Sidebar ADS

MENDAPATKAN SAHABAT YANG BAIK ITU RIZKI

MENDAPAT SAHABAT YANG BAIK ITU RIZKI 

Pergaulan adalah bentuk interaksi individu terhadap sesama dan lingkungan. Pergaulan yg baik menurut para Ulama adalah pergaulan yg menguntungkan sisi keduniawian dan keukhrawian. Hal ini karena kita manusia mahluk sosial dan mahluk tuhan yg memiliki tanggungjawab dunia dan tanggungjawab akhirat, yg harus seimbang.

Pergaulan juga akan membentuk kepribadian sesorang, dalam Kitab Ta'limul Muta'allim Thariq At-Ta'allum, Imam Burhanuddin Ibrahim Az-Zarnuji Al-Hanafi Al-Maturidi atau Imam Az-Zarnuji rahimahullah (wafat 1223 M di Bukhara Uzbekistan), menyebutkan bahwa : "jika kau ingin melihat kepribadian seseorang, maka lihat dgn siapa ia bergaul", sifat tabiat seseorang tidak jauh beda dgn kelompok atau kawan bergaulnya. Secara alami, seseorang akan tidak nyaman dgn orang yg tidak sejalan dan sepemikiran, itu sebabnya ia akan memilih rekan dan kawan bergaul yg sepadan dengannya.

Seseorang yg sering mendatangi majelis para ulama dan mendengarkan nasehat (kata² bijak) dari para hukama’, maka hatinya akan selalu tenang, tenteram dan selalu ruang hidupnya tersinari cahaya hidayah Allah subhanahu wa ta'ala. Hatinya basah, tidak keras. 

Maka, saat hati dalam kondisi seperti ini, ia selalu ingin dekat dgn Allah subhanahu wa ta'ala dan senang melakukan kebaikan², seperti suka menolong orang lain yg sedang susah, tidak bakhil terhadap harta yg dimiliki, dan mudah tersentuh untuk senantiasa melakukan kebaikan tanpa mengharap imbalan.

Ada riwayat hadits sbg berikut :

جالِسُوا الكبَراءَ وسائِلُوا العُلَماءَ وخالِطُوا الحكَماءَ. (حديث صحيح رواه الطبراني)

"Hendaknya kalian duduk bersama kubaro' (orang² besar), bertanyalah kepada ahli ilmu ('ulama), dan berkawanlah dgn hukana' (orang² yg bijak)". (HR. Imam Ath-Thabrani rahimahullah wafat 819 M di Isfahan Iran).

Dalam keterangan lainnya, hadits tsb juga diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi rahimahullah (wafat 892 M di Tirmidz Uzbekistan) yg sumber riwayat dari Imam Abu Hanifah rahimahullah (wafat 767 M di Baghdad Irak).

Menurut redaksi dari riyawat lainnya :

جَالِسِ الْعُلَمَآءَ وَصَاحِبِ الْحُكَمَآءَ وَخَالِطِ الْكُبَرَآءَ

“Bergaullah dgn ulama’; temanilah hukama’ dan bercampurlah dgn kubara" 

Redaksi lainnya, yg termaktub dalam Kitab Tanbih Al-Khawathir Wa Nuzhat An-Nawadhir, karya Abu Al-Husain Warram bin Abi Firas bin Hamdan Al-Maliki An-Nakha'i Al-Hilli rahimahullah (wafat 1208 M dan Kitab Rabi' Al-Abrar Wa Nushush Wal Akhyar (3/403) karya Imam Abul Qosim Muhammad bin ‘Umar bin Muhammad bin ‘Umar Al-Khawarizmi atau Imam Az-Zamakhsyari rahimahullah wafat 1143 M di Jurjaniyah, Khawarizm) adalah :

جَلاءُ القُلوبِ اِسْتِمَاعُ اَلْحِكْمَةِ وَ صَدَاؤُهَا اَلْمَلاَلَةُ وَ اَلْفُتُورُ

"Lunaknya hati itu dengan mendengarkan hikmah atau nasihat . Dan yg mengerasnya hati itu karena menuruti rasa bosan dan jenuh".

Teks² hadits diatas, sesuai dgn sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, yg termaktub dalam Kitab Nashaihul Ibad (halaman 10) karya Syaikh Nawawi Al-Bantani rahimahullah (wafat 1897 M di Jannatul Ma'la Mekkah) :

عَلَيْكُمْ بِمُجَالَسَةِ العُلَمَاءِ وَاسْتِمَاعِ كَلاَمِ الحُكَمَاءِ, فَإِنَّ اللهَ تَعَالَى يُحْيِى القَلْبَ الْمَيِّتَ بِنُوْرِ الحِكْمَةِ كَمَا يُحْيِى اْلأَرْضَ الْمَيِّتَ بِمَاءِ الْمَطَرِ

“Kalian seharusnya bergaul dgn ulama dan mendengarkan wejangan hukama’ (ahli hikmah), karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala menghidupkan kembali hati yg mati dgn cahaya hikmah, sebagaimana menghidupkan kembali tanah yg mati (gersang) dgn air hujan”. 

Hadits diatas, merupakan pesan Lukman Hakim kepada putranya, yg termaktub dalam Kitab Mu'jamul Kabir (juz 8/199) karya Imam Ath-Thabrani rahimahullah dan Kitab Kanzul 'Ummal (juz 10 /170)

Dalam kaitannya dgn tiga istilah :

a. ‘Ulama’, yaitu orang ‘alim (berilmu) yg mengetahui hukum² Allah subhanahu wa ta'ala dan hanya takut kepada Allah subhanahu wa ta'ala.

b. Hukama’, yaitu orang ‘alim yg mengetahui Dzat saja. Bercampur atau bergaul dgn mereka ini, perangai dan karakter kita menjadi terdidik, karena hati mereka bersinar cahaya makrifat (mengenali Allah dan rahasia²-Nya), dan dari jiwa mereka membias sinar keagungan Allah subhanahu wa ta'ala.

c. Kubara’, yaitu orang yang memiliki kedua-duanya.

Dalam kitab Kifayatul Atqiya' Wa Minhajul Ashfiya' Syarah Hidayatul Adzkiya', karya Syaikh Abu Bakar Utsman bin Muhammad Syatha Ad-Dimyathi Asy-Syafi'i Al-Asy'ari Al-Makki rahimahullah (wafat 1892 M di Jannatul Ma'la Mekkah) dikisahkan :

Ada sebuah cerita tentang seorang laki² yg datang kepada Imam Hasan Al-Bashri rahimahullah (wafat 728 M, Basrah, Irak), lelaki itu mengadu pada Imam Hasan Al-Bashri bahwa ia mengaku adalah seorang lelaki yg tiap malamnya begadang, pada saat malam tiba, ia juga mengaku ia sangat ingin untuk melakukan sholat malam, namun tak satu malam pun ia dapat sholat malam. 

Kemudian ia bertanya tentang hal ini pada Imam Hasan Al-Bashri, menjawab : "dirimu terbelenggu dosa yg kau lakukan, maka datanglah pada orang yg tahu 'penyakit hatimu', agar engkau mendapat obatnya". 

Lelaki itu pun tahu apa yg harus ia lakukan, selalu bertemu Imam Hasan Al-Bashri untuk mengikuti pengajian dan mempertanyakan ihwal keadaan dirinya dalam beribadah pada Allah subhanahu wa ta'ala.

خرج البزار عن ابن عباس رضي الله تعالى عنه قال قيل: يا رسول الله أي جلسائنا خير؟ قال:”من ذكركم بالله رأيته، وزاد في علمكم منطقه، وذكركم بالآخرة عمله

Imam Al-Bazzar (Al-Hafiz Abu Bakar Ahmad bin 'Amr bin 'Abdul Khaliq bin Kholad bin Ubaidillah Abu Bakar Al-'Atiki Al-Bashri wafat 903 M di Ramlah Israel) rahimahullah, meriwayatkan dari sahabat Abdullah ibn Abbas Radhiyallahu Anhu (wafat 687 M di Thaif), beliau berkata : ”Pernah ditanyakan kepada Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam, “Ya Rasulullah, siapakah teman yg paling layak kita jadikan teman duduk ?” Beliau menjawab, “Sebaik² orang yg layak kalian jadikan teman duduk yaitu : 1. Orang yg mengingatkan kalian kepada Allah saat kalian melihatnya, 2. Orang yg ucapannya dapat menambah ilmu pengetahuan dalam dirimu., 3. Orang yg ilmunya mengingatkan kalian kepada akhirat".

Oleh karena itu, hendaknya kita memohon kepada Allah subhanahu wa ta'ala, agar kita dikumpulkan bersama orang² pilihan dan orang² shaleh, baik di dunia terutama kelak di akhirat. 

Berikut adalah doa Sayyidina Umar bin Khattab radliyallahu anhu (wafat 644 M di Masjid Nabawi Madinah), untuk memohon kepada Allah subhanahu wa ta'ala, agar dikumpulkan bersama orang² shaleh. 

اَللَّهُمَّ تَوَفَّنِيْ مَعَ اْلأَبْرَارِ وَلَا تَخْلُفْنِيْ فِيْ اْلأَشْرَارِ وَأَلْحِقْنِيْ بِاْلأَخْيَارِ

“Ya Allah, wafatkanlah saya bersama orang² yg baik, dan janganlah Engkau tinggalkan saya bersama orang² yg buruk, serta pertemukanlah saya dgn orang² pilihan.” (HR. Imam Bukhari rahimahullah wafat 870 M di Bukhara Uzbekistan dalam kitab Adabul Mufrad)


❁ بارك الله فيكم أجمعين والله أعلمُ بالـصـواب ❁
        

إرسال تعليق

Beri masukan dan tanggapan Anda tentang artikel ini secara bijak.

أحدث أقدم
Sidebar ADS
Sidebar ADS
Sidebar ADS