KONSEP DNA DI DALAM ALQUR'AN
Ayat – Ayat Al-Qur’an
Katakanlah: “…. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rezki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)”…. (QS. Ali ‘Imraan ayat 27).
Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. (Yang memiliki sifat-sifat) demikian ialah Allah, maka mengapa kamu masih berpaling?… (QS. Al An’aam ayat 95).
…..,dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yangmati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?” Maka mereka akan menjawab: “Allah”. (QS. Yunus ayat 31).
Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidupdan menghidupkan bumi sesudah matinya. Dan seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari kubur). (QS. Ar Ruum ayat 19).
Tafsir Ayat-Ayat Al-Qur’an Qutb (1992) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup adalah masalah kehidupan dan kematian, yang masing-masing merambat pada yang lain dengan perlahan dan bertahap. Setiap detik yang melewati suatu makhluk hidup, pada saat itu merambatlah kematian pada sisi kehidupan.
Kematian memakan kehidupan, tetapi pada waktu yang sama terbentuk kehidupan baru. Saat sel-sel kehidupan mati dan musnah, maka sel-sel kehidupan yang baru pun tumbuh dan beraksi. Setiap ada yang musnah karena mati maka ada yang kembali dalam putaran lain menuju kepada kehidupan. Setiap ada yang muncul sebagai suatu kehidupan, ia akan kembali dalam putaran lain menuju kepada kematian.Begitulah yang terjadi pada satu wujud yang hidup, kemudian meluaslah daerahnya sehingga satu makhluk hidup itu mengalami kematian total. Akan tetapi, sel-selnya berpindah masuk kedalam susunan lain, lalu masuk kedalam jasad yang hidup, kemudian merambatlah kehidupan padanya.
As-Suyuthi (1990) menafsirkan QS. Ali Imran Ayat 27 bahwa (Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati), misalnya manusia dari sperma dan burung dari telur. (Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup, dan Engkau beri rezeki siapa yang Engkau kehendaki tanpa terhitung) artinya rezeki yang luas dan amat banyak.
Shihab (2007) menjelaskan bahwa sekelompok ulama kontemporer yang bekerja sama menafsirkan Al-Qur’an dan menghasilkan tafsir ringkas tapi sangat mumpuni, yakni Tafsir al-Muntakhah, mengomentari ayat tentang kehidupan dan kematian ini sebagai berikut, “Siklus kehidupan dan kematian merupakan rahasia keajaiban alam dan rahasia kehidupan. Ciri utama siklus itu adalah bahwa zat-zat hidrogen, karbon dioksida, nitrogen, dan garam yang nonorganik di bumi, berubah menjadi zat-zat organik yang merupakan bahan kehidupan bagi hewan dan tumbuh-tumbuhan berkat bantuan sinar matahari. Selanjutnya zat-zat itu kembali mati dalam bentuk kotoran makhluk hidup dan dalam bentuk tubuh yang aus karena faktor disolusi bakeri dan kimia, yang mengubahnya menjadi zat non-organik untuk memasuki siklus kehidupan baru.
Az-Zuhaili (2013) menafsirkan ayat yang artinya “Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup” bahwa seorang anak tumbuh menjadi besar dengan mengonsumsi susu dan dan yang lainnya, dan makanan merupakan benda mati. Allah SWT mengeluarkan sesuatu yang mati dari yang hidup contohnya berbagai cairan yang dikeluarkan dari berbagai macam.
Konsep DNA dalam Ilmu Pengetahuan Modern
DNA merupakan suatu molekul dalam sel tubuh makhluk hidup yang terdiri dari unsur karbon, hidrogen, oksigen, posfat dan basa nitrogen. DNA merupakan pengatur kehidupan dalam sel tubuh makhluk hidup. Apabila DNA tidak bekerja, maka akan menyebabkan tidak akan ada makhluk hidup. Buah yang banyak dari tumbuhan merupakan salah satu produk dari kinerja gen (DNA fungsional) yang dapat langsung diamati dan dinikmati oleh manusia. Tubuh yang sehat, adanya aktivitas makhluk hidup juga merupakan produk dari kinerja gen. Hasil produk tersebut merupakan rezeki yang tidak terhingga dari Allah SWT. Penulis mengatakan demikian karena tubuh manusia terdiri dari ± 10014 sel. Apabila setiap sel bekerja, maka hal tersebut akan menghasilkan kehidupan yang sangat kompleks. Sel merupakan unit dasar fungsional dan struktural penyusun tubuh makhluk hidup. Molekul DNA membawa informasi hereditas dari sel. Komponen protein (molekul-molekul histon) dari kromosom mempunyai fungsi penting dalam pengemasan dan pengontrolan molekul DNA yang sangat panjang sehingga dapat muat di dalam nukleus dan mudah diakses ketika dibutuhkan. Selama reproduksi, jumlah kromosom yang haploid dan materi genetis DNA hanya sebagai genom (Fatchiyah et al., 2011).
DNA terbentuk dari empat tipe nukleotida yang berkaitan secara kovalen membentuk rantai polinukleotida (rantai DNA atau benang DNA) dengan rangka (tulang punggung) gula posfat tempat melekatnya basa-basa. Dua rantai polinukleotida saling berikatan melalui ikatan hidrogen antara basa-basa nitrogen dari rantai yang berbeda. Semua basa berada dalam bentuk heliks ganda dan rangka (tulang punggung) gula posfat berada di bagian luar. Purin salalu berpasangan dengan pirimidin (A-T, G-C). Perpasangan secara komplemen tersebut memungkinkan pasangan basa dikemas dengan susunan yang paling sesuai. Hal ini bisa terjadi bila kedua rantai polinukleotida tersusun secara antiparalel (Fatchiyah et al., 2011).
DNA yang fungsional disebut gen. Gen merupakan pengatur seluruh aktivitas metabolisme yang dilakukan oleh sel, yakni metabolisme dalam hal sintesis protein. Dalam sintesis protein dihasilkan banyak sekali protein. Selanjutnya protein-protein tersebut berperan dalam proses pengaturan sel. Semua proses metabolisme dalam sel memerlukan protein karena protein merupakan penyusun enzim, hormon, dan penyusun sel itu sendiri. DNA merupakan polimer deoksiribonukleotida. Semua asam nukleat terdiri dari neukleotida sebagai unit pembangun. Nukleotida mempunyai tiga 4 komponen: gula, basa, dan kelompok posfat. Kombinasi gula dan basa disebut nukleosida. Pada kasus DNA, nukleotida diketahui sebagai deoksiribonukleotida, karena gula dalam kasus ini adalah deoksiribosa. Basanya adalah purin (adenosin atau guanin) atau pirimidin (timin atau sitosin) (Gambar 1)(Wong, 2006).
Pada DNA, grup hidroksil (OH) melekat dengan karbon pada posisi 3’. Satu dari tiga posfat (P) pada grup posfat secara langsung melekat dengan karbon pada posisi 5’ (Gambar 1). Grup OH dan grup P pada nukleotida disebut 3’-OH dan 5’-P. Nukleotida lebih jelas dideskripsikan sebagai 2’-deoksinukleosida 5’- triposfat untuk mengindikasikan bahwa OH pada posisi 2’ yang kehilangan atom oksigen dan grup posfat melekat pada posisi 5’. Molekul DNA dibentuk oleh hubungan 5’-P dari satu nukleotida ke 3’-OH dari nukleotida yang bersebelahan (Gambar 2). Oleh karena itu, pada molekul DNA sebuah polinukleotida dengan nukleotida dihubungkan oleh ikatan 3’-5’ posfodiester (Wong, 2006).
Gambar 2. Polinukleotida yang menunjukkan ikatan 3’-5 posfodiester.
Grup deoksiribosa dan posfat yang membentuk tulang punggung molekul DNA tidak berubah sepanjang rantai polinukleotida. Bagaimanapun, basa-basa pada nukelotida bervariasi karena ada 4 basa-adenin, timin, guanin dan sitosin, yang disingkat A, T, G dan C (Gambar 3). A dan G merupakan purin, sedangkan T dan C merupakan pirimidin (Wong, 2006).
Sebuah molekul DNA dengan jumlah “n” nukleotida kemungkinan mempunyai 4n kemungkinan penyusunan 4 nukleotida yang berbeda. Contoh, DNA yang memiliki panjang 100 nukleotida mempunyai 4100 kemungkinan penyusunan yang berbeda. Penyusunan nukelotida (ditentukan oleh basa) dari molekul DNA diketahui sebagai urutan nukleotida atau DNA (Wong, 2006).
Gambar 3. Struktur kimia basa purin dan pirimidin.
Struktur yang unik dari empat basa yang merupakan hasil dari pasangan antara A dan T dan antara G dan C oleh ikatan hidrogen (atraksi elektrostatik antara atom hidrogen dan dua atom elektronegatif, seperti nitrogen dan oksigen) (Gambar 4). Penting untuk dicatat bahwa ada 3 atom hidrogen pada pasangan GC sedangkan hanya 2 ikatan hidrogen pada pasangan AT. Pasangan basa menyediakan kekuatan untuk dua polinukleotida berinteraksi. Molekul DNA di alam tetap eksis sebagai dobel molekul yang berbentuk rantai, dengan satu rantai nukleotida berpasangan dengan rantai nukleotida yang lain. Dua rantai molekul DNA merupakan komplementer dari rantai lainnya (Wong, 2006).
Gambar 4. Pasangan basa pada rantai dobel DNA.
Konsep DNA dalam Al-Qur’an
Dalam QS. Ali ‘Imran ayat 27 Allah SWT menjelaskan bahwa Dia mengeluarkan sesuatu yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari dari yang hidup. Dari ayat tersebut, penulis menghubungkan ayat tersebut dengan konsep DNA karena DNA merupakan molekul yang terdiri dari unsur-unsur yang mati, seperti unsur karbon, hidrogen, oksigen, posfat, basa nitrogen, tetapi molekul tersebut dapat menggandakan dirinya melalui proses replikasi. Bahan-bahan untuk melakukan proses replikasi diproleh oleh DNA melalui lingkungan luar, seperti makanan, minuman, udara, dan lain-lain.
Daftar Pustaka
Fatchiyah, Arumingtyas, E.L., Widyarti, S., and Rahayu, S., 2011. Biologi Molekuler “Prinsip Dasar Analisis”. Erlangga, Jakarta.
Shihab, M., Q., 2007. Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an. Lentera Hati, Jakarta.
Syaf, M,.& Abubakar, B., 1990. Terjemah Tafsir Jalalain. Diterjemahkan dari Imam Jalaludin Al-Mahalliy dan Imam Jalaludin As-Suyuthi. 1990. Tafsir Jalalain. Percetakan Sinar Baru Offset, Bandung.
Wong, D.W.S., 2006. The ABCs of Gene Cloning Second Edition. Springer, New York, USA.
Quthb, S., 1992, Tafsir Fi Zhilalil Qur’an Jilid 7, diterjemahkan oleh Yasin dkk., 2003, Gema
Insani Press, Jakarta. az-Zuhaili, W. 2013, Tafsir Al-Munir. Gema Insani, Jakarta
Wallohu aklamu bissowaab.............
Oleh: Khairil Pahmi, S.Si., M.Sc. (Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nahdlatul Wathan Mataram)