Sidebar ADS

KEBENARAN HARUS TETAP DI SUARAKAN ‼️

KEBENARAN HARUSLAH TETAP DI SUARAKAN

Sebelum adanya gegeran isu nasab, berkembang doktrin sesat dan menyesatkan di masyarakat muslim Indonesia bahwa seseorang yang bergelar kabib dari klan Ba'Alwi adalah manusia yang mulia dan wajib dihormati dan dimulyakan oleh masyarakat muslim. Perkara orang tersebut shaleh serta ‘alim atau tidak itu urusan lain.

Yang terpenting, di dalam darahnya mengalir darah Nabi Muhammad SAW. Nasab itu yang membuat mereka wajib dihormati secara absolute oleh umat Islam. Doktrin ini sudah mengakar dan tersebar luas di tengah-tengah masyarakat muslim.

Doktrin yang terlalu kuat terkadang dimanfaatkan oleh beberapa kabib untuk mendapatkan pengikut sebanyak mungkin. Gelar kabib yang disandangnya membuat orang percaya begitu saja dengan apa yang diucapkannya.

Doktrin sesat dan menyesatkan seperti itu harus segera diakhiri serta dihilangkan dari bumi Nusantara. Menurut KH Imaduddin Utsman Al Bantani bahwa kabib Ba'Alwi secara ilmu pengetahuan bukanlah dari bagian dzuriyah Nabi SAW alias nasabnya tidak tersambung, karena dari uji pustaka maupun uji genetika gagal total apa lagi dari kelakuannya yang tidak mencerminkan keturunan Nabi Muhammad SAW.

Oleh karena itu kita yang masih menggunakan akal sehat dan kewarasan dalam berfikir di tuntut untuk menyampaikan kebenaran tersebut, agar generasi masa depan yaitu anak cucu kita nanti tidak terdoktrin ajaran sesat menyesatkan model yang sejenis itu.

Termasuk amal shalih yang layak dikerjakan oleh seorang muslim adalah menyuarakan atau menyampaikan kebenaran. Kebenaran sudah selayaknya bukan untuk disembunyikan apalagi dihilangkan.

Ia harus disampaikan dan bila perlu dikemukakan kepada khalayak ramai. Dalam surat Al-‘Ashr ayat 3 disebutkan salah satu ciri manusia yang tidak akan merugi adalah mereka yang saling menasehati untuk tetap berada dalam kebenaran.

Memang menyampaikan kebenaran terkadang tidak mudah dan sering membawa resiko. Namun demikian ia tetaplah kewajiban yang tidak boleh ditinggal sungguhpun pahit dan getir akibatnya seperti diingatkan Nabi Muhammad saw kepada sahabat tercintanya Abu Dzar dalam sebuah Hadits yang cukup panjang, “…dan Rasulullah saw menyuruhku untuk menyampaikan kebenaran walau terasa pahit akibatnya…” (HR Ahmad).

Dalam sejarah Islam kita tahu bagaimana kiprah dan sepak terjang sahabat Nabi yang satu ini. Nama Abu Dzar al-Ghifari lekat dengan sosok sederhana, zuhud, tegas dan berani.

Beliau tidak takut dengan apa pun yang akan dilakukan oleh musuh-musuhnya yang tidak menyukai kebenaran. Sikap inilah yang harus dimiliki dan dicontoh oleh setiap umat Islam. Menegakkan kebenaran memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Namun, ini bukan menjadi penghalang bagi kita untuk tidak menegakkan kebenaran.

Bahwasannya menegakkan kebenaran merupakan bagian dari dakwah. Artinya, kegiatan ini menjadi kewajiban bagi setiap umat Islam. Ibnu Katsir, ketika menafsirkan surat Ali Imran (QS 3) ayat 104, mengatakan maksud dari ayat tersebut adalah ''hendaklah kamu sekalian menjadi sekelompok orang yang melaksanakan kewajiban dakwah''.

Dalam kaitan ini Rasulullah SAW bersabda, ''Barangsiapa yang melihat kemungkaran, maka hendaklah ia mengubah dengan tangannya. Kalau tidak mampu, hendaklah ia mengubah dengan lisannya. Kalau tidak mampu, hendaklah ia mengubah dengan hatinya. Dan itulah selemah-lemah iman.'' (HR Bukhari dan Muslim).

Hadis di atas menunjukkan ragam pilihan yang dapat kita lakukan dalam menegakkan kebenaran. Jika kita memiliki kekuasaan, maka tegakkanlah kebenaran tersebut dengan kekuasaan. Dan, jangan dengan kekuasaan justru memutarbalikkan kebenaran yang dikarenakan kebencian dan tekanan dari pihak atau kelompok tertentu. 

Dalam masalah ini, Allah memerintahkan, ''Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu menjadi orang-orang yang selalu menegakkan kebenaran karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.'' (QS 4: 135).

Menegakkan kebenaran merupakan salah satu prasyarat menuju masyarakat dan umat terbaik. Perhatikan firman Allah, ''Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.'' (QS 3: 110).

Keterbelengguan dan keterpenjaraan adalah sesuatu yang tidak pernah diharapkan oleh siapa pun. Keterpenjaraan baik fisik maupun nonfisik amat sangat menghambat dan mengganggu diri seseorang. Kondisi itu bisa menyebabkan seseorang teralienasi dari konteks sosiologisnya, bahkan mengakibatkan seseorang tercabut dari akar kulturalnya.

Wahai saudaraku sekalian jangan pernah lelah apa lagi bosan untuk selalu menyampaikan kebenaran.....

❁ بارك الله فيكم أجمعين والله أعلمُ بالـصـواب ❁
www.qsantri.com 

إرسال تعليق

Beri masukan dan tanggapan Anda tentang artikel ini secara bijak.

أحدث أقدم
Sidebar ADS
Sidebar ADS
Sidebar ADS