Sidebar ADS

TERCELANYA MEMBANGGAKAN NASAB ‼️

TERCELANYA MEMBANGGAKAN NASAB 


Sungguh sesuatu sikap yang sangat bertentangan, sesuatu sikap yang sangat dilarang, bahkan Rasulullah SAW sendiri pernah menyamakan sifat seperti inilah yang dulunya di terapkan masa jahiliyah yang mereka itu saling membanggakan keturunan.

Zaman sekarang sudah menjadi sebuah kebiasaan bagi seseorang dengan sesuatu hal yang sangat dilarang Rasulullah SAW yaitu membanggakan keturunan.

Saling mengunggulkan nasab dan mencela nasab orang lain, serta membanggakan keturunan sendiri tak ubahnya seperti kebiasaan orang jahiliyah dimasa lalu.

Sang junjungan alam Baginda Rasulullah SAW pernah bersabda,

ﻭﻋﻦ ﺳﻠﻤﺎﻥ، ﻋﻦ ﻧﺒﻲ اﻟﻠﻪ - ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ - ﻗﺎﻝ: " «ﺛﻼﺛﺔ ﻣﻦ اﻟﺠﺎﻫﻠﻴﺔ: اﻟﻔﺨﺮ ﻓﻲ اﻷﺣﺴﺎﺏ، ﻭاﻟﻄﻌﻦ ﻓﻲ اﻷﻧﺴﺎﺏ، ﻭاﻟﻨﻴﺎﺣﺔ» ". ﺭﻭاﻩ اﻟﻄﺒﺮاﻧﻲ ﻓﻲ اﻟﻜﺒﻴﺮ

"Ada tiga dari bagian jahiliyah, membanggakan keturunan, mencela nasab dan meratapi kematian." (HR Thabrani dari Salman)

Dihadits yang lain dari Abu Hurairah ra, juga demikian, membanggakan keturunan merupakan hal yang tidak akan pernah ditinggalkan oleh umatnya Nabi SAW, sesuai hadits.

ﻭﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﻫﺮﻳﺮﺓ، ﻋﻦ اﻟﻨﺒﻲ - ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ - ﻗﺎﻝ: " «ﺃﺭﺑﻊ ﻓﻲ ﺃﻣﺘﻲ ﻟﻴﺲ ﻫﻢ ﺑﺘﺎﺭﻛﻴﻬﺎ: اﻟﻔﺨﺮ ﻓﻲ اﻷﺣﺴﺎﺏ، ﻭاﻟﻄﻌﻦ ﻓﻲ اﻷﻧﺴﺎﺏ، ﻭاﻟﻨﻴﺎﺣﺔ» " ﻗﻠﺖ: ﻫﻮ ﻓﻲ اﻟﺼﺤﻴﺢ ﺑﺎﺧﺘﺼﺎﺭ. ﺭﻭاﻩ اﻟﺒﺰاﺭ، ﻭﺇﺳﻨﺎﺩﻩ ﺣﺴﻦ.

Dan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Hal yang tidak akan ditinggalkan oleh umatku, bangga dengan keturunan, mencela nasab orang lain dan meratapi kematian." (HR Al Bazzar, sanadnya Hasan)

Rasulullah SAW pernah mengatakan, jika beliau lebih senang dengan orang yang tidak memiliki nasab dari orang besar, yang namun amalannya berguna bagi orang ramai.

"Saya lebih senang dengan orang yang tidak memiliki nasab keturunan orang besar tapi ilmu dan amalnya berguna bagi banyak orang."

Cendekiawan Muslim Abdul Moqsith Ghazali pernah mengatakan: “Di depan manusia, seseorang bisa mulia karena nasabnya. Sementara di depan Allah, seseorang hanya mulia karena taqwanya.”

Dari perkataan tersebut sesuai dengan hadist;

ﻭﻣﻦ ﺑﻄﺄ ﺑﻪ ﻋﻤﻠﻪ ﻟﻢ ﻳﺴﺮﻉ ﺑﻪ ﻧﺴﺒﻪ 

"Barang siapa yang amalnya telat maka tidak dapat mempercepat kedudukan nasabnya" (HR Muslim)

Beberapa ulama menjelaskan makna hadist ini:

1. Imam An-Nawawi:

ﻣﻌﻨﺎﻩ ﻣﻦ ﻛﺎﻥ ﻋﻤﻠﻪ ﻧﺎﻗﺼﺎ ﻟﻢ ﻳﻠﺤﻘﻪ ﺑﻤﺮﺗﺒﺔ ﺃﺻﺤﺎﺏ اﻷﻋﻤﺎﻝ ﻓﻴﻨﺒﻐﻰ ﺃﻥ ﻻﻳﺘﻜﻞ ﻋﻠﻰ ﺷﺮﻑ اﻟﻨﺴﺐ ﻭﻓﻀﻴﻠﺔ اﻵﺑﺎء ﻭﻳﻘﺼﺮ ﻓﻲ اﻟﻌﻤﻞ

"Maknanya, seseorang yang amalnya kurang tidak dapat menyusul kedudukan orang-orang yang banyak amalnya. Dianjurkan agar tidak bersandar pada kemuliaan nasab dan keagungan leluhur, tapi lalai dalam beramal" (Syarah Muslim)

2. Al-Mubarakfuri

ﻭﺷﺎﻫﺪ ﺫﻟﻚ ﺃﻥ ﺃﻛﺜﺮ علماء اﻟﺴﻠﻒ ﻭاﻟﺨﻠﻒ ﻻ ﺃﻧﺴﺎﺏ ﻟﻬﻢ ﻳﺘﻔﺎﺧﺮ ﺑﻬﺎ ﺑﻞ ﻛﺜﻴﺮ ﻣﻦ ﻋﻠﻤﺎء اﻟﺴﻠﻒ ﻣﻮاﻝ ﻭﻣﻊ ﺫﻟﻚ ﻫﻢ ﺳﺎﺩاﺕ اﻷﻣﺔ ﻭﻳﻨﺎﺑﻴﻊ اﻟﺮﺣﻤﺔ ﻭﺫﻭﻭ اﻷﻧﺴﺎﺏ اﻟﻌﻠﻴﺔ اﻟﺬﻳﻦ ﻟﻴﺴﻮا ﻛﺬﻟﻚ ﻓﻲ ﻣﻮاﻃﻦ ﺟﻬﻠﻬﻢ ﻧﺴﻴﺎ ﻣﻨﺴﻴﺎ

"Saksinya, bahwa kebanyakan ulama Salaf dan Khalaf tidak memiliki nasab yang mereka banggakan. Bahkan banyak dari ulama Salaf yang berasal dari budak yang dimerdekakan. Tapi mereka menjadi pemimpin umat dan sumber kasih sayang. Sementara mereka yang memiliki nasab mulia, yang tidak seperti di atas karena kebodohannya, mereka terlupakan dan dilupakan" (Tuhfah Al-Ahwadzi Syarah Sunan Tirmidzi)

❁ بارك الله فيكم أجمعين والله أعلمُ بالـصـواب ❁

إرسال تعليق

Beri masukan dan tanggapan Anda tentang artikel ini secara bijak.

أحدث أقدم
Sidebar ADS
Sidebar ADS
Sidebar ADS