Sidebar ADS

SEJARAH ASAL USUL SEBUTAN "NDORO"

SEJARAH ASAL USUL SEBUTAN "NDORO"

Kita sering kali mendengar kalimat "Ndoro" pada komunitas Ba'alwi dan para pemujanya dalam berkomunikasi. Banyak muhibbin memanggil Habib pujaanya itu dengan sebutan "Ndoro" hingga kata tersebut bermakna untuk panggilan pribumi kepada penjajah atau panggilan kawulo alit ke majikannya.

Astaghfirullah, kok bisa kebalik begitu pengertian nya..?? Padahal maknanya tidaklah seperti di atas.

Sebetulnya dahulu gelar-gelar tersebut adalah gelar kebangsawanan milik jawa pribumi, namun warga atau rakyat umum salah kaprah dalam mengartikan dan menyematkan gelar tersebut ke sembarang orang yang mereka segani.

Contoh gelar para bangsawan pribumi jawa, seperti KGPH bermakna "Kanjeng Gusti Pangeran Haryo"atau BPH itu artinya "Bendoro Pangeran Haryo" naah.. sedang BR.Ay artinya "Bendoro Raden Ayu" dan BRM maknanya adalah sebagai "Bendoro Raden Mas".

Begini yaa..,, biar semua pada paham, bahwa gelar Ndoro itu asal kata dari Bendoro/bindara (Arab "maulay"), gelar Gus itu asal kata dari Gusti dalam Arab ("sayyid") dan lain sebagainya, Dan gelar itu adalah milik para bangsawan pribumi
tanah Jawa pada dahulu kala.

Sebelum penjajah datang ke Nusantara, leluhur kita sudah memakai gelar-gelar tersebut, Pergeseran makna bisa terjadi, kemungkinan karena adanya akulturasi kebudayaan yang dipaksakan. Belanda waktu itu untuk mengambil hati pribumi maka gelar "Ndoro" tersebut disematkan
lalu di gunakan mereka sebagai bagian
dari cara supaya rakyat tanah Jawa mau 
mengikuti perintahnya ( bangsa belanda) 

Ba'alwi yang fakta sejarahnya itu datang keNusantara karena adanya campur tangan Belanda, maka merekapun ikut juga memakainya, dan rakyat dipaksa untuk memanggil nama mereka dengan sebutan "Ndoro" oleh kompeni Belanda.

Panggilan "Ndoro" memang harus mulai dipopulerkan kembali, kita pun dituntut untuk terbiasa memanggil saudara dan kawan yang memang memiliki gelar tersebut dengan panggilan itu. Karena itu asli milik leluhur kita di Nusantara bukan dari kebudayaan luar.

Kita mengikuti leluhur jangan sampai mengatas namakan nasab malah congkak dan sombong. Bahwa salah satu mengetahui ilmu nasab itu untuk saling bersilaturrahim menyambung persaudaraan, bukan untuk menjadi rasis yang merendahkan orang lain.

Sangat disayangkan bila penyakit dari Ba'alwi malah pindah ke diri kita, seperti mempelajari nasab hanya untuk ajang mencari gelar dan meninggalkan ilmu serta ahklaq, seperti halnya Klan Ba 'alwi yang sangat gila gelar.

Waallahu Aklamu bissowaab.......
Oleh : qsantri.com

إرسال تعليق

Beri masukan dan tanggapan Anda tentang artikel ini secara bijak.

أحدث أقدم
Sidebar ADS
Sidebar ADS
Sidebar ADS