Sidebar ADS

ANTARA TUBUH AKAL DAN SPIRITUAL MANUSIA‼️

ANTARA TUBUH AKAL DAN SPIRITUAL MANUSIA

Manusia di dunia ini berdasarkan orientasi hidupnya yang paling dominan dapat dibagi menjadi 3 jenis tipe manusia yaitu Manusia Tubuh, Manusia Pikiran, dan Manusia Spiritual.

Meski kecenderungan manusia akan 3 tipe ini tidak mutlak dan tentu saja setiap manusia juga punya unsur dari ketiga tipe ini di dalam dirinya dengan kadarnya masing-masing atau bahkan seringkali manusia ketika mengalami pengalaman tertentu dalam hidupnya juga bisa terjadi "revolusi tipe" seperti dari Manusia Tubuh berevolusi menjadi Manusia Pikiran atau Manusia Pikiran berevolusi menjadi Manusia Spiritual. 

Meski kenyataannya demikian, tetapi secara fakta sosial manusia memang terpolarisasi ke dalam 3 jenis manusia itu, dan bahkan terkadang sampai akhir hayatnya ada juga manusia yang "kesadarannya stagnan", yang tidak mengalami loncatan revolusi menuju tipe manusia yang lebih tinggi.

Secara singkat seperti inilah gambaran manusia dengan 3 tipe itu:

1. Manusia Tubuh, ialah sejenis manusia yang kesadarannya hanya bertumpu pada tubuh, wujud, dan materi. Golongan manusia ini adalah yang jumlahnya paling banyak di muka bumi. 

Apa yang selalu menjadi prioritas hidup dan kebahagiannya hanya terletak pada hal-hal fisik, bendawi, dan inderawi semata seperti kendaraan mewah, rumah megah, pakaian yang wah, makanan yang bergengsi, tampilan muka yang menarik, kekuatan fisik, atau body yang seksi. Kesadaran mereka hanya berhenti pada hal-hal semacam itu. Hobi-hobi yang mereka geluti pun akan sebatas hal-hal fisikal dan bendawi seperti seks, ilmu beladiri, otomotif, atau sibuk membangun sebuah bisnis yang serakah, kapitalistis, dan ambisius.

Manusia tipe ini sangat miskin pengalaman dalam mencicipi kemewahan intelektual seperti yang menjadi konsumsi Manusia* Pikiran apalagi mencicipi kenikmatan spiritual yang menjadi aktualisasi dari Manusia Spiritual. 

2. Manusia Pikiran, ialah sejenis manusia yang begitu getol dalam belajar dan olah intelektual. Manusia Pikiran ini secara kuantitas lebih sedikit jumlahnya jika dibandingkan dengan Manusia Tubuh. 

Manusia jenis ini yang menjadi prioritas hidup dan kebahagiannya adalah belajar, belajar, dan belajar. Pikiran mereka selalu menggelisahkan akan banyak hal yang belum mereka ketahui. Ambisius dan tak pernah puas akan sebuah ilmu/pengetahuan adalah watak dasar mereka. Mengasah bidang literasi seperti membaca, menulis, dan mencari lawan untuk berdiskusi atau berdebat adalah hobi yang digelutinya.

Kebanyakan mereka mengira dengan aktivitas intelektual semacam itu saja sudah mencapai pencerahan tertinggi dalam berkemanusiaan dan berkebudayaan, akibatnya mereka enggan menyentuh pengalaman kenikmatan yang lebih tinggi dari intelektualitas yaitu kenikmatan spiritualitas.

Manusia bertipe Manusia Pikiran ini nalar rasionalitas mereka begitu hijau dan segar, tapi sisi dunia batin mereka kebanyakan masih sangat tandus dan kering.

3. Manusia Spiritual, adalah manusia dalam puncak piramida revolusi kesadaran, manusia sejenis ini adalah manusia yang sudah selesai akan dirinya, selesai akan pencariannya, selesai akan hasratnya, selesai akan kerakusannya, selesai akan egonya, selesai akan ambisinya, selesai akan kegelisahannya.

Batinnya sudah sampai pada ritme yang benar-benar stabil. Prioritas kebanggaan dan kebahagiannya sudah “manjing” di dalam batinnya sendiri.
Tidak ada yang dikejar dengan hasrat keserakaan, tidak ada lagi yang dicari mati-matian dalam hidup, segala pengalaman fisikal dan pengetahuan intelektual sudah dengan puas mereka cicipi.

Tidak ada lagi rasa gumunan dan kagetan, apalagi rasa ingin bersaing dengan orang lain. Mereka hanya sekadar menjadi ‘’sang penyaksi” dan menjalani hidup "sak madya" alias moderat-moderat saja baik dalam skala individual maupun dalam skala sosial. Tidak ada hobi yang menggairahkan manusia dengan tipe spiritual ini selain menenggak kaweruh spiritualitas, menyelami batin, laku-laku asketisme, dan berdharma manfaat bagi sesama. Manusi Spiritual ini secara kuantitas lebih langka daripada Manusia Pikiran. 

Dan sesuai dengan resonansi energinya dari ketiga manusia ini, maka secara fakta sosial akan kita dapati Manusia Tubuh hanya akan diapresiasi oleh Manusia Tubuh, lantas Manusia Pikiran juga akan diapresisi oleh sesama Manusia Pikiran, dan demikian pula Manusia Spiritual tentu hanya akan bisa diapresisi oleh manusia dalam kapasitas Manusia Spiritual juga. 

Oleh karena itu sangat wajar, jika kita melihat manusia bertipe Manusia Pikiran tidak mendapat apresiasi secuilpun dari manusia bertipe Manusia Tubuh, atau jika kita melihat manusia bertipe Manusia Spiritual tidak mendapat apresiasi yang semestinya dari manusia bertipe Manusia Pikiran, atau juga sebaliknya kita melihat manusia bertipe Manusia Tubuh selalu dipandang "dangkal" oleh manusia bertipe Manusia Pikiran dan juga dipandang dengan sorot mata "kasihan" oleh manusia bertipe Manusia Spiritual.

"Semua ada frekuensi batin dan denyut resonansinya masing-masing".

 ❁ بارك الله فيكم أجمعين والله أعلمُ بالـصـواب ❁
     web.facebook.com/qsantri.eu.org

إرسال تعليق

Beri masukan dan tanggapan Anda tentang artikel ini secara bijak.

أحدث أقدم
Sidebar ADS
Sidebar ADS
Sidebar ADS