PENTINGNYA RASA MALU DAN KEHORMATAN DIRI
Saya berfikir panjang, tatkala melihat sekelompok orang yang disinyalir korupsi, namun dengan wajah tak berdosa melambaikan tangan, kemudian tersenyum kepada awak media dan publik.
Sikapnya seakan tiada bersalah, meskipun telah diputuskan oleh pengadilan, karena menyalahgunakan amanah yang telah diberikan kepadanya. Rasa malu seakan memudar, terlihat dari senyumnya dengan kepala tegak tiada tertunduk tanpa rasa penyesalan.
Seberapa besarkah pengaruh perasaan malu dalam mengatur cara hidup dan pergaulan manusia? Sehingga rasa itu mampu menjadi perisai kepada orang yang berakal, agar enggan mengerjakan perbuatan yang merugikan orang lain.
Rasa malu tidak akan mengalir di dalam budi pekerti manusia, andaikata manusia itu sudah tidak merasakan kehormatan diri. Sejatinya, orang yang mempunyai rasa malu, akan berusaha mempertahankan kehormatan diri, keluarga, bangsa dan kepercayaan yang diyakininya.
Karena rasa malu dan mempertahankan kehormatan, seorang atlit mati-matian sampai titik keringat terakhirnya, berusaha memenangkan setiap pertandingan yang membawa nama bangsa dan negaranya.
Sifat malu membawa orang menggapai puncak menara gading, karena tidak mau tercicir arus modernisasi dan globalisasi. Sehingga menimbulkan kemajuan pesat dan berpeluang mendapatkan kehormatan serta kemuliaan dalam tatanan hidup bermasyarakat.
Orang yang tidak mempunyai malu, akan menjadi beban bangsa dan masyarakat. Karena Ianya tidak mampu mengekang nafsunya dan tidak mampu menahan diri dari kehilangan kehormatannya.
Bagaimana pula jika suatu bangsa sudah tidak mempunyai rasa malu ? Maka lahirlah keputusan dan kebijakan tanpa budi pekerti dan lahirlah generasi penerus yang mementingkan nafsu dan ambisi saja.
Orang bijak mengatakan, "Karena binatang tidak mempunyai malu, maka dijadikan pengangkut beban"
❁ بارك الله فيكم أجمعين والله أعلمُ بالـصـواب ❁