CARA EDUKASI KE ABIDIN DAN MUHIBBIN
"Rekrut anggota sebanyak-banyaknya, dan jaga para Kiai kita" intruksi Gus Abbas Panglima tertinggi PWI Laskar Sabilillah.
Mari kita edukasi ke masyarakat dengan ber ahklaq baik serta bersandar pada literasi yang KH Imad ajarkan.
Bahwa untuk umat yang masih ter belenggu perbudakan spiritual ada beberapa tinggkatan yaitu, tingkatan Abidin dan Muhibbin. Berikut penjelasaanya ;
Tingkatan Abidin adalah mereka yang akal dan otaknya sudah tidak bisa berfungsi secara sehat dan normal karena doktri sudah menjadikan fanatik buta.
Hanyalah hidayah langsung dari Allah SWT yang dapat mencerahkanya, bila kita menemui model seperti itu meninggalkanya lebih baik. Karena bila dipaksa untuk berdiskusi yang ada hanyalah kebencian dan debad kusir.
Sedang tingkatan Muhibbin adalah mereka-mereka inilah yang bisa kita ajak berdiskusi karena otak dan akalnya masih sedikit berfungsi normal, ini pun terbagi karena alasan;
Pertama, Murid dan Guru, di karenakan ia tidak bisa menunjukan bukti kuat untuk membantah tesisnya Kiai Imad keyakinannya pun goyah namun mereka masih pekewuh dan malu-malu untuk menyatakan kebenaran.
Ajaklah mereka berdiskusi bahwa adab dan bab nasab itu suatu yang berbeda karena keduanya (adab dan nasab) sesuatu dari bagian ilmu islam. Seorang guru dan murid berbeda pendapan adalah suatu kewajaran, asal saling memiliki hujjah yang kuat. Serta angkatlah kepercayaan dirinya.
Kedua, Urusan Perut yaitu terbentur karena pekerjan, ia takut bila di depak darinya maka sumber penghasilanya hilang. Maka penyelesaiannya berikan pekerjaan pengganti.
Yang ke tiga itu karena, Faktor Jama'ah dan pengikut, ia ketakutan bila mana kehilangan jama'ah serta pengikutnya sedang didalam keyakinanya faham betul bahwa tesis Kiai Imad itu benar.
Inilah yang paling repot karena di satu sisi ia membenarkan tesis Kiai Imad namun disisi lainya kepada umat ia menyalahkannya, untuk meredamnya kita vidiokan di kala kita berdiskusi dengannya dan viralkan.
Dan yang ke empat adalah dari Kalangan Awam, mereka hanya tim hore tergantung para tokohnya kemana ia berlabuh.
Selamat berjuang saudaraku, untuk menyampaikan tentang kebenaran kepada umat........
Wallohu Aklamu bissowaab .................
