunggang kuda miliknya, Ali Basah pergi menuju daerah Pemalang sebelum ke Tegal. Ia menempuh perjalanan yang cukup lama, sehingga baru beberapa hari kemudian Ali Basah sampai di sebuah sungai yang dimaksud oleh Pangeran Diponegoro.

Di sungai tersebut, Ali Basah melihat sebuah batu besar di bawah pohon beringin. Ia segera menuju ke batu besar itu untuk bersemedi guna mendapatkan pusaka yang dimaksud oleh Pangeran Diponegoro. Saat Ali Basah duduk bersila, ia melihat bayangannya di sungai dan mendongakkan kepalanya.

Hal itu membuat mahkota di kepalanya terjatuh ke sungai. Ketika Ali Basah mencoba mengambil mahkotanya, ia tidak bisa karena sungai itu amat dalam dan deras. Mahkota Ali Basah pun raib di sungai tersebut. “Mahkotaku raib di sungai ini. Desa ini akan aku namakan Kuta yang berasal dari kata mahkota,” ujar Ali Basah.

Setelah mengucapkan hal itu, Ali Basah kembali bersemedi dan mendapatkan benda pusaka yang diinginkannya. Ia pun kembali melanjutkan perjalanannya ke tegal. Merebut kembali Tegal dari kekuasaan penjajah.

Masih dikutip dari jurnal yang ditulis oleh Mulasih dan Yukhsan, karena hanya sebagian kecil masyarakat yang tahu cerita rakyat asal-mula nama Desa Kuta ini, maka sangat penting agar cerita tersebut dilestarikan agar tidak hilang.

Pasalnya, selain agar bisa berkembang dan tidak punah, dari cerita rakyat asal mula nama Desa Kuta dan Mahkota Raden Ali Basah ini kita bisa mengambil pelajaran yang berharga.

Dalam cerita tersebut terdapat nilai-nilai pendidikan karakter religi, kerja keras, cinta tanah air yang bisa diaplikasikan untuk pembentukan karakter.

Waallahu Aklamu bissowab............

إرسال تعليق

Beri masukan dan tanggapan Anda tentang artikel ini secara bijak.

أحدث أقدم
Sidebar ADS
Sidebar ADS
Sidebar ADS